Crypto
Tiga Alasan Harga Ethereum Berisiko Turun 25% di Juni 2022
Gabungan faktor fundamental dan teknikal menyebabkan nilai token asli Ethereum (ETH) mengalami penurunan lebih dari setengahnya pada tahun 2022. Selain kehilangan nilainya terhadap Bitcoin (BTC), ETH juga sekarang disematkan di bawah $ 2.000.
Dengan kondisi tersebut, harga ETH berisiko mengalami kerugian yang lebih besar di bulan Juni. Berikut 3 alasannya
1. Ethereum kehilangan modal
Menurut laporan pasar mingguan CoinShares yang diterbitkan 31 Mei 2022, investor telah menarik $ 250 juta dari dana investasi berbasis Ethereum pada tahun 2022.
Arus keluar besar-besaran dari ETH ini bertolak belakang dengan koin lainnya. Misalnya Bitcoin yang malah mendapatkan kucuran dana investasi senilai $ 369 juta. Atau protokol blockchain layer satu yang bersaing dengan Ethereum, Solana dan Cardano, masing-masing mendapatkan dana segar senilai $ 104 juta dan $ 9 juta.
Penarikan dana dari Ethereum ini adalah tanda bagaimana jatuhnya TerraUSD (UST) dan Terra (LUNA) berdampak pada berkurangnya minat investor untuk menanamkan modalnya di sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi) secara keseluruhan yang merupakan andalan Ethereum.
Prospek bullish ETH tetap terpaku pada ledakan di pasar DeFi karena blockchain Ethereum menampung sebagian besar aplikasi keuangan di sektor ini. Per 5 Juni, total nilai yang dikunci (TVL) di dalam aplikasi berbasis Ethereum adalah $ 68,71 juta, hampir 65% dari total TVL DeFi.
Namun, TVL ini masih mencerminkan kemunduran besar-besaran dari pool DeFi Ethereum, yang sebelum runtuhnya Luna Classic (LUNC) dan TerraUSD Classic (USTC) pada 9 Mei lalu berkisar sekitar $ 100 miliar.
Baca juga: Analisis Nilai Bitcoin yang Kembali Masuk ke Harga $ 30.000
Menurut Ilan Solot dari Tagus Capital, dampak sentimen kebijakan The Fed ditambah dengan outlook terhadap sektor DeFi yang lebih hati-hati, penurunan nilai ETH diprediksi masih akan berlanjut di sepanjang Juni ini.
Kepada Financial Times, Solot mengatakan jika The Fed menaikkan suku bunga dana federal untuk mengencangkan atau membatasi jumlah uang beredar dan orang-orang harus membayar $ 4,5 per galon gas, maka mereka akan memiliki dana yang lebih sedikit untuk berinvestasi di DeFi atau dibelanjakan untuk permainan blockchain.”
2. Teknikal yang lamban
Perilaku perdagangan sejak Mei juga memberikan prospek bearish untuk Ethereum.
Secara rinci, Ether telah berfluktuasi dalam area yang ditentukan oleh support garis tren horizontal dan resistensi garis tren turun. Polanya kurang lebih terlihat seperti “segitiga menurun”, pola bearish yang berkelanjutan yang terbentuk ketika downtrend.
Bila dibaca menurut aturan analisis teknis, pola segitiga akan mengalami resolve setelah harganya dengan pasti menembus di bawah garis tren dukungannya dan kemudian turun setinggi ketinggian maksimum segitiga.
Jika, harga ETH berada lebih rendah dibawah garis segitiga terbawah, maka nilainya pada Juni ini berisiko jatuh menuju $ 1.350 atau turun sekitar 25% dibandingkan harga hari ini.
Baca juga: Persib Luncurkan Fan Token Kripto Ikuti Jejak AC Milan dan Barcelona FC
3. Cadangan ETH di bursa meningkat
Merujuk data CryptoQuant, jumlah total saldo Ether di bursa kripto secara global telah meningkat sebesar 550.459 ETH sejak Mei. Saldo senilai hampir $ 950 juta itu masuk ke hot wallet, Ether sejak awal bencana Terra.
Biasanya, pedagang mengirim token ke bursa saat mereka ingin menukarkannya dengan aset lain. Dengan demikian, tekanan jual kemungkinan akan meningkat, jika tren turun dalam cadangan ETH di bursa mulai berbalik arah.