Blockchain

Mengenal Kecanggihan dan Manfaat Blockchain Layer 2

Published

on

Dewasa kini sudah banyak industri yang telah menggunakan blockchain sebagai solusi teknis untuk masalah mereka. Beberapa dari solusi ini telah berhasil, sementara yang lain telah menghadapi beberapa keterbatasan asli blockchain.

Skala adalah masalah besar, dengan blockchain root seperti Ethereum hanya dapat memproses 15-20 transaksi per detik yang sederhana. Ada masalah lain juga, termasuk biaya gas fee yang tinggi dan privasi yang dipertanyakan. 

Jadi bagaimana menerapkan solusi blockchain untuk skala, privasi, dan efektivitas biaya tanpa mengorbankan desentralisasi? Di situlah teknologi blockchain Layer 2 masuk.

Ilustrasi blockchain layer 2. Foto: matob.web.id

Apa itu Teknologi Blockchain Layer 2?

Teknologi blockchain Layer 2 sering disebut sebagai solusi “off-chain”. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kapasitas transaksi blockchain sambil mempertahankan manfaat desentralisasi dari protokol terdistribusi. Memecahkan masalah skalabilitas akan secara signifikan membantu adopsi arus utama blockchain.

Baca juga: Tokocrypto Market Signal 9 Februari 2022: Pasar Kripto Mulai Bullish?

Untuk membangun ekosistem blockchain yang baik, kita memerlukan beberapa hal dalam arsitektur untuk menyeimbangkan kebutuhan keamanan, desentralisasi, dan skalabilitas. Sistem teknologi blockchain Layer 2 adalah sistem yang menghubungkan Ethereum, dan mengandalkannya sebagai lapisan dasar keamanan dan finalitas.

Cara Kerja Teknologi Blockchain Layer 2

Platform dan protokol lapisan 2 dari blockchain ini memproses data dengan cara yang mengurangi beban yang biasanya ditanggung oleh lapisan dasar (chain root). Dengan memindahkan transaksi dari chain utama ke platform lapisan 2, jaringan blockchain dapat menangani throughput transaksi yang jauh lebih tinggi.

Jika blockchain layer 1 diibaratkan seperti jalan tol, maka blockchain layer 2 ini sepeti jalan tol layang yang berdiri terpisah, sehingga dapat meningkatkan dan mempercepatkan kendaraan yang berjalan bersamaan.

Ilustrasi blockchain layer 2.

Perbedaan Blockchain Layer 1 dan Layer 2

Jaringan Blockchain seperti Bitcoin dan Ethereum menghadapi keterbatasan penskalaan yang melekat. Ethereum memproses sekitar 15-20 transaksi/detik dibandingkan dengan Paypal dan Visa dengan masing-masing beberapa ratus transaksi/detik dan beberapa ribu transaksi/detik.

Mengapa arsitektur blockchain ini tertinggal dalam pemrosesan?

Ketika transaksi terjadi, harus ada konsensus global di seluruh jaringan yang terdesentralisasi. Semua node di jaringan menyimpan salinan lengkap transaksi untuk memvalidasi transaksi di jaringan. Ini dirancang untuk memecahkan masalah pengeluaran ganda tanpa bergantung pada perantara.

Jaringan Blockchain dapat berfungsi sebagai lapisan 1 (yaitu lapisan dasar) dari ekosistem web yang terdesentralisasi. Tujuan akhirnya adalah untuk ‘mendesentralisasikan kembali’ infrastruktur, protokol, aplikasi, dan berbagai lapisan web di seluruh dunia.

Baca juga: Cara Teknologi Blockchain Lawan Informasi Hoaks

Solusinya berjenjang. Lapisan 1 berfungsi sebagai lapisan keamanan yang menahan transaksi data dengan cara yang tidak dapat diubah, diamankan secara kriptografis tanpa otoritas pusat. Elizabeth Starks dari Lightning Labs mengacu pada blockchain sebagai “lapisan dasar untuk Internet yang terdesentralisasi.”

Layer 2 memungkinkan kamu untuk secara besar-besaran mengurangi pemrosesan data di blockchain dengan menjalankan komputasi di luar blockchain. Blockchain dasar masih akan menjadi arbiter ketika ada perselisihan.

Manfaat utama dari blockchain layer 2 adalah meminimalkan jumlah penyimpanan data pada lapisan dasar. Mengambil transaksi dari lapisan dasar, sementara masih terikat padanya, akan membebaskan sumber daya pemrosesan untuk melakukan hal-hal lain sambil tetap mendapatkan manfaat keamanan dan desentralisasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular

Exit mobile version