Bitcoin News
Daftar Aset Kripto yang Paling Banyak Dipegang Orang Indonesia
Sepanjang 2021, investor kripto di Indonesia meraup keuntungan yang direalisasikan sebesar $ 731 juta atau setara Rp 10 triliun. Secara global, investor kripto di seluruh dunia sukses dapat cuan sebesar $ 162,7 miliar, meningkat tajam dibandingkan tahun 2020 hanya $ 32,5 miliar.
Dalam laporan yang disampaikan oleh Chainalysis bertajuk “2021 Chainalysis Global Crypto Adoption Index“, Indonesia menempati peringkat 44 dari 50 negara yang dirisetnya dalam perolehan keuntungan investasi kripto paling besar sepanjang tahn 2021 lalu. Posisi Indonesia paling bawah dibanding negara di Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Thailand dan Singapura.
Laporan Chainalysis juga mengungkap aset kripto yang paling banyak dipegang oleh investor di Indonesia. Disebutkan token yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah Bitcoin, Ethereum, dan koin/token lainnya. Namun tidak dijelaskan secara rinci berapa persen jumlah penggunaan ketiga token tersebut.
Sementara itu, data lainnya yang dipaparkan Finder mengungkap dari 2.502 pengguna internet di Indonesia yang memiliki kripto paling banyak menjawab memiliki Bitcoin (36,7%), Dogecoin (29,4%), Ethereum (89,1%), Solana (28%) dan Ripple (24%).
Baca juga: Riset Ungkap Cuan Investor Aset Kripto di Indonesia Selama 2021, Berapa?
Bitcoin dan Ethereum Primadona
Menurut Chainalysis, secara umum sepanjang 2021, Ethereum menjadi raja mengungguli Bitcoin dalam total keuntungan yang direalisasikan secara global. Ethereum meraih $ 76,3 miliar, sementara Bitcoin $ 74,7 miliar.
Hal tersebut mencerminkan peningkatan permintaan Ethereum akibat dari kenaikan perkembangan DeFi di tahun 2021. Kenaikan ini dipicu karena sebagian besar protokol DeFi dibangun di atas blockchain Ethereum dan menggunakan Ethereum sebagai mata uang utama mereka.
Meski, kenaikan Ethereum ini terjadi di sebagian besar negara, namun ada beberapa pengecualian. Misalnya di Jepang, Bitcoin mendapatkan keuntungan lebih tinggi sekitar $ 4 miliar, dibandingkan dengan Ethereum di angka $ 790 juta.
Dalam kesimpulannya, Chainalysis menyatakan masih ada risiko yang harus diatasi oleh pelaku industri kripto. Data tahun 2021 tidak hanya menunjukkan bahwa harga aset kripto tumbuh, tetapi juga menunjukkan bahwa aset digital tersebut menjadi sumber peluang ekonomi bagi pengguna di pasar negara berkembang, seperti Indonesia.
Baca juga: Ahli Prediksi BTC dan ETH akan Tembus Level Tertinggi di Tahun 2022
Survei: Kepemilikan Kripto di Indonesia Turun
Laporan “Finder Cryptocurrency Adoption Index” untuk April 2022 ini juga menemukan tingkat kepemilikan kripto di Indonesia adalah 18,7%, di atas Ghana (18,3%) dan Hong Kong (18,1%). Namun, angka ini lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 14,6%.
Di sisi lain, sebenarnya kepemilikan kripto telah surut di Indonesia, dengan 16,1% responden mengatakan mereka memiliki kripto pada November 2021, 22,4% pada 22 Januari dan sekarang 18,7% mengatakan hal yang sama dalam laporan April.
Dari laporan Finder yang terbaru ini menemukan kepemilikan kripto di Indonesia, 62,3% adalah pria dan 37,7% adalah perempuan. Artinya pria kira-kira 1,7 kali lebih mungkin memiliki kripto daripada perempuan. Ada kesenjangan yang lebar dalam adopsi kripto antara pria dan perempuan.