Connect with us

Blockchain

5 Perempuan Hebat di Balik Industri Teknologi Blockchain Indonesia

Published

on

Ilustrasi 5 perempuan hebat di balik industri teknologi blockchain Indonesia. Foto: Berbagai sumber.

Blockchain adalah teknologi paling mutakhir saat ini dan sedang menjadi pembahasan di banyak tempat seluruh dunia. Namun, industri blockchain masih saja didominasi oleh kaum laki-laki, perempuan hanya menempati porsi kecil, sama halnya dengan sektor teknologi lain.

Meski begitu, seiring waktu kehadiran perempuan di dunia teknologi blockchain mulai meningkat. Persepsi maskulinitas di dunia desentralisasi mulai berubah.

Belakangan, kaum hawa kini terus berupaya menempatkan sudut pandang blockchain di segmen dan pasar yang sangat aksesibel untuk perempuan lainnya. Mereka membuat komunitas atau bahkan project dengan konsep women support women.

“Adanya teknologi blockchain mampu membuat perempuan merasakan inklusi keuangan, mengurangi kemiskinan, meningkatkan pendidikan dan secara keseluruhan berdampak kepada kehidupan rumah tangga,” kata Kristin Boggiano, Co-Founder of CrossTower dikutip Cointelegraph.

Selain Boggiano, ada perempuan berpengaruh lainnya di dunia blockchain, mulai dari Laura Shin, Lily Katz, Kristina Lucrezia Corner hingga Rachel Wolfson. Mereka punya peran masing-masing dalam memajukan industri blockchain. Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

Jangan salah, ada beberapa perempuan hebat di Indonesia yang sudah lama mendalami dunia blockchain dan berkiprah di bidangnya masing-masing. Penasaran siapa saja? Simak terus daftarnya di bawah ini.

Pandu Sastrowardoyo

Pandu Sastrowardoyo, CEO Decentralized Bio Network (Debio.network). Foto: Dok. Angin.

Pandu Sastrowardoyo, CEO Decentralized Bio Network (Debio.network). Foto: Dok. Angin.

Bicara sosok perempuan Indonesia di dunia blockchain, tidak bisa menyebut nama Pandu Sastrowardoyo. Perempuan kelahiran tahun 1938 ini, sudah memberikan edukasi dan advokasi mengenai industri blockchain.

Pandu merupakan alumni dari Jurusan Teknik Lingkungan FTSL ITB, tetapi tidak membuatnya terpaku pada pekerjaan sebagai lulusan Teknik Lingkungan. Ia memilih fokus di bidang Blockchain.

Pandu sendiri sudah mendirikan perusahaan konsultasi, Blockcain Zoo sudah punya banyak klien baik dari dalam dan luar negeri, seperti FidentiaX dan Tokenomy. Ia juga tercatat sebagai Founder & CEO Decentralized Bio Network (Debio.network), platform anonim pertama untuk data medis dan bioinformatika.

Selain aktif mengembangkan bisnis di industri blockchian, Pandu juga aktif dalam berorganisasi. Ia saat ini menjabat sebagai Supervisory Board di Asosiasi Blockchain Indonesia.

Baca juga: Dunia Blockchain, Kripto dan NFT Bisa Jadi Tempat Ramah Perempuan

Merlina Li

Merlina Li, salah satu pendiri Indonesia Blockchain Network (IBN). Foto: Dok. Angin.

Merlina Li, salah satu pendiri Indonesia Blockchain Network (IBN). Foto: Dok. Angin.

Merlina Li adalah salah satu pendiri Indonesia Blockchain Network (IBN), sebuah komunitas kolektif yang berisikan para penggiat Blockchain. Melalui IBN, Merlina ingin mengedukasi masyarakat Indonesia tentang blockchain, menghilangkan penipuan dari industri ini.

Perempuan yang pernah menjabat sebagai salah satu manajer proyek wanita pertama di tim Gojek ini, mengakui sudah tertarik pada dunia teknologi sejak kuliah. Menurut Merlina, Indonesia adalah tempat yang baik bagi blockchain untuk berkembang.

“Sebenarnya, beberapa orang Indonesia lebih berpikiran terbuka untuk menerima teknologi baru, jadi saya pikir blockchain dapat berkembang dengan cara yang akan lebih membantu mereka,” kata Merlina dikutip Angin.

“Dalam cryptocurrency, wanita dapat langsung terjun, dan kemudian mulai belajar langkah demi langkah tentang teknologi, tentang cara kerja dasar-dasarnya. Saya pikir apa yang mereka butuhkan di industri blockchain adalah keterbukaan pikiran. Karena jika mereka tidak berpikiran terbuka, maka akan sulit untuk memulai di industri apa pun.”

 

Asih Karnengsih

Asih Karnengsih, Ketua Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI).

Asih Karnengsih, Ketua Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI). Foto: Dok. Asosiasi Blockchain Indonesia.

Asih Karnengsih adalah Ketua Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI). Ia mengemban tugas yang besar untuk menghubungkan pelaku industri blockchain dengan pemerintah melalui ABI.

Asosiasi Blockchain Indonesia mempunyai tujuan untuk menggalang dan mengorganisir pelaku usaha teknologi Blockchain dalam menciptakan lingkungan berusaha yang berkualitas yang memacu pemahaman, pemanfaatan, kemajuan serta daya saing teknologi Blockchain, dalam kaitannya dengan revolusi industry 4.0, baik pada tataran nasional maupun internasional.

Di bawah kepemimpinan Asih, ABI akan menjadi wadah sosialisasi kepada masyarakat dan pelaku usaha terkait teknologi Blockchain dan revolusi industry 4.0, sehingga didapatkan pemahaman dan pemanfaatan yang optimal.

Selain itu akan mendorong kajian, rumusan dan advokasi kebijakan kepada institusi pemerintah maupun non pemerintah untuk terciptanya sistem regulasi yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan teknologi Blockchain Indonesia yang berdaya saing tinggi.

Baca juga: Investasi Aset Kripto Bisa Jadi Passive Income untuk Perempuan

Irene Umar

Irene Umar, Co-founder dan Indonesia Country Manager of Yield Guild Games South East Asia (YGGSEA).

Irene Umar, Co-founder dan Indonesia Country Manager of Yield Guild Games South East Asia (YGGSEA). Foto: Dok. YGGSEA.

Irene Umar merupakan Co-founder dan Indonesia Country Manager of Yield Guild Games South East Asia (YGGSEA). Bagi kamu yang belum tahu YGGSEA, ini merupakan bagian dari Yield Guild Games, organisasi otonom terdesentralisasi (DAO) yang berdiri pada Juli 2021.

YGGSEA fokus pada pengembangan game online play-to-earn dan berbasis blockchain. Sementara ini YGGSEA fokus pada industri game di Indonesia, Vietnam, Singapura, dan Thailand sebelum menyasar negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Misi YGGSEA, yang merupakan anggota pendiri Asia Blockchain Gaming Alliance, adalah menciptakan ekonomi virtual play-to-earn terbesar, sehingga memungkinkan pemain mendapatkan aset atau item digital untuk diperdagangkan.

Baca juga: Jurus Memulai Investasi Layaknya Pacaran & Menikah ala Aliyah Natasya

Mutia Rachmi

Mutia Rachmi, CEO Rantai Oxygen Indonesia (ROXI). Foto: Instagram.

Mutia Rachmi, CEO Rantai Oxygen Indonesia (ROXI). Foto: Instagram.

Mutia Rachmi adalah seorang professional di bidang pengembangan bisnis model blockchain. Kini, ia merupakan CEO Rantai Oxygen Indonesia (ROXI), perusahaan teknologi yang memanfaatkan blockchain sebagai sistem untuk mendukung mitigasi emisi dan membawa nilai ekonomi untuk mempercepat pembangunan berkelanjutan.

Sebelum menjadi CEO ROXI, Mutia berkarier di salah satu perusahaan telekomunikasi Indonesia dengan posisi terakhir sebagai pimpinan dari Squad Blockchain Financial and Services. Perkenalan Mutia dengan teknologi blockchain terjadi tepat setelah dirinya menyelesaikan pendidikan pasca sarjana di tahun 2016 di Institut Teknologi Bandung.

Saat Mutia melakukan riset di India, ia mengikuti berbagai kursus dan seminar yang memperkaya wawasannya dalam bidang teknologi blockchain dan aset kripto. Pengalamannya semakin kuat saat Mutia bekerja pada perusahaan blockchain di Singapura dan Malaysia. Termasuk potensi memanfaatkan teknologi blockchain untuk kepentingan penanganan lingkungan hidup.

Baca juga: Kiat Perempuan Memulai Investasi Aset Kripto agar Mandiri Finansial

Blockchain

Ridwan Kamil Siapkan Beasiswa Pendidikan Teknologi Blockchain

Published

on

Ridwan Kamil Tawarkan Beasiswa Pendidikan Teknologi Blockchain 2,2 Miliar bagi Mahasiswa. Sumber: GRN Energy.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengumumkan penawaran beasiswa pendidikan teknologi blockchain sebesar 2,2 miliar untuk anak muda di Indonesia. Kabar bahagia ini dia dapat setelah melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat pada tanggal 1-7 Mei 2023.

Ridwan Kamil mengungkapkan keberhasilannya dalam mendapatkan beasiswa tersebut saat menghadiri acara bakti sosial operasi katarak di RSUD Kiwari, Kota Bandung pada tanggal 9 Mei 2023. Dia menjelaskan bahwa kunjungannya ke luar negeri, khususnya ke Amerika Serikat, melibatkan 30 agenda yang sangat padat, dan salah satunya adalah memperoleh beasiswa pendidikan.

Selama di Amerika Serikat, salah satu agenda penting adalah mempresentasikan inovasi Jawa Barat sebagai provinsi terbaik dalam penamaan geografis dalam acara Third Session of the United Nations Group of Experts on Geographical Names (UNGEGN) di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Dalam forum tersebut, Ridwan Kamil memaparkan inovasi Jawa Barat dalam memanfaatkan sumber daya alam dalam mitigasi bencana gempa di Kabupaten Cianjur, dengan judul presentasi “Penggunaan Toponimi dalam Merespons Bencana Gempa di Kabupaten Cianjur.”

Beasiswa Pendidikan Blockchain

Ilustrasi blockchain. Sumber: Pixabay.
Ilustrasi blockchain. Sumber: Pixabay.

Baca juga: Bitcoin Bangkit: Investasi di 4 Altcoin Ini Jadi Pilihan Menarik

Selain itu, Gubernur Ridwan Kamil juga menjadi pembicara utama dalam forum dunia yang diadakan di Johns Hopkins University dan Columbia University. Dia mengungkapkan bahwa selama kunjungan tersebut, selain mengikuti konferensi internasional dan melakukan negosiasi bisnis, ia juga berhasil memperoleh beasiswa pendidikan teknologi blockchain sebesar Rp 2,2 miliar.

Ridwan Kamil menganggap keberhasilan memperoleh beasiswa pendidikan teknologi blockchain sebagai hadiah yang luar biasa bagi generasi Z untuk dapat terus belajar dan mengantisipasi dampak disrupsi digital seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan perdagangan aset kripto. Gubernur berharap agar generasi muda tidak menjadi korban atau objek dalam era perubahan tersebut.

“Teknologi Blockchain yang transparan dan trackable ini bisa merevolusi banyak hal, selain transaksi keuangan digital juga termasuk transparansi pelayanan publik seperti permasalahan sertifikat tanahnya kadang suka dobel-dobel. Dan banyak lagi potensi manfaatnya. Semoga bangsa kita melalui anak-anak Gen Z yang melek digital tidak selalu menjadi objek penderita tapi menjadi pemeran utama dalam setiap perkembangan disrupsi digital yang datang kepada kita. Aamiin,” tulis Ridwan di akun Twitter-nya.

Beasiswa pendidikan blockchain yang ditawarkan Ridwan Kamil ini akan disalurkan melalui Bitcoin Blockchain Academy di Jawa Barat yang diinisiasi salah satunya oleh GRN Energy dan MOON. Gubernur Ridwan Kamil juga akan menjadi pembicara utama selama acara Bitcoin Conference 2023 di Miami, AS pada 19 Mei 2023.

Bitcoin Conference 2023

Bitcoin Conference 2023, salah satu acara kripto terbesar di dunia, yang akan diadakan di Miami, Amerika Serikat pada 18-20 Mei mendatang. Sumber: Bitcon Conference 2023.
Bitcoin Conference 2023, salah satu acara kripto terbesar di dunia, yang akan diadakan di Miami, Amerika Serikat pada 18-20 Mei mendatang. Sumber: Bitcon Conference 2023.

Baca juga: Ethereum Kesulitan Capai U$ 1.900: Tiga Faktor yang Perlu Diperhatikan

Ridwan Kamil, akan berpartisipasi sebagai pembicara utama dalam Bitcoin Conference 2023, salah satu acara kripto terbesar di dunia, yang akan diadakan di Miami, Amerika Serikat pada 18-20 Mei mendatang.

Dalam postingan resminya, panitia Bitcoin Conference 2023 mengatakan kehadiran Ridwan Kamil dalam konfenresi akbar tersebut akan membahas mengenai masa depan adopsi dan penambangan Bitcoin (BTC) di Jawa Barat, yang berpenduduk sekitar 50 juta jiwa.

Gubernur Jawa Barat itu diagendakan akan berbicara di sesi Fireside Chat dengan tema “Indonesia Bitcoin Campaign” selama 15 menit pada 20 Mei mendatang. Ia akan berada di atas panggung Nakamoto Stage bersama Samson Mow yang merupakan CEO JAN3, sebuah perusahaan teknologi Bitcoin yang berfokus pada percepatan hyperbitcoinization.

itcoin Conference 2023 merupakan konferensi tahunan Bitcoin terbesar di dunia yang diselenggarakan oleh Bitcoin Magazine. Acara ini menjadi wadah untuk pengumuman terobosan terbesar dalam sejarah Bitcoin. Untuk menghadiri konferensi akrab ini selamatiga hari diperlukan tiket sebesar US$ 849-US$ 9.999 atau sekitar Rp 12 juta-Rp 148 juta.

Continue Reading

Blockchain

Atasi Krisis Perumahan Afrika: Solusi dari Platform DeFi di Cardano

Published

on

Ilustrasi Cardano Empowa. Sumber: Cardano Cube.

Empowa, platform keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang didukung oleh Cardano (ADA), yang berusaha meredakan krisis keterjangkauan perumahan di Afrika.

Dalam menghadapi tingkat pinjaman perumahan yang sangat tinggi yang menghambat pasar perumahan Afrika, Coinbase, bursa kripto terkemuka, telah menekankan bagaimana teknologi blockchain berpotensi untuk merevolusi situasi tersebut.

Coinbase telah memuji upaya inovatif dari Empowa, sebuah platform keuangan terdesentralisasi (DeFi) yang berjalan di atas jaringan Cardano (ADA), yang berambisi untuk menyelesaikan krisis keterjangkauan perumahan di Afrika.

Empowa berkomitmen pada misi ambisius: memfasilitasi 1 juta keluarga Afrika menjadi pemilik rumah pintar berkelanjutan hingga tahun 2030. Mereka bertekad untuk mengubah pasar real estat yang saat ini dipenuhi dengan tingkat pinjaman perumahan yang tinggi. Sebagai contoh, di Zimbabwe, tingkat pinjaman perumahan hampir mencapai 45%, menurut data dari Empowa. Biaya finansial yang tinggi ini telah memperparah siklus perumahan yang tidak terjangkau di seluruh benua.

Bantu Negara Berkembang

Ilustrasi Cardano Empowa. Sumber: Cardano Cube.
Ilustrasi Cardano Empowa. Sumber: Cardano Cube.

Baca juga: Ripple (XRP) Diprediksi Bersiap untuk Kenaikan Harga, Ini Alasannya

Dalam whitepaper mereka, tim Empowa menekankan betapa seriusnya masalah ini, mencatat bahwa investasi rendah, suku bunga tinggi, dan durasi pinjaman pendek (jika pinjaman tersedia) telah mengakibatkan biaya modal yang tinggi. Laporan Tahunan Pusat Perumahan Terjangkau (CAHF) 2020 mencatat bahwa tingkat pinjaman perumahan di Zambia adalah 32%, sementara sekitar 25% di Guinea, Nigeria, dan Zimbabwe.

Pada 12 Mei 2023, Coinbase berbagi di Twitter tentang situasi pinjaman perumahan yang sangat tinggi di Mozambik, di mana tingkatnya telah mencapai 22%. Meski memiliki penghasilan yang memadai, banyak penduduk pesisir tidak bisa mendapatkan pinjaman perumahan karena pendapatan mereka bersifat informal, bukan gaji tetap. Akibatnya, banyak yang terpaksa tinggal di tempat tinggal sementara yang seringkali rentan terhadap angin topan.

Tingkatkan Penghasilan

Ilustrasi Cardano Empowa. Sumber: Cardano Cube.
Ilustrasi Cardano Empowa. Sumber: Cardano Cube.

Baca juga: Pasar Kripto Melonjak Tipis, Tanda Mulai Bangkit?

Empowa, bekerja sama dengan Casa Real, menggunakan NFT dan teknologi blockchain untuk mereformasi sistem pinjaman perumahan yang ketinggalan zaman ini, membuat perumahan lebih terjangkau bagi penduduk Mozambik. Melalui model pendanaan terdesentralisasi dan teknologi NFT, individu dapat membeli rumah tanpa perlu mengajukan pinjaman perumahan tradisional. Harga rumah tahan siklon di lokasi ini dimulai dari US$ 10.000, menjadikannya terjangkau bagi keluarga berpenghasilan rendah dan menengah.

Coinbase memilih untuk menyoroti masalah ini mungkin karena beberapa alasan. Pertama, untuk meningkatkan kesadaran tentang tantangan yang dihadapi oleh penduduk Afrika dalam mendapatkan perumahan terjangkau. Kedua, sebagai bursa kripto terkemuka, Coinbase menunjukkan potensi teknologi blockchain dan kripto dalam menyelesaikan masalah dunia nyata.

Ketiga, langkah ini mungkin menunjukkan minat Coinbase dalam menjelajahi peluang ekspansi pasar di wilayah seperti Mozambik. Terakhir, komitmen Coinbase terhadap tanggung jawab sosial perusahaan terbukti saat menggunakan pengaruhnya untuk menjelaskan masalah sosial dan mempromosikan solusi inovatif.

Continue Reading

Blockchain

Microsoft Gabung ke Konsorsium Bangun Jaringan Blockchain Baru

Published

on

Ilustrasi Microsoft. SUmber: Getty Images.

Microsoft dan Goldman Sachs dilaporkan bergabung dengan beberapa perusahaan teknologi dan finansial untuk membentuk inisiatif sebuah konsorsium untuk membangun jaringan blockchain baru. Tujuan dari kolaborasi ini adalah untuk mempromosikan adopsi teknologi blockchain di berbagai sektor industri dan menyoroti potensi teknologi ini untuk mengubah cara bisnis beroperasi.

Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam konsorsium ini termasuk Microsoft, Goldman Sachs, IBM, JPMorgan, dan beberapa perusahaan lain. Mereka akan berbagi pengetahuan, sumber daya, dan pengalaman mereka untuk mendukung pengembangan dan implementasi solusi berbasis blockchain. Selain itu, konsorsium ini bertujuan untuk menciptakan standar yang akan membantu memastikan keamanan, keandalan, dan interoperabilitas teknologi blockchain.

Salah satu fokus utama dari konsorsium yang akan membangun jaringan blockchain, Canton Network ini adalah untuk membantu perusahaan dalam menghadapi tantangan yang muncul dalam adopsi teknologi blockchain. Beberapa tantangan ini termasuk kekurangan tenaga ahli, kebutuhan akan kebijakan dan standar yang jelas, serta masalah keamanan dan privasi yang terkait dengan teknologi ini.

Canton Network

Ilustrasi blockchain. Sumber: Pixabay.
Ilustrasi blockchain. Sumber: Pixabay.

Baca juga: Inflasi CPI AS Turun di Bulan April, Bitcoin Sempat Naik di Atas US$ 28K

Canton Network akan menjadi jaringan blockchain interoperable dengan privasi yang ditujukan untuk mereka yang bekerja dengan aset institusional. Ini akan memungkinkan sinkronisasi pasar keuangan yang “sebelumnya terkurung”.

Jaringan tersebut akan mulai menguji kemampuannya pada bulan Juli, yang meliputi kontrol privasi ekstensif dan kemampuan untuk mencapai skala dan kinerja yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan besar. Peserta dalam jaringan saat ini termasuk BNP Paribas, Cboe Global Markets, Aset Digital, Paxos, Microsoft, Goldman Sachs, Deloitte, dan lainnya.

Cathy Clay, wakil presiden eksekutif Cboe Global Markets – salah satu mitra dalam proyek tersebut – mengatakan bahwa, ketika dimanfaatkan, teknologi blockchain berpotensi “membuka” peluang baru di pasar.

“Tokenisasi aset dunia nyata dapat menawarkan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menciptakan infrastruktur pasar baru dan mendorong efisiensi dalam perdagangan produk di seluruh dunia,” jelas Clay dikutip Cointelegraph.

Adopsi Blockchain

Ilustrasi teknologi blockchain. Sumber: Leewayhertz.
Ilustrasi teknologi blockchain. Sumber: Leewayhertz.

Baca juga: Kenal Open Campus (EDU), Token Blockchain Pendidikan Basis Web3

Dengan berkumpulnya perusahaan-perusahaan raksasa seperti Microsoft dan Goldman Sachs dalam inisiatif ini, teknologi blockchain diharapkan mendapatkan dorongan besar dalam hal adopsi dan inovasi. Kolaborasi antara perusahaan teknologi dan finansial ini diharapkan akan menciptakan solusi yang lebih efisien dan transparan di berbagai industri, mulai dari perbankan hingga rantai pasokan dan sektor publik.

Inisiatif ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan besar semakin melihat potensi teknologi blockchain dan ingin berinvestasi dalam pengembangannya. Konsorsium blockchain diharapkan membantu mempercepat adopsi teknologi ini di seluruh dunia dan membawa manfaat bagi berbagai sektor ekonomi.

Selama bertahun-tahun, bank dan bisnis besar lainnya telah mengerjakan dan menilai aplikasi blockchain dengan harapan mereka akan menyederhanakan dan mempercepat beberapa prosedur mereka yang paling rumit.

Sementara itu, pasar blockchain global diperkirakan akan meningkat dari US$ 7,18 miliar pada tahun 2022 menjadi US$ 163,83 miliar pada tahun 2029, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 56,3% selama periode perkiraan, menurut data dari Fortune Business Insights.

Continue Reading

Popular