Market News
Tips Mengatasi Faktor Emosi Ketika Trading
Kenali beberapa faktor emosi ini untuk mencegah terjadinya tindakan tidak rasional saat melakukan trading. Pada suatu hari kita dihadapkan pada sebuah pilihan investasi, dimana tanpa kita sadari, bahwa kondisi emosi kita sedang kurang bagus seperti yang kita harapkan. Mungkin inilah yang sering menjadi penyebab kenapa kita selalu melakukan kebiasaan aneh dan terkadang membuat kita untuk mengambil sesuatu yang tidak rasional.
Ini faktor emosi yang kadang membuat trader sering mengambil keputusan yang tidak rasional:
Takut Akan Menyesal
Perasaan takut akan sebuah penyesalan adalah sebuah kondisi dimana sisi emosi seorang trader sedang dipengaruhi, seorang trader akan tersadar ketika dia telah membuat sebuah kesalahan.
Contoh : Seorang trader telah melakukan pembelian sebuah aset, dan terpaku pada harga dimana dia melakukan buy. Ketika harga bergerak jauh menurun, secara tidak sadar dia terlibat secara emosional dengan harga pada saat dia melakukan Buy.
Maka, dia mencoba untuk tidak menutup posisi tradingnya tersebut. Karena untuk menghindari penyesalan telah membuat sebuah keputusan trading yang salah. Dia juga merasa malu bila posisinya yang loss diketahui orang lain.
Dengan situasi dan kondisi seperti itu, sebetulnya apa yang harus kita lakukan… ? Anda dapat ilustrasikan kondisi tersebut dengan bertanya pada diri anda sendiri, “Apakah saya akan kembali melakukan buy kembali pada posisi yang sudah loss ini saya tutup ?”
Jika jawabannya adalah tidak, maka ini adalah waktunya untuk menutup posisi anda. Ketakutan akan rasa menyesal dan malu mengakui sebuah kesalahan terkadang malah membawa kita mendapatkan penyesalan yang lebih berat.
Terjerat Oleh Situasi Market
Kita terkadang cenderung terpengaruh secara emosional terhadap kondisi market yang sedang bagus ataupun buruk. Perbedaan situasi market seperti ini seringkali berdampak banyak kepada sisi emosional seorang trader. Sedangkan investor cenderung optimis ketika market sedang booming. Hasilnya, mereka menjadi lebih sabar untuk menunggu sampai mendapatkan profit yang lebih besar. Namun ketika dihadapkan pada kondisi market yang dilanda resesi, tanpa ragu-ragu mereka dengan cepat menjual posisinya agar mendapatkan profit yang kecil.
Over Confidence
Kita terkadang sering memandang diri kita sendiri terlalu tinggi. Ketika kita berhasil melakukan beberapa kali trading yang sukses secara berturut – turut, kita merasa bahwa kita bisa mengalahkan market. Kondisi emosional seperti ini biasanya akan berujung pada posisi trading yang berlebihan, biaya komisi trading yang besar, serta kemungkinan loss yang lebih besar pula.
Kesimpulan
Tingkah – laku para pelaku pasar ini biasa disebut behavioral economic. Banyak studi yang dilakukan untuk mengamati kejadian-kejadian seperti ini. Dan hasilnya, behavioral economic seperti ini seringkali berbenturan dengan teori ekonomi akademis. Dari uraian diatas, bisa dikatakan bahwa musuh besar kita adalah diri kita sendiri. Kenali kondisi seperti apa yang membuat kita menjadi hilang kontrol atas diri kita sendiri.
Dengan memahami apa yang terjadi dengan sisi emosional kita ketika trading, diharapkan kita dapat menghindari kesalahan–kesalahan trading seperti ini secara berulang–ulang.