Connect with us

Blockchain

Virginia Rencanakan Pakai Blockchain di Pemilu

Published

on

Penggunaan blockchain kini makin berkembang dan meluas, tidak lagi hanya digunakan untuk kepentingan perbankan, bisnis perusahaan, transaksi mata uang digital tetapi sudah bisa dimanfaatkan untuk bidang pemerintahan.Salah satunya adalah pemilu, rencana ini tengah digodok oleh Badan Legislatif negara bagian Amerika Serikat yakni Virginia.Otoritas terkait dari negara tersebut berupaua untuk mempelajari blockchain untuk meningkatan pemilihan dan voting.  Untuk mendukung rencana tersebut, ada RUU baru yang meminta studi lebih lanjut tentang pemilihan berbasis blockchain telah muncul di Virginia’s General Assembly.

RUU ini bersama dengan House 23, meminta departemen pemilihan untuk menentukan apakah teknologi blockchain harus dipertimbangkan untuk mengamankan catatan pemilih dan hasil pemilu.

Baca juga : Asuransi Kesehatan Amerika Ini Berencana Pakai Blockchain

Pelindung RUU ini adalah delegasi negara dan spesialis keamanan siber Hala Ayala (D-51). Saat ini RUU sedang menunggu penugasan komite, dan memiliki jalan panjang untuk berpotensi menjadi hukum. Namun, jika itu terwujud  bisa mengubah cara pemilihan dari delapan juta orang.

Prinsip undang-undang saat ini, departemen harus menentukan apakah biaya dan manfaat menggunakan teknologi blockchain lebih besar dibanding biaya registrasi konvensional dan langakha-langkah dalam keamanan pemilu. Departemen juga diharapkan membuat rekomendasi tentang bagaimana menerapkan teknologi tersebut.

Negara tetangga, Virginia Barat adalah negara bagian pertama yang menawarkan pemungutan suara berbasis blockchain dalam pemilihan federal. Pada bulan mei 2019, pemilihan di Virginia Barat telah menyelesaikan pemungutan suara yang didukung pemerintah dalam sejarah Amerika Serikat.

Negara yang Menggunakan Blockchain di Pemilu

Selain Virginia, suda ada negara yang menggunakan blockchain sebagai sistem untk melakukan pemungutan suara. Contohnya adalah Siera Leona, negara yang berada di Afrika Barat menjadi negara pertama yang menggunakan blockchain untk pemilu.

Sierra Leone ingin menciptakan lingkungan kepercayaan dan transparansi dengan para pemilih dalam pemilihan yang kontroversial. Dengan menggunakan blockchain sebagai alat untuk mencatat surat suara dan hasilnya secara abadi, negara ini menciptakan legitimasi dalam pemilihan dan mengurangi kejatuhan dari partai-partai oposisi.

Kemudian ada Rusia, pihak berwenang Moskow merencanakan dan meluncurkan proyek percontohan sistem pemilihan elektronik berbasis blockchain pada Juni 2019. Proyek ini dilakukan dengan bermitra dengan Komisi Pemilihan Kota Moskow dan Departemen Teknologi Informasi Moskow (DIT). Mereka memberikan dukungan yang diperlukan untuk pengujian proyek.

Departemen IT Moskow berfungsi di bidang IT dan juga mengikuti kebijakan Kota Moskow. Ini memastikan koordinasi lintas industri dari otoritas eksekutif kota lainnya.

Sistem berbasis blockchain bukanlah sistem pengganti sistem pemungutan suara biasa. Tapi merupakan bentuk pemungutan suara lain yang digunakan oleh Moskow. Duma Rusia menyimpan hasil e-voting dengan bantuan Distributed Ledger Technology (DLT). Ini membantu dalam meningkatkan transparansi dalam pemilihan dan menghilangkan perantara dalam proses pemilihan.

Sumber

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular