Finance
3 Jenis Investasi Jangka Pendek yang Cocok untuk Pemula

Investasi yang dikenal saat ini bukan hanya untuk jangka panjang saja. Ada pula jenis investasi jangka pendek yang bisa disesuaikan tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dengan jangka waktu yang lebih pendek. Waktu untuk mendapat keuntungan yang lebih singkat serta risiko yang lebih minim membuat jenis investasi ini banyak dipilih oleh orang.
Lebih lengkapnya, baca terus artikel ini, yuk!
Apa itu Investasi Jangka Pendek?
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, investasi jangka pendek adalah produk investasi di mana investornya menyetorkan sejumlah dana untuk dikelola dalam jangka waktu yang singkat. Sehingga dana dan potensi keuntungan yang ada dapat dicairkan dalam waktu yang pendek. Biasanya, orang-orang mencairkannya menjadi dana tunai dalam waktu 3 hingga 12 bulan.
Tujuan Investasi Jangka Pendek
Sama dengan halnya investasi jangka panjang, tentunya investasi jenis ini memiliki tujuannya tersendiri. Berikut kami hadirkan apa saja yang menjadi tujuannya:
1. Belajar Investasi
Kendati waktu yang dibutuhkan untuk melakukan investasi ini lebih singkat, maka cara ini bisa Anda ambil untuk belajar investasi apabila baru pertama kali ingin berinvestasi.
Yaps, investasi jangka pendek akan melatih Anda untuk menyisihkan uang di tiap bulannya. Dengan begitu, lama kelamaan Anda akan terbiasa dan akhirnya mampu untuk berinvestasi jangka panjang.
2. Punya Goals atau Wishlist Tertentu
Selain itu, investasi jangka pendek dapat Anda tempuh ketika memiliki goals atau wishlist tertentu. Misalnya jika Anda ingin membeli smartphone atau berlibur. Dengan ‘menabungkan’ uang Anda di instrumen investasi, tentunya Anda akan mendapatkan keuntungan dari portofolio yang ada.
Cara ini lebih menguntungkan jika dibanding dengan menabung di rekening biasa dan kesempatan Anda untuk mengambil uang secara tiba-tiba dapat dihindari.
Baca juga: Harus Tahu! Ini Dia Perbedaan Menabung dan Investasi

Ilustrasi tips investasi aset kripto agar selalu cuan.
3 Jenis Investasi Jangka Pendek
1. Deposito
Instrumen investasi jangka pendek ini memang sudah dikenal dan banyak digunakan orang-orang sejak dahulu. Deposito adalah produk tabungan di bank dengan menyetorkan dan mencairkan sejumlah dana dalam waktu yang singkat. Nah, untuk jangka waktu pencairan dananya sendiri dilakukan dengan kesepakatan antara pihak bank dan nasabah. Bisa dalam 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun.
Alasan kenapa instrumen investasi ini tepat untuk pemula adalah cenderung stabil dan beresiko rendah. Namun, memang karena hal itulah yang membuat bunga yang didapat akan sedikit.
2. P2P Lending
P2P Lending atau Peer to Peer Lending bisa disebut juga Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI). P2P Lending ini merupakan platform investasi yang mempertemukan orang yang membutuhkan pinjaman dan dengan orang yang ingin meminjamkan dana berbasis teknologi informasi.
Waktu periode investasinya dapat dipilih oleh investor. Mulai dari 6 bulan, 1 tahun, hingga 2 tahun. Nah, untuk keuntungannya sendiri didapat dari suku bunga pinjaman.
Kehadiran P2P Lending ini memang semakin berkembang pesat di beberapa tahun belakangan ini. Namun, untuk lebih aman, pastikan Anda memilih perusahaan fintech P2P Lending yang sudah diawasi oleh OJK langsung, ya!
Baca juga: Tips Kelola Gaji untuk Investasi Kripto #SiapLebihCuan Bareng Tokocrypto dan GoPay
3. Reksa dana
Reksa dana merupakan instrumen investasi yang memiliki mekanisme di mana dana dari investor akan dikelola secara profesional oleh Manajer Investasi (MI) untuk memperoleh keuntungan. Jenis-jenis dari reksa dana pun bermacam-macam dan bisa dipilih sesuai dengan tingkat risikonya, mulai dari tingkat risiko yang rendah, menengah, dan tinggi.
Adapun jenisnya antara lain: reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa dana campuran. Nah, jenis reksa dana pasar uang merupakan pilihan investasi jangka pendek sebab periode waktunya hanya satu tahun dan tingkat risikonya rendah.
Jadi, apakah Anda sudah menentukan jenis investasi jangka pendek yang akan dipilih? Nah, bagi Anda yang ingin menabung aset kripto dan mengetahui seluk beluknya, yuk, kunjungi website Tokocrypto! Oh iya, untuk informasi yang lebih up to date, Anda bisa bergabung di komunitas resmi Tokocrypto juga, lho!
Finance
Survei: Banyak Generasi Milenial Memandang Bitcoin sebagai Safe Haven

Aset kripto, seperti Bitcoin (BTC) sudah terlihat sebagai investasi yang menjanjikan di masa depan. Sebuah survei terbaru bahkan menyebutkan banyak generasi milenial yang memandang Bitcoin sebagai safe haven dari investasi mereka.
Sebuah studi oleh BanklessTimes mengungkapkan bahwa 67% responden berusia 27-42 menganggap Bitcoin sebagai instrumen yang aman untuk investasi.
Jajak pendapat sebelumnya menunjukkan bahwa kaum milenial adalah salah satu kelompok demografis paling aktif di ruang kripto dan memiliki pandangan yang lebih ramah daripada generasi yang lebih tua.
Investasi Aman
Dikutip Crypto Potato, sebanyak 67% dari generasi milenial yang disurvei menganggap BTC sebagai tempat yang aman karena sifatnya yang terdesentralisasi dan batas pasokan tetap.
Menurut Jonathan Merry, CEO BanklessTimes, aset kripto utamanya adalah instrumen investasi vital bagi kaum milenial karena menawarkan kebebasan finansial dan memungkinkan mereka melakukan diversifikasi di saat ketidakpastian ekonomi.
Mereka yang lahir antara tahun 1981-1996 lebih terbuka terhadap inovasi digital dan lebih cenderung berurusan dengan BTC daripada Generasi X dan Baby Boomers. Individu yang lebih tua tetap dominan konservatif dengan tetap berpegang pada mata uang fiat dan mengekspresikan skeptisisme terhadap sektor kripto.

Baca juga: Bitcoin Menuju Level Harga Tertinggi 6 Bulan, Akankah Terus Naik?
Sebagian besar milenium yang berpartisipasi dalam survei percaya bahwa Bitcoin akan menjadi arus utama di tahun-tahun berikutnya. Mereka juga melihatnya sebagai alat moneter yang lebih baik daripada Dolar AS, Euro, atau mata uang nasional lainnya.
Bitcoin Menarik Minat
Sifat aset Bitcoin yang terdesentralisasi dan batas persediaan yang terbatas tampaknya menjadi manfaat paling penting bagi kelompok demografis untuk mengklasifikasikannya sebagai instrumen investasi yang aman atau safe haven.
Berada di luar jangkauan bank sentral berarti Bitcoin bukan subjek dari kebijakan moneter yang meragukan yang diperkenalkan oleh pemerintah. Pasokan maksimum 21 juta koin yang pernah ada membuat banyak orang percaya bahwa itu bisa berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Kelangkaan juga dapat meningkatkan valuasi USD aset di masa mendatang jika permintaan tetap sama atau meningkat.
Di sisi lain, banyak bank sentral mencetak uang dalam jumlah besar selama krisis COVID-19 untuk mendukung rumah tangga dan bisnis tertutup. Langkah tersebut, antara lain, mendorong rekor inflasi di banyak negara. Tingkat di AS mencapai 9,1% pada Juni tahun lalu, tertinggi empat dekade.

Baca juga: Xendit x Tokocrypto: Kolaborasi Bangun Ekosistem Aset Kripto di Indonesia
Milenial dan Kecintaan Kripto
Studi lain yang dilakukan pada tahun 2021 menunjukkan bahwa hampir 50% miliader milenial telah menginvestasikan setidaknya seperempat dari kekayaan mereka dalam aset kripto.
36% generasi milenial dan 51% Generasi Z bersedia menerima sebagian dari gaji mereka dalam Bitcoin pada November 2021. Saat itu, aset kripto utama diperdagangkan sekitar US$ 65.000 (cukup dekat dengan harga tertinggi sepanjang masa hampir US$ 70 ribu).
Terlepas dari bear market pada tahun 2022, kelompok demografis tidak kehilangan minat pada kelas aset. Survei Alto dari musim panas lalu mengungkap bahwa 40% dari generasi milenial AS adalah HODLers. Mereka juga memandang kripto sebagai alat investasi yang lebih menarik daripada reksa dana.
Selain itu, 45% generasi milenial dan 46% Gen Z mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam aset digital sebagai bagian dari rencana pensiun mereka.
Finance
Market Gonjang-ganjing, Saat yang Tepatkah untuk Nabung Kripto?

Market kripto tengah gonjang-ganjing dan secara keseluruhan sedang dalam tekanan. Namun, masih ada peluang keuntungan jangka panjang dengan strategi nabung kripto.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengatakan salah satu faktor utama yang menyebabkan market tertekan kali ini dipengaruhi oleh drama yang melibatkan platform exchange, FTX.
Kasus tersebut membuat efek domino yang menyebabkan nilai sejumlah kripto menurun signifikan. Total likuidasi market kripto capai US$ 880 juta dalam 24 jam terakhir dan market cap anjlok ke level US$ 800 triliun.
“Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan harga didorong oleh krisis modal FTX, ditambah dengan ketakutan investor dari kebangkrutan atas gagalnya akuisisi. Kejadian ini tentu saja memberikan pukulan keras bagi para trader yang mengharapkan kondisi pasar kripto akan pulih. Pasalnya, di pekan lalu, pasar kripto sempat terlihat sedikit membaik,” kata Afid.

Baca juga: Binance Batal Akuisisi FTX: Masalah Keuangan Sulit Diatasi
Afid menjelaskan kemungkinan besar selera investor terhadap market kripto akan tetap teredam, dan masih mempertimbangkan untuk menunggu data inflasi AS yang akan rilis Kamis (10/11) malam dan kasus FTX menjadi lebih jelas.
“Walaupun tetap fokus pada kasus FTX, sentimen positif yang bisa menggerakan market bisa datang dari hasil sementara pemilu sela AS. Saat ini dilaporkan sejumlah anggota parlemen pro-kripto telah memenangkan kursi mereka. Sehingga regulasi yang ramah kripto bisa terwujud di AS,” terangnya.
Waktu Tepat Nabung Kripto
Di saat market kripto yang tengah gonjang-ganjing, VP Growth Tokocrypto, Cenmi Mulyanto, menjelaskan masih ada strategi yang bisa dijalankan untuk tetap menciptakan peluang keuntungan di masa depan. Menurutnya dengan konsep nabung kripto di saat market anjlok akan mendapatkan keuntungan membeli aset dengan harga bawah atau ‘diskon.’
“Ketika market anjlok, pergerakan aset kripto cenderung sulit diprediksi. Banyak investor setuju bahwa jalan terbaik ke depan adalah dengan mengadopsi strategi Dollar Cost Averaging (DCA) dan Buy The Dip di mana membeli sejumlah aset kripto di saat pasar mengalami koreksi bearish yang signifikan. Konsep ini bisa disebut sebagai nabung kripto,” terang Cenmi.

Baca juga: Sam Bankman-Fried, CEO FTX Kehilangan 94% Kekayaan dalam Sehari
Menurut Cenmi, hal yang paling penting untuk dipahami adalah ketika market anjlok bukanlah akhir dari segalanya. Kabar baiknya, setidaknya secara historis, penurunan kripto akan selalu diikuti oleh kenaikan kuat yang membuat Bitcoin dan berbagai altcoin lain bisa mencapai kenaikan harga.
Pastikan Riset
Walaupun dengan terjadi penurunan harga atau ‘diskon,’ investor harus selalu melakukan riset dan tidak terbuai dengan iming-iming keuntungan yang cepat. Pelajari kembali berbagai jenis aset kripto yang saat ini tersedia di market atau mencari lebih banyak strategi investasi untuk mengurangi risiko kerugian di masa mendatang.
“Jadi, pastikan investor lakukan analisis mengapa harga turun, dan gali lebih dalam alasannya. Jangan fokus pada jenis-jenis kripto tertentu saja. Strategi nabung kripto bisa jadi peluang keuntungan di market,” ujar Cenmi.
Dari analisis teknikal, Bitcoin terlihat sempat menurun di rentang harga US$ 15.000, lalu kembali berusaha untuk rebound ke US$ 16.700. Ada upaya dari investor untuk membuat level support BTC di harga US$ 15.000 tidak jebol.
Finance
Menabung Kripto Bisa Dapat Keuntungan Jangka Panjang

Menabung kripto kini menjadi salah satu jawaban tepat untuk memulai investasi dan sadar finansial. Aset kripto menawarkan keuntungan jangka panjang yang bisa digunakan untuk target keuangan di masa depan,
Tidak sedikit yang berpikiran bahwa menabung kripto hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah melek finansial dan memiliki dana cukup besar. Namun, anggapan tersebut ternyata salah, karena saat ini menabung kripto menawarkan kemudahan untuk siapa saja dengan dana yang terjangkau.
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menabung Kripto
1. Pahami Aset Kripto
Sebelum memulai dan yakin untuk melakukan menabung kripto, pahami dulu aset tersebut. Kripto merupakan aset digital yang di Indonesia diakui resmi sebagai komoditas yang teregulasi oleh Bappepti Kementerian Perdagangan.
Ada banyak ribuan aset kripto yang diperdagangkan di dunia ini. Hanya 383 jenis aset kripto yang diperdagangkan dengan 10 jenis aset di antaranya merupakan project aset kripto lokal dari Indonesia.

Baca juga: Harga NFT Milik Logan Paul Anjlok hingga 99%, Kenapa?
Untuk memulai harus cari aset yang memiliki nilai fundamental dan kegunaan yang cukup jelas, seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH). Secara umum, dua kripto itu memiliki utilitas yang jelas dan market cap yang cukup besar, sehingga cocok sebagai aset pelindung inflasi atau kekayaan.
2. Strategi Menabung Kripto
Seperti halnya menabung uang di bank dan saham, kripto juga perlu strategi khusus untuk menguntungkan. Strategi itu bisa diturunkan dari profil risiko individu dalam hal finansial.
Jika berniat menabung untuk investasi jangka panjang dan fokus pada pertumbuhan jumlah portofolio, maka aset kripto bisa menjadi pilihan yang baik. Namun, kalau ingin cepat mendapatkan untung, mungkin ada baiknya pertimbangkan ulang untuk menabung aset kripto. Tapi, tidak ada salahnya cara itu sebagai strategi dalam diversifikasi portofolio.
Saat ini mungkin nasabah bisa melakukan konsep nabung kripto dengan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) dan buy the dip. Namun, sekali lagi perhatikan dulu fundamentalnya apakah kripto yang dibeli akan mengalami kenaikan jangka panjang.

Baca juga: Google Masuk Dunia Blockchain: Terima Pembayaran Kripto
Strategi DCA adalah di mana membeli sejumlah aset kripto tanpa melihat kondisi pasar apakah mengalami koreksi bearish atau bullish. Kuncinya adalah konsisten untuk melakukan DCA dan tetap melakukan riset.
3. Kelola Risiko
Tidak seperti tabungan uang fiat biasa, kripto memiliki risiko yang sama dengan reksa dana ataupun saham, yaitu harga aset turun. Untuk menangani hal tersebut ada tiga hal yang perlu dilakukan yaitu analisa aset, analisa market dan menentukan stop loss.
- Analisa aset
Pahami aset kripto apa yang kita beli, lakukan DYOR (Do Your Own Research). Perlu analisa potensi pertumbuhan aset dan tantangan dalam pertumbuhannya.
- Analisa market
Kondisi pasar pastinya mempengaruhi harga suatu aset. Maka dari itu, perlu mempelajari bagaimana suatu peristiwa di pasar akan mempengaruhi harga aset kripto.
- Tentukan stop loss
Stop Loss bisa didefinisikan sebagai suatu batasan untuk membatasi kerugian yang akan seorang trader atau investor terima. Dalam hal ini berarti saat harga aset bergerak tidak sesuai dengan harapan, lalu menyentuh batasan tersebut (Stop Loss), maka otomatis ia lakukan akan berhenti.
Bagaimana cara menentukan stop loss? Biasanya orang menentukan perbandingan 1:3, untuk setiap 1 risiko yang didapat, bisa menghasilkan 3 return. Dari perhitungan ini akan mendapat harga stop loss. Dengan begitu kita bisa mengatur risiko yang dapat kita hadapi.

Baca juga: Investor Aset Kripto di Indonesia Tembus 16,1 Juta Pelanggan
4. Pilih Platform Menabung Kripto
Sebelum memutuskan menabung kripto, sebaiknya pilih platform exchange yang tepat. Sudah seharusnya, memilih platform exchange yang teregulasi resmi oleh Bappebti dan Kominfo. Hal ini penting dan bahkan wajib dilakukan demi memastikan keamanan dari aset kripto yang nanti akan dibeli.
Nasabah juga bisa memilih platform exchange yang memberikan memulai menabung dengan dana terjangkau. Seperti Tokocrypto yang bisa memulai menabung kripto dengan uang Rp 50.000.
Untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan data, Tokocrypto menunjukkan komitmennya berperan aktif menjadi pionir dalam menumbuhkan kenyamanan dan kepercayaan pengguna dengan mengantongi sertifikat ISO 27017.
Ini merupakan standar guna membuat layanan berbasis cloud yang lebih aman dan mengurangi resiko terkait masalah keamanan. Sebelumnya, Tokocrypto juga telah berhasil meraih ISO 27001.
-
Altcoin News2 weeks ago
Daftar 10 Kripto yang Diproyeksikan Berkinerja Baik di Tahun 2023
-
Altcoin News1 week ago
XRP Whales Beli Token Senilai US$ 155 Juta, Tanda Sinyal Bullish?
-
Business6 days ago
Tokoh di Balik Kripto Terra Luna Do Kwon Ditangkap di Montenegro
-
Business21 hours ago
Burger King Mulai Terima Pembayaran Bitcoin dan Kripto
-
Bitcoin News2 weeks ago
Bitcoin Dominance Raih Level Tertinggi, Tanda Tren Harga BTC Naik?
-
Press Release3 days ago
Jumlah Investor Kripto di Indonesia Hampir Tembus 17 Juta Pelanggan
-
Tips & Tricks2 weeks ago
Cara Lapor Penghasilan dari Transaksi Aset Kripto di SPT Tahunan
-
Bitcoin News2 weeks ago
Bitcoin Sulit Menuju US$ 25.000 Imbas Krisis Credit Suisse