Market
UU GENIUS Picu Lonjakan Stablecoin: Pasar Kripto Menuju $300 Miliar?

Disahkannya Undang-Undang GENIUS pada Juli lalu telah mengubah lanskap stablecoin secara drastis. Regulasi baru yang melarang penerbit menawarkan imbal hasil secara langsung justru memicu lonjakan permintaan terhadap stablecoin berbasis staking, yakni stablecoin yang menawarkan imbal hasil secara tidak langsung melalui protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi).
USDe dan USDS Catat Pertumbuhan Pesat
Dilaporkan Tradersunion, salah satu dampak paling mencolok terlihat dari performa stablecoin berbasis Ethereum, USDe, yang melonjak hingga 70% menjadi $9,49 miliar dalam kapitalisasi pasar. Ini menjadikannya stablecoin terbesar ketiga di dunia. Sementara itu, USDS milik Sky juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 23%, dengan total suplai mencapai $4,81 miliar, naik ke posisi keempat dalam peringkat stablecoin global.
Lonjakan ini tidak hanya menggarisbawahi daya tarik imbal hasil staking, tapi juga memicu reli pada token tata kelola protokol terkait seperti ENA, yang mencatatkan kenaikan harga hampir 60% sejak pertengahan Juli.
Baca juga: Aturan Stablecoin GENIUS: Maju, Penerbit Asing Buram
Investor Beralih ke Imbal Hasil dari Protokol Staking
Dengan larangan atas penawaran hasil langsung, investor kini mencari alternatif melalui protokol DeFi yang memungkinkan staking stablecoin untuk mendapatkan return. Dua aset yang kini paling menonjol adalah sUSDe dan sUSDS, yang masing-masing menawarkan APY sebesar 10,86% dan 4,75%. Setelah disesuaikan dengan inflasi AS, tingkat pengembalian riilnya mencapai 8,16% dan 2,05%.
Julio Moreno dari CryptoQuant menjelaskan bahwa pendekatan ini menghindari pelanggaran hukum karena imbal hasil diberikan langsung dari dalam protokol, bukan oleh penerbit stablecoin. Perusahaan analitik Artemis bahkan menyebut stablecoin staking ini sebagai “pemenang mengejutkan” dari era pasca-UU GENIUS.
Stablecoin Bisa Capai $300 Miliar di Akhir 2025
Menurut data DefiLlama, total kapitalisasi pasar stablecoin telah naik dari $205 miliar di awal tahun menjadi $268 miliar saat ini—kenaikan 23,5%. Dengan tren ini, proyeksi pasar bisa menembus angka $300 miliar sebelum akhir 2025.
Namun, tidak tanpa tantangan. Sektor keuangan tradisional juga mulai bergerak cepat, dengan tokenisasi dana pasar uang yang kini mulai menyaingi stablecoin dalam hal utilitas—dengan kejelasan regulasi yang lebih tinggi.
Meski begitu, permintaan terhadap produk imbal hasil terdesentralisasi tetap tinggi, terutama karena hasil yang ditawarkan jauh mengungguli laju inflasi. Sebuah laporan terbaru menyebutkan bahwa lingkungan regulasi yang dinamis justru memperkuat adopsi aplikasi DeFi, khususnya di jaringan Ethereum.
Asia Bergerak Cepat: Korea Selatan Jadi Contoh
Menanggapi dinamika global, lembaga keuangan terkemuka di Korea Selatan disebut telah bergerak agresif untuk memanfaatkan peluang di sektor stablecoin dan kripto. Mereka bersiap menghadapi potensi reformasi legislatif yang lebih ramah terhadap aset digital—sebuah langkah strategis untuk tetap kompetitif di tengah inovasi teknologi finansial global.
Baca juga: Larangan Imbal Hasil Stablecoin: UU GENIUS, Alternatif Tokenisasi TradFi
Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekaran
DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut.
Konten ini hanya bersifat informasi bukan ajakan menjual atau membeli.