Blockchain
Yuk, Mengenal NFT Music dan Perkembangannya di Industri Musik Saat Ini!

Setelah berhasil mencuri perhatian pelaku industri seni visual dan game, NFT mulai diadopsi di industri musik. Kini, sudah mulai banyak musisi yang akhirnya memadupadankan karya musik mereka bersama canggihnya teknologi kriptografi. Sebut saja Kings of Leon, salah satu band yang merilis albumnya yang bertajuk “When You See Yourself” sebagai NFT music.
Biar nggak makin penasaran dengan NFT di industri musik, yuk, baca selengkapnya!
Bagaimana Kehadiran NFT di Industri Musik?
Sama dengan halnya pada aset kripto lainnya, NFT atau Non-Fungible Token didukung oleh sistem buku besar terpusat yang bernama blockchain. Nah, dengan adanya sistem ini, semua informasi penting yang terjadi dicatat. Mulai dari siapa kali yang membuat, waktu transaksi, bahkan apa yang telah dipertukarkan dicatat. Satu yang menjadi penting dari sistem ini adalah semuanya dicatat runtut dari waktu ke waktu dan tidak bisa dirusak maupun direplikasi oleh siapapun.
Adanya pengadopsian NFT di industri musik disinyalir menghadirkan era baru bagi para musisi dalam memasarkan karya mereka. Setidaknya belakangan tahun terakhir, musisi masih melakukan pemasaran karya mereka sebatas melalui penjualan album fisik, kemudian bergeser melalui streaming platform online (Spotify atau Apple Music) dan penjualan tiket konser.
Semua orang tau, pandemi COVID-19 yang masih berlangsung hingga kini membatasi ruang gerak banyak pihak. Industri musik adalah salah satu diantara pihak yang terdampak besar. Oleh sebab itu, awal tahun 2021 menjadi permulaan era baru untuk para musisi dalam memasarkan karya mereka menjadi sebuah karya digital yang sudah di tokenisasi.
Lalu, apa sih yang dimaksud dengan NFT music itu sendiri?
Apa itu NFT Music?
NFT music merupakan sertifikat digital yang memuat data keaslian yang berharga. Sertifikat ini menjadi istimewa karena Anda nggak perlu khawatir dengan hilangnya akses musik tersebut. Ya! Hal ini karena kepemilikan Anda tersebut akan selamanya tersimpan dalam blockchain. Apalagi keunggulan utama lainnya dari sistem blockchain yakni tidak dapat direplikasi.
Adapun NFT di industri musik tak hanya sebatas penjualan lagu saja, lho! Mereka bisa berbentuk video clip, audio visual, album, tiket, preview lagu yang belum dirilis, maupun artwork digital.
Baca juga: Wajib Tahu! Inilah Ragam Jenis NFT yang Diperjualbelikan
Bagaimana Cara Membuat NFT untuk Musik?
Lagu, video clip , audio visual maupun artwork digital yang akan Anda ubah menjadi NFT sebelumnya harus melalui proses upload disebut dengan istilah minting. Proses minting karya ini dilakukan pada NFT marketplace yang Anda pilih.
Di Indonesia, kini sudah hadir TokoMall, sebuah marketplace yang mendukung kreator untuk memamerkan karyanya. Berikut cara yang Anda harus lakukan:
- Sebelumnya daftarkan diri Anda sebagai Official Partner di www.mall.tokoscape.com dan memiliki wallet di metamask.
- Pertama, jangan lupa login terlebih dahulu ke akun metamask juga, ya. Setelah berhasil login, klik menu profil akun dan pilih klik menu unggah NFT.
- Pilih file yang akan Anda upload. Adapun format file yang bisa Anda upload antara lain JPG, PNG, GIF, SVG, MP4, WEBM, MP3. WAV, OGG, M4A, X-M4A.
- Tulis judul, serial NFT, dan juga deskripsi.
- Setelah berhasil membuat NFT-nya, Anda akan melakukan minting (upload karya di blockchain), nah, pada proses ini pastikan Anda memiliki BNB.
Baca juga Cara Minting Karya untuk Dijadikan NFT di TokoMall
Deretan Musisi yang Sudah Terjun ke Kancah NFT Music
Berikut beberapa musisi dari dalam negeri dan mancanegara yang sudah mentokenisasi karya musik mereka ke dalam bentuk NFT:
1. 3LAU
Produser dan juga Artis EDM, 3LAU berhasil menjual album “Ultraviolet” dalam bentuk NFT melalui situs lelang miliknya sendiri. Sebenarnya, album tersebut telah dirilis di tahun 2018 silam. Nggak main-main, pada bulan Februari 2021 3LAU berhasil menghasilkan uang sebesar US$ 11,3 juta dalam waktu kurang dari 48 jam! 33 penawar teratas yang berhasil mendapatkan album tersebut akan menerima vinyl NFT edisi khusus, musik yang belum dirilis, hingga lagu limited edition.
2. Kings of Leon
Selang sebulan berikutnya, 5 Maret 2021, Kings of Leon yang merupakan band rock legendaris juga merilis albumnya “When You See Yourself” dalam bentuk NFT. Adapun 3 paket token yang mereka tawarkan terdiri dari paket album spesial, paket nonton konser eksklusif, dan paket audio visual eksklusif. Kings of Leon juga merilis golden ticket yang menawarkan pengalaman nonton konser tak terlupakan. Oh iya, golden ticket ini pun menjadi tiket konser pertama yang dijual secara NFT, lho!
3. Mike Shinoda
Mike Shinoda, vokalis dari Linkin Park bersama rapper Iann Dior dan penyanyi UPSAHL merilis single dan rangkaian klip “Happy Ending” menjadi NFT eksklusif melalui Zora. Setidaknya beberapa karya dari 10 bagian yang dilelang berhasil terjual dengan harga US$6000!
4. Harlan Boer
Setelah banyak berbicara musisi besar mancanegara, kini saatnya berbicara musisi dalam negeri! Harlan Boer adalah salah satunya. Ia membuat video musik dari lagu “Siapa Saja Merekam Pop” dari album Penembak Bayaran yang dirilis pada 4 September 2021. Nah, video musik yang di-NFT-kan ini tersedia dalam 33 edisi terbatas.
Kian masifnya pengadopsian NFT di berbagai industri tak menutup kemungkinan akan semakin bertambahnya musisi yang menjadikan karya musik mereka sebagai NFT music. Tertarik untuk mengetahui seluk beluk NFT lebih dalam ataupun mengoleksi karya seni NFT-nya? Yuk, kunjungi https://mall.tokoscape.com/ sekarang juga!
Blockchain
Ridwan Kamil Siapkan Beasiswa Pendidikan Teknologi Blockchain

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengumumkan penawaran beasiswa pendidikan teknologi blockchain sebesar 2,2 miliar untuk anak muda di Indonesia. Kabar bahagia ini dia dapat setelah melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat pada tanggal 1-7 Mei 2023.
Ridwan Kamil mengungkapkan keberhasilannya dalam mendapatkan beasiswa tersebut saat menghadiri acara bakti sosial operasi katarak di RSUD Kiwari, Kota Bandung pada tanggal 9 Mei 2023. Dia menjelaskan bahwa kunjungannya ke luar negeri, khususnya ke Amerika Serikat, melibatkan 30 agenda yang sangat padat, dan salah satunya adalah memperoleh beasiswa pendidikan.
Selama di Amerika Serikat, salah satu agenda penting adalah mempresentasikan inovasi Jawa Barat sebagai provinsi terbaik dalam penamaan geografis dalam acara Third Session of the United Nations Group of Experts on Geographical Names (UNGEGN) di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Dalam forum tersebut, Ridwan Kamil memaparkan inovasi Jawa Barat dalam memanfaatkan sumber daya alam dalam mitigasi bencana gempa di Kabupaten Cianjur, dengan judul presentasi “Penggunaan Toponimi dalam Merespons Bencana Gempa di Kabupaten Cianjur.”
Beasiswa Pendidikan Blockchain

Baca juga: Bitcoin Bangkit: Investasi di 4 Altcoin Ini Jadi Pilihan Menarik
Selain itu, Gubernur Ridwan Kamil juga menjadi pembicara utama dalam forum dunia yang diadakan di Johns Hopkins University dan Columbia University. Dia mengungkapkan bahwa selama kunjungan tersebut, selain mengikuti konferensi internasional dan melakukan negosiasi bisnis, ia juga berhasil memperoleh beasiswa pendidikan teknologi blockchain sebesar Rp 2,2 miliar.
Ridwan Kamil menganggap keberhasilan memperoleh beasiswa pendidikan teknologi blockchain sebagai hadiah yang luar biasa bagi generasi Z untuk dapat terus belajar dan mengantisipasi dampak disrupsi digital seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan perdagangan aset kripto. Gubernur berharap agar generasi muda tidak menjadi korban atau objek dalam era perubahan tersebut.
“Teknologi Blockchain yang transparan dan trackable ini bisa merevolusi banyak hal, selain transaksi keuangan digital juga termasuk transparansi pelayanan publik seperti permasalahan sertifikat tanahnya kadang suka dobel-dobel. Dan banyak lagi potensi manfaatnya. Semoga bangsa kita melalui anak-anak Gen Z yang melek digital tidak selalu menjadi objek penderita tapi menjadi pemeran utama dalam setiap perkembangan disrupsi digital yang datang kepada kita. Aamiin,” tulis Ridwan di akun Twitter-nya.
Beasiswa pendidikan blockchain yang ditawarkan Ridwan Kamil ini akan disalurkan melalui Bitcoin Blockchain Academy di Jawa Barat yang diinisiasi salah satunya oleh GRN Energy dan MOON. Gubernur Ridwan Kamil juga akan menjadi pembicara utama selama acara Bitcoin Conference 2023 di Miami, AS pada 19 Mei 2023.
Bitcoin Conference 2023

Baca juga: Ethereum Kesulitan Capai U$ 1.900: Tiga Faktor yang Perlu Diperhatikan
Ridwan Kamil, akan berpartisipasi sebagai pembicara utama dalam Bitcoin Conference 2023, salah satu acara kripto terbesar di dunia, yang akan diadakan di Miami, Amerika Serikat pada 18-20 Mei mendatang.
Dalam postingan resminya, panitia Bitcoin Conference 2023 mengatakan kehadiran Ridwan Kamil dalam konfenresi akbar tersebut akan membahas mengenai masa depan adopsi dan penambangan Bitcoin (BTC) di Jawa Barat, yang berpenduduk sekitar 50 juta jiwa.
Gubernur Jawa Barat itu diagendakan akan berbicara di sesi Fireside Chat dengan tema “Indonesia Bitcoin Campaign” selama 15 menit pada 20 Mei mendatang. Ia akan berada di atas panggung Nakamoto Stage bersama Samson Mow yang merupakan CEO JAN3, sebuah perusahaan teknologi Bitcoin yang berfokus pada percepatan hyperbitcoinization.
itcoin Conference 2023 merupakan konferensi tahunan Bitcoin terbesar di dunia yang diselenggarakan oleh Bitcoin Magazine. Acara ini menjadi wadah untuk pengumuman terobosan terbesar dalam sejarah Bitcoin. Untuk menghadiri konferensi akrab ini selamatiga hari diperlukan tiket sebesar US$ 849-US$ 9.999 atau sekitar Rp 12 juta-Rp 148 juta.
Blockchain
Atasi Krisis Perumahan Afrika: Solusi dari Platform DeFi di Cardano

Empowa, platform keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang didukung oleh Cardano (ADA), yang berusaha meredakan krisis keterjangkauan perumahan di Afrika.
Dalam menghadapi tingkat pinjaman perumahan yang sangat tinggi yang menghambat pasar perumahan Afrika, Coinbase, bursa kripto terkemuka, telah menekankan bagaimana teknologi blockchain berpotensi untuk merevolusi situasi tersebut.
Coinbase telah memuji upaya inovatif dari Empowa, sebuah platform keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang berjalan di atas jaringan Cardano (ADA), yang berambisi untuk menyelesaikan krisis keterjangkauan perumahan di Afrika.
Empowa berkomitmen pada misi ambisius: memfasilitasi 1 juta keluarga Afrika menjadi pemilik rumah pintar berkelanjutan hingga tahun 2030. Mereka bertekad untuk mengubah pasar real estat yang saat ini dipenuhi dengan tingkat pinjaman perumahan yang tinggi. Sebagai contoh, di Zimbabwe, tingkat pinjaman perumahan hampir mencapai 45%, menurut data dari Empowa. Biaya finansial yang tinggi ini telah memperparah siklus perumahan yang tidak terjangkau di seluruh benua.
Bantu Negara Berkembang

Baca juga: Ripple (XRP) Diprediksi Bersiap untuk Kenaikan Harga, Ini Alasannya
Dalam whitepaper mereka, tim Empowa menekankan betapa seriusnya masalah ini, mencatat bahwa investasi rendah, suku bunga tinggi, dan durasi pinjaman pendek (jika pinjaman tersedia) telah mengakibatkan biaya modal yang tinggi. Laporan Tahunan Pusat Perumahan Terjangkau (CAHF) 2020 mencatat bahwa tingkat pinjaman perumahan di Zambia adalah 32%, sementara sekitar 25% di Guinea, Nigeria, dan Zimbabwe.
Pada 12 Mei 2023, Coinbase berbagi di Twitter tentang situasi pinjaman perumahan yang sangat tinggi di Mozambik, di mana tingkatnya telah mencapai 22%. Meski memiliki penghasilan yang memadai, banyak penduduk pesisir tidak bisa mendapatkan pinjaman perumahan karena pendapatan mereka bersifat informal, bukan gaji tetap. Akibatnya, banyak yang terpaksa tinggal di tempat tinggal sementara yang seringkali rentan terhadap angin topan.
Tingkatkan Penghasilan

Baca juga: Pasar Kripto Melonjak Tipis, Tanda Mulai Bangkit?
Empowa, bekerja sama dengan Casa Real, menggunakan NFT dan teknologi blockchain untuk mereformasi sistem pinjaman perumahan yang ketinggalan zaman ini, membuat perumahan lebih terjangkau bagi penduduk Mozambik. Melalui model pendanaan terdesentralisasi dan teknologi NFT, individu dapat membeli rumah tanpa perlu mengajukan pinjaman perumahan tradisional. Harga rumah tahan siklon di lokasi ini dimulai dari US$ 10.000, menjadikannya terjangkau bagi keluarga berpenghasilan rendah dan menengah.
Coinbase memilih untuk menyoroti masalah ini mungkin karena beberapa alasan. Pertama, untuk meningkatkan kesadaran tentang tantangan yang dihadapi oleh penduduk Afrika dalam mendapatkan perumahan terjangkau. Kedua, sebagai bursa kripto terkemuka, Coinbase menunjukkan potensi teknologi blockchain dan kripto dalam menyelesaikan masalah dunia nyata.
Ketiga, langkah ini mungkin menunjukkan minat Coinbase dalam menjelajahi peluang ekspansi pasar di wilayah seperti Mozambik. Terakhir, komitmen Coinbase terhadap tanggung jawab sosial perusahaan terbukti saat menggunakan pengaruhnya untuk menjelaskan masalah sosial dan mempromosikan solusi inovatif.
Blockchain
Microsoft Gabung ke Konsorsium Bangun Jaringan Blockchain Baru

Microsoft dan Goldman Sachs dilaporkan bergabung dengan beberapa perusahaan teknologi dan finansial untuk membentuk inisiatif sebuah konsorsium untuk membangun jaringan blockchain baru. Tujuan dari kolaborasi ini adalah untuk mempromosikan adopsi teknologi blockchain di berbagai sektor industri dan menyoroti potensi teknologi ini untuk mengubah cara bisnis beroperasi.
Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam konsorsium ini termasuk Microsoft, Goldman Sachs, IBM, JPMorgan, dan beberapa perusahaan lain. Mereka akan berbagi pengetahuan, sumber daya, dan pengalaman mereka untuk mendukung pengembangan dan implementasi solusi berbasis blockchain. Selain itu, konsorsium ini bertujuan untuk menciptakan standar yang akan membantu memastikan keamanan, keandalan, dan interoperabilitas teknologi blockchain.
Salah satu fokus utama dari konsorsium yang akan membangun jaringan blockchain, Canton Network ini adalah untuk membantu perusahaan dalam menghadapi tantangan yang muncul dalam adopsi teknologi blockchain. Beberapa tantangan ini termasuk kekurangan tenaga ahli, kebutuhan akan kebijakan dan standar yang jelas, serta masalah keamanan dan privasi yang terkait dengan teknologi ini.
Canton Network

Baca juga: Inflasi CPI AS Turun di Bulan April, Bitcoin Sempat Naik di Atas US$ 28K
Canton Network akan menjadi jaringan blockchain interoperable dengan privasi yang ditujukan untuk mereka yang bekerja dengan aset institusional. Ini akan memungkinkan sinkronisasi pasar keuangan yang “sebelumnya terkurung”.
Jaringan tersebut akan mulai menguji kemampuannya pada bulan Juli, yang meliputi kontrol privasi ekstensif dan kemampuan untuk mencapai skala dan kinerja yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan besar. Peserta dalam jaringan saat ini termasuk BNP Paribas, Cboe Global Markets, Aset Digital, Paxos, Microsoft, Goldman Sachs, Deloitte, dan lainnya.
Cathy Clay, wakil presiden eksekutif Cboe Global Markets – salah satu mitra dalam proyek tersebut – mengatakan bahwa, ketika dimanfaatkan, teknologi blockchain berpotensi “membuka” peluang baru di pasar.
“Tokenisasi aset dunia nyata dapat menawarkan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menciptakan infrastruktur pasar baru dan mendorong efisiensi dalam perdagangan produk di seluruh dunia,” jelas Clay dikutip Cointelegraph.
Adopsi Blockchain

Baca juga: Kenal Open Campus (EDU), Token Blockchain Pendidikan Basis Web3
Dengan berkumpulnya perusahaan-perusahaan raksasa seperti Microsoft dan Goldman Sachs dalam inisiatif ini, teknologi blockchain diharapkan mendapatkan dorongan besar dalam hal adopsi dan inovasi. Kolaborasi antara perusahaan teknologi dan finansial ini diharapkan akan menciptakan solusi yang lebih efisien dan transparan di berbagai industri, mulai dari perbankan hingga rantai pasokan dan sektor publik.
Inisiatif ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan besar semakin melihat potensi teknologi blockchain dan ingin berinvestasi dalam pengembangannya. Konsorsium blockchain diharapkan membantu mempercepat adopsi teknologi ini di seluruh dunia dan membawa manfaat bagi berbagai sektor ekonomi.
Selama bertahun-tahun, bank dan bisnis besar lainnya telah mengerjakan dan menilai aplikasi blockchain dengan harapan mereka akan menyederhanakan dan mempercepat beberapa prosedur mereka yang paling rumit.
Sementara itu, pasar blockchain global diperkirakan akan meningkat dari US$ 7,18 miliar pada tahun 2022 menjadi US$ 163,83 miliar pada tahun 2029, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 56,3% selama periode perkiraan, menurut data dari Fortune Business Insights.
-
Crypto1 week ago
Nabung Kripto Sekarang, Potensi Panen Cuan saat Halving Bitcoin
-
Market Analysis4 days ago
Mengapa Pasar Kripto dan Bitcoin Naik Hari Ini (29/5)?
-
Market Analysis2 weeks ago
Bitcoin Bangkit: Investasi di 4 Altcoin Ini Jadi Pilihan Menarik
-
Academy1 week ago
Mengenal Pepe (PEPE), Meme Coin yang Listing di Tokocrypto
-
Market Analysis2 days ago
Daftar Aset Kripto Potensi Bullish Akhir Mei 2023
-
Academy2 weeks ago
Kenal Floki (FLOKI), Aset Kripto yang Telah Listing di Tokocrypto
-
Market Analysis1 week ago
Mengapa Pasar Kripto Turun Hari Ini (25/5)?
-
Market7 days ago
Apa yang Terjadi pada Bitcoin dan Ethereum Jika AS Gagal Bayar Utang?