Altcoin News

Harga Aset Kripto Mulai Bangkit dari Keterpurukan, Apa Penyebabnya?

Published

on

Mayoritas harga aset kripto terlihat bersinar pada Selasa (21/6). Namun, lonjakan harga ini belum cukup untuk memulihkan kapitalisasai pasar kripto dari kejatuhan yang terjadi pada akhir pekan lalu.

Kapitalisasi market kripto mengalami reli singkat dalam 24 jam terakhir, naik sekitar 9,7% setelah akhir pekan yang sulit yang melihat harga beberapa koin anjlok sebanyak 15%. Hal itu terlihat dari nilai Bitcoin pada perdagangan Selasa (21/6) pukul 11.00 WIB yang masih di level US$ 20.655, meski sebelumnya sempat menyentuh US$ 30.000.

Dari pantauan CoinMarketCap, Solana (SOL) dan Ethereum (ETH) memimpin kenaikan di antara 10 koin teratas berdasarkan kapitalisasi pasar dengan kenaikan 9%, sementara Cardano (ADA) dan Polkadot (DOT) naik 7%. Di luar 10 besar, Avalanche (AVAX) melonjak 14%, Polygon (MATIC) bertambah 12% dan ApeCoin (APE) naik 16%.

Ilustrasi aset kripto Solana (SOL).

Baca juga: Cuitan Elon Musk tentang DOGE Masih Bertuah

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, melihat sebagian besar kenaikan harga kripto datang di tengah lonjakan pasar ekuitas yang lebih luas, karena pasar AS tetap tutup untuk libur nasional di AS. Kesempatan ini ternyata dimanfaatkan oleh investor whales yang memutuskan memborong aset kripto atau buy the dip ketika harganya sedang turun.

“Beberapa analis menduga, aksi whales tersebut didorong oleh data historis yang menunjukkan bahwa investor jangka panjang akan mendapat cuan, jika melakukan buy the dip. Aksi whales tersebut setidaknya bisa menopang laju harga aset kripto dalam jangka pendek,” kata Afid.

Lebih lanjut Afid, menjelaskan bahwa sebagian besar investor kakap percaya titik US$ 20.000 sebagai level support BTC baru yang perlu dipertahankan. Sebab, mereka beranggapan bahwa BTC sudah oversold berlebihan.

Ilustrasi market aset kripto.

Baca juga: Apa Itu Kripto Streamr (DATA) dan FC Barcelona Fan Token (BAR)?

“Pergerakan pasar seperti itu adalah peluang yang baik untuk trader harian, tetapi tidak bagi investor jangka panjang yang bertujuan untuk mengurangi risiko. Market kripto juga sangat dipengaruhi oleh sentimen pasar global, dan ketika itu berubah, aset akan bergerak jauh lebih cepat daripada pasar lain,” jelasnya.

Sentimen negatif untuk pasar kripto sejatinya masih belum kondusif menyusul maraknya ketidakpastian ekonomi, seperti tingkat inflasi, ancaman resesi ekonomi, hingga kenaikan suku bunga acuan The Fed. Sinyal lainnya, juga muncul dari data pasar derivatif BTC. Sebab, return di produk BTC berjangka ternyata kini lebih kecil dari pasar spot untuk pertama kalinya dalam setahun terakhir.

“Saya tidak melihat Bitcoin dengan cepat kembali ke level tertinggi sepanjang masa. Kita mungkin harus bersiap untuk ketidakpastian jangka panjang selama musim dingin kripto,” pungkas Afid.

Popular

Exit mobile version