Connect with us

Market

Dari Rojali–Rohana hingga Melambatnya Transaksi Kripto di Indonesia

Published

on

Sale rojali-rohana

Fenomena budaya “Rojali” dan “Rohana” yang viral akhir-akhir ini menyiratkan lebih dari sekadar tren di media sosial.

Istilah ini merujuk pada wajah penuh kebahagiaan namun menyimpan kesedihan, mencerminkan realita pekerja yang tertawa di luar namun terbebani dalam kondisi ekonomi mereka.

Semakin melebar disparitas upah di tengah krisis biaya hidup yang menjerat banyak orang. Indeks Gini yang tinggi memperkuat kesan bahwa distribusi pendapatan di Indonesia masih timpang, sementara pergerakan “brain drain” terjadi di mana banyak tenaga kerja berbakat hijrah ke luar negeri demi upah dan kesempatan lebih baik.

Baca Juga: Riset Kripto 4-8 Agustus 2025: Apakah Sentimen Pasar Mulai Melemah?

Transaksi Kripto RI: Tembus Rp 32 Triliun di Juni, Investor Terus Bertambah

Di sisi lain, data terbaru dari OJK menunjukkan bahwa transaksi aset kripto di Indonesia selama Juni 2025 mencapai Rp 32,31 triliun, meski turun tajam 34,8% dibandingkan Mei.

Namun demikian, nilai transaksi kumulatif hingga Juni sudah mencapai Rp 224,11 triliun, menunjukkan volume aktivitas pasar yang masih tinggi secara keseluruhan.

Jumlah investor juga terus bertambah, mencapai 15,85 juta pada Juni—naik 5,18% dari posisi Mei. Hal ini menunjukkan bahwa meski transaksi fluktuatif, kepercayaan masyarakat terhadap aset kripto tetap kokoh.

Pada kuartal pertama 2025, transaksi kripto tercatat sebesar Rp 109,3 triliun, mengalahkan total perputaran judi online (judol) yang berada di kisaran Rp 47 triliun.

Indikator ini mencerminkan bagaimana kripto semakin dianggap sebagai instrumen investasi serius, bukan sekadar spekulasi.

Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sumber: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.

Menyatukan Dua Cerita: Apa Maknanya untuk Indonesia?

  • Ketimpangan Ekonomi vs Digitalisasi Finansial
    Di satu sisi, masyarakat menghadapi tekanan ekonomi riil—upah yang tidak mengimbangi inflasi dan biaya hidup tinggi. Di sisi lain, pasar digital seperti kripto berkembang pesat, menarik minat jutaan rakyat yang mencari inklusi finansial dan peluang investasi modern.
  • Kepercayaan vs Ketidakpuasan
    Lonjakan investor kripto mencerminkan harapan baru tentang peluang peningkatan ekonomi. Namun, disparitas upah tetap menjadi realitas yang menumbangkan kebahagiaan, bahkan di tengah euforia digital.
  • Peran Pemerintah dan Regulasi
    Munculnya OJK sebagai pengatur kripto memberi harapan akan fondasi regulasi yang lebih kokoh. Sementara itu, isu ketimpangan meminta pemerintah untuk menghadirkan kebijakan redistributif — seperti UMK yang layak, upaya pengurangan ketimpangan, atau pelatihan kerja untuk mengimbangi eksodus talenta.
TemaInti Pesan Utama
Fenomena Rojali–RohanaWajah bahagia dapat menyembunyikan beban ekonomi nyata
Transaksi Kripto Juni 2025Turun bulanan, tapi kumulatif tetap kuat—kepercayaan tumbuh
Jumlah InvestorMenembus 15,85 juta—kripto makin inklusif
Tantangan & HarapanButuh kebijakan dual-track: digital inklusi + redistribusi ekonomi

Baca Juga: Bappebti Serahkan Pengaturan dan Pengawasan Aset Kripto ke OJK
Indonesia sedang berjalan di dua jalan paralel: satu menuju digitalisasi keuangan yang ekspansif, dan satu lagi menghadapi kenyataan ketimpangan ekonomi yang belum usai.

Ke depannya, kunci sukses nasional terletak pada sinergi antara inovasi digital seperti kripto dan keadilan ekonomi nyata bagi seluruh rakyat.


Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang!

DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut.

Konten ini hanya bersifat informasi bukan ajakan menjual atau membeli.

Popular