Walau berawal kurang mulus, Uniswap V3 telah berhasil mendapatkan gelar baru di pasar bursa terdesentralisasi atau DeX.
Uniswap V3 telah berhasil mengalami apresiasi dalam volume perdagangan dan membawanya ke peringkat kedua dalam peringkat DeX.
Uniswap V3 Meraih Gelar Baru
Sejak 5 Mei 2021, versi ketiga dari Uniswap telah mengalami apresiasi yang cukup signifikan dalam volume transaksi per minggu.
Saat ini Uniswap V3 juga telah berhasil melewati SushiSwap menurut data dari Messari dan menjadi DeX kedua terbesar di Blockchain Ethereum .
Dikabarkan bahwa saat ini volume transaksi per minggunya adalah sekitar $6,5 Miliar atau Rp93,5 Triliun.
Saat ini Uniswap V3 mendapatkan gelar peringkat kedua walau baru saja meluncur kurang dari sebulan, satu peringkat di bawah Uniswap V2.
Uniswap V2 masih terlihat memimpin peringkat DeX di Blockchain Ethereum dengan transaksi per minggu yang mencapai $12,2 Miliar atau Rp175,6 Triliun .
Pertumbuhan ini terlihat oleh salah satu peneliti pada Messari bernama Ryan Watkins yang memprediksi :
“Dengan pertumbuhannya saat ini, volume transaksi Uniswap V3 dapat melewati volume Uniswap V2 pada akhir tahun. Hal yang mencengangkan dari Uniswap V3 adalah modalnya yang relatif jauh lebih kecil namun pertumbuhannya yang lebih cepat dari V2.”
Saat ini mayoritas DeX sedang mendapatkan sentimen positif terutama dengan ketetarikan terhadap crypto dan blockchain yang semakin mendalam.
Persaingan DeX
SushiSwap, yang saat ini berada di peringkat ketiga pada DeX di Blockchain Ethereum dengan jumlah transaksi per minggu berada di $5,6 Miliar atau Rp80,6 Triliun.
Dalam jumlah yang terkunci atau TVL, saat ini SushiSwap juga masih kalah dengan Uniswap dimana TVL nya berada hampir 50% di bawahnya .
Walau saat ini kondisi pasar sedang turun, persaingan ini juga tetap ketat akibat persaingan volumenya yang relatif mirip dengan kondisi pasar saat baik.
Ryan Watkins menyatakan bahwa Uniswap V3 telah mencapai sekitar 81% dari keseluruhan volume transaksi pada Uniswap V2.
Kondisi ini sangat menakjubkan akibat jumlah TVLnya yang berada 15% di bawah V2 namun dengan pertumbuhan yang lebih cepat.
Ia menambahkan saat ini Uniswap V3 memiliki penggunaan TVL untuk likuiditas lebih dari V2.
Penggunaan tersebut adalah sekitar lima kali lipat lebih banyak, menandakan lebih banyaknya volume.
Setelah peluncurannya, Uniswap V3 diberikan gelar sebagai ‘Uniflop’ . Flop sendiri berarti adalah kegagalan menurut bahasa tidak baku di Bahasa Inggris.
Hal tersebut disebabkan banyaknya kerumitan dalam sisi operasional dan biaya transaksinya yang diprediksi lebih tinggi dari V2.
Platform tersebut terlihat telah berhasil meninggalkan gelar tersebut akibat banyaknya perkembangan yang cukup pesat.
Kesuksesan ini telah berhasil membawa pangsa pasar dari Uniswap menuju 61% dibandingkan DeX pada Ethereum lainnya.
Nampaknya Uniswap masih terus berjaya. Jika biaya transaksi Ethereum mulai turun, Uniswap dapat terus unggul meninggalkan Pancakeswap.
sumber.