Crypto
Ini Skema Perhitungan Pajak Kripto di Tokocrypto Berlaku 1 Mei 2022

Daftar Isi
Terhitung mulai 1 Mei 2022, aturan pengenaan pajak atas transaksi perdagangan aset kripto resmi diberlakukan. Hal tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 68/PMK.03/2022 yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani, pada 30 Maret 2022 dan diundangkan di hari yang sama.
Perdagangan aset kripto di Indonesia mulai dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh). Adapun, tarif PPN yang dikenakan ialah 0,11% dari nilai transaksi kripto. Sementara itu, para pedagang aset kripto atau exchanger dikenai PPh 22 final dengan tarif 0,1% dari nilai transaksi.
Untuk pedagang yang tak terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), maka tarif pajak yang dipungut berbeda. Yakni, dua kali lipat dari pedagang yang berlisensi atau berarti 0,22% untuk PPN dan 0,2% sebagai PPh.

Baca juga: Tokocrypto Kenalkan Ekosistem Blockchain, TokoVerse Terdepan di Indonesia
Tokocrypto Mulai Berlakukan Pajak Aset Kripto
Tokocrypto sebagai pedagang aset kripto yang teregulasi resmi di Bappebti sejak 2019, akan mematuhi aturan pengenaan pajak transaksi aset kripto sebagaimana yang diatur dalam PMK 68. Adapun, mulai 1 Mei 2022, seluruh transaksi di platform Tokocrypto akan dikenakan penambahan tarif PPN 0,11% dan PPh 0,1%.
Dikarenakan aturan masih baru, tarif PPN dan PPh sebesar 0,21% untuk sementara waktu akan diintegrasikan sebagai bagian dari trading fee. Alhasil, biaya trading fee Tokocrypto akan menyesuaikan menjadi 0,31%, dengan rincian: Trading fee 0,1% ditambah PPN-PPh sebesar 0,21%.
Kebijakan ini dilakukan agar implementasi pengenaan pajak transaksi aset kripto dapat dilaksanakan tepat waktu sejak sosialisasi dimulai, di mana pedagang aset kripto diimbau untuk menerapkannya mulai tanggal 1 Mei 2022 pukul 00.00 WIB.
Seiring berjalan waktu penerapan, Tokocrypto ke depan akan menyediakan laporan atas transaksi yang pengguna lakukan dan potongan pajak diterima secara berkala. Laporan ini nantinya bisa diakses pengguna melalui platform dekstop atau situs Tokocrypto.
Selain itu, Tokocrypto juga akan mulai menghimpun segala informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang berwenang salah satunya adalah NPWP milik seluruh pengguna, baik baru maupun lama untuk menaati peraturan yang berlaku.

Bukti potong pajak akan menjadi salah satu instrumen pelaporan yang dibutuhkan dalam proses pelaporan SPT, pedagang aset kripto dalam hal ini Tokocrypto diwajibkan untuk menyediakan bukti potong pajak bagi para pengguna yang sudah mendaftarkan NPWP.
Baca juga: Daftar Aset Kripto yang Paling Banyak Dipegang Orang Indonesia
Skema Perhitungan Pajak Aset Kripto
Perhitungan pengenaan pajak transaksi aset kripto ini berdasarkan aturan PMK 68. Dalam regulasi tersebut mengatur 3 hal: Transaksi jual-beli kripto, jasa memfasilitasi transaksi (exchange) dan jasa verifikasi transaksi (mining).
Tokocrypto sebagai pedagang aset kripto yang terdaftar di Bappebti akan mengenakan tarif PPN 0,11% dan PPh 0,1%. Untuk sementara, tarif pajak tersebut akan digabungkan dengan biaya trading fee sebesar 0,1%.
Mulai 1 Mei 2022, biaya trading fee di Tokocrypto menjadi 0,31% (trading fee 0,1% + PPN-PPh 0,21%). Biaya trading fee di Tokocrypto masih termurah dan kompetitif dibandingkan exchange lain di Indonesia.
Untuk memahami lebih lanjut perhitungan pajak yang akan berlaku mulai 1 Mei 2022 di platform Tokocrypto bisa simak skemanya di bawah ini:
Perdagangan Rupiah-Kripto
Contoh transaksi jual terjadi pada tanggal 12 Mei 2022, Anda menjual aset kripto Bitcoin sebanyak 0,5 BTC dengan harga satuan pada saat itu adalah Rp 500.000.000 per BTC di Tokocrypto.
Atas transaksi itu, maka beban biaya yang pengguna tanggung adalah berdasarkan formula sebagai berikut:
- Biaya trading fee 0,31% x (jumlah kripto x harga satuan).
- 0,31% x (0,5 BTC x Rp 500.000.000) = Rp 775.000.
Contoh transaksi beli terjadi pada tanggal 13 Mei 2022, Anda menjual aset kripto Bitcoin sebanyak 0,5 BTC dengan harga satuan pada saat itu adalah Rp 600.000.000 per BTC di Tokocrypto.
- Biaya trading fee 0,31% x (jumlah kripto x harga satuan).
- 0,31% x (0,5 BTC x Rp 600.000.000) = Rp 930.000.

Baca juga: Riset Ungkap Cuan Investor Aset Kripto di Indonesia Selama 2021, Berapa?
Perdagangan Kripto-Kripto (Swap/Tukar)
Contohnya transaksi pada tanggal 14 Mei 2022, Anton menukar sebanyak 0,5 aset kripto A dengan 1 aset kripto B milik Lisa. Pada tanggal itu nilai tukar aset kripto A dalam rupiah adalah Rp 500.000.000 dan aset kripto B sebesar Rp 30.000.000.
Besar biaya dan pengenaan pajak pada Anton
Atas penyerahan aset kripto A, biaya dan pajak yang dikenakan kepada Anton adalah:
- Biaya trading fee 0,31% x (jumlah kripto A x harga satuan kripto A).
- 0,31% x (0,5 x Rp 500.000.000) = Rp 775.000.
Kemudian, atas penerimaan aset kripto B, biaya dan pajak yang dikenakan kepada Anton adalah:
- Biaya trading fee 0,31% x (jumlah kripto B x harga satuan kripto B).
- 0,31% x (1 x Rp 30.000.000) = Rp 93.000.
Maka, total biaya dan pajak penyerahan aset kripto A dan B adalah Rp 868.000 untuk Anton.
Besar biaya dan pengenaan pajak pada Lisa
Atas penerimaan kripto A, biaya dan pajak yang dikenakan kepada Lisa adalah:
- Biaya trading fee 0,31% x (jumlah kripto A x harga satuan kripto A).
- 0,31% x (0,5 x Rp 500.000.000) = Rp 775.000.
Kemudian, atas penerimaan aset kripto B, biaya dan pajak yang dikenakan kepada Anton adalah:
- Biaya trading fee 0,31% x (jumlah kripto B x harga satuan kripto B).
- 0,31% x (1 x Rp 30.000.000) = Rp 93.000.
Maka, total biaya dan pajak penyerahan aset kripto A dan B adalah Rp 868.000 untuk Lisa.
Jika kamu masih bingung dan belum paham mengenai aturan pajak pada transaksi aset kripto, bisa baca selengkapnya pada artikel: Tanya Jawab Lengkap Aturan Pajak Aset Kripto yang Wajib Dipahami.
Altcoin News
Prediksi ChatGPT: 5 Faktor Memicu Pasar Bull Bitcoin Berikutnya

Daftar Isi
Platform AI, ChatGPT dapat mengungkap faktor apa saja yang dapat memicu pasar bull Bitcoin (BTC) selajutnya di masa depan. Bitcoin telah mengalami banyak pasang surut dalam sejarahnya yang relatif singkat, tetapi hanya sedikit yang dinyatakan sebagai pasar bullish penuh.
Pasar bull BTC yang terbaru terjadi pada akhir tahun 2021 ketika aset kripto berkapitalisasi terbesar itu harganya meroket ke ATH-nya sebesar US$ 69.000. Namun, yang terjadi kini selanjutnya adalah penurunan harga besar-besaran yang mengakibatkan dumping BTC hingga di bawah US$ 20.000 di tengah berbagai keruntuhan di industri kripto, serta inflasi global yang cepat dan perang di Eropa.
Kini Bitcoin telah pulih banyak sejak berada di bawah US$ 16.000, komunitas sering berspekulasi apakah pasar bullish baru telah dimulai atau sudah dekat. Dalam topik yang dikutip CryptoPotato, akan mengeksplorasi pendapat AI chatbot, ChatGPT tentang lima faktor pemicu bull run Bitcoin selanjutnya.
1. Adopsi
Meskipun ChatGPT memiliki beberapa kesalahan tentang BTC, seperti prediksi harga tertinggi sepanjang masa, chatbot memberikan beberapa temuan menarik tentang apa yang dapat mendorong pasar bull berikutnya. Pertama dan terpenting, ini menyoroti adopsi global, yang terdiri dari dua bagian – pasar dan kelembagaan – dan kami menggabungkannya menjadi satu.
Sejauh adopsi pasar berjalan, ChatGPT yakin harga kripto akan melanjutkan lintasan ke atas begitu lebih banyak bisnis mulai menerimanya sebagai metode pembayaran. Ini akan membantu “menciptakan sentimen positif dan mendorong permintaan.”

Baca juga: Investor Kripto Indonesia Terus Tumbuh Capai 17,25 Juta pada April 2023
“Faktor-faktor seperti integrasi opsi pembayaran Bitcoin oleh perusahaan besar atau peluncuran kendaraan investasi Bitcoin yang diatur dapat berkontribusi pada bull market.”
Adopsi institusional juga dapat membantu mendorong harga BTC naik. Ingatlah bahwa banyak perusahaan, seperti MicroStrategy, MassMutual, Tesla, BlackRock, dan lainnya, membeli sebagian aset atau terlibat dengannya dengan cara yang berbeda selama pasar bullish terakhir. Pengulangan skenario ini bisa memulai bull run lainnya.
2. Perkembangan Teknologi
AI chatbot juga memunculkan perkembangan teknologi tertentu yang mungkin menjadi salah satu alasan di balik peningkatan lainnya. Misalnya, jaringan Bitcoin mulai melihat peningkatan adopsi dan keterlibatan setelah pemutakhiran Tarpoot, yang memungkinkan pembuatan NFT di atasnya.
Sejauh ini, hal yang menguntungkan para penambang adalah meningkatnya jumlah transaksi dan biaya yang lebih tinggi. Namun, ada faktor dan kemungkinan lain, menurut ChatGPT.
“Kemajuan signifikan dalam teknologi dasar Bitcoin atau peningkatan dalam skalabilitas, keamanan, atau fitur privasi dapat menghasilkan kegembiraan dan menarik lebih banyak pengguna dan investor.”
3. Kejelasan Regulasi
Meskipun beberapa negara telah melakukan upaya awal untuk mengatur industri kripto dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar masih tidak diawasi. Faktanya, beberapa negara terbesar, seperti China dan AS, telah secara resmi melarang kelas aset atau gagal memberikan peraturan terperinci yang dapat membantunya berkembang sekaligus melindungi investor pada saat yang bersamaan.
Jika itu akhirnya berubah, ChatGPT yakin harga BTC akan mulai mengarah naik sekali lagi.
“Peraturan yang jelas dan menguntungkan dapat memberikan lingkungan yang lebih stabil untuk aset kripto, meningkatkan kepercayaan investor. Perkembangan peraturan yang positif, seperti pengakuan Bitcoin sebagai bentuk pembayaran yang sah atau pembentukan kerangka kerja pendukung untuk bisnis kripto, dapat mendorong pertumbuhan pasar.”

Baca juga: Pasar Kripto Koreksi: Amankan Investasi dengan Stablecoin
Lanskap di AS sangat berbahaya dalam beberapa bulan terakhir karena SEC, tanpa memberikan pedoman yang jelas tentang aset kripto mana yang merupakan sekuritas, telah mengejar Coinbase, Binance, Kraken, dan lainnya.
4. Faktor Ekonomi dan Geopolitik
Seperti disebutkan di atas, perang yang pecah di Eropa menimbulkan rasa sakit bagi investor di berbagai sektor, termasuk kripto. Selain itu, meningkatnya inflasi dan upaya putus asa bank sentral untuk melawannya mengakibatkan arus keluar dari aset berisiko, seperti BTC.
Tetapi pada skala yang lebih makro, ChatGPT percaya situasi ekonomi yang mengerikan, devaluasi mata uang, atau gejolak politik dapat membuat orang beralih ke Bitcoin. Ketertarikan pada aset kripto utama kemungkinan akan meningkat karena orang akan mencari “aset yang terdesentralisasi dan tidak dikendalikan pemerintah seperti Bitcoin.”
Melihat perkembangan serupa di negara-negara seperti Argentina dan Turki, di mana penduduk setempat telah berjuang dengan tingkat inflasi dua dan bahkan tiga digit untuk sementara waktu. Dengan demikian, ChatGPT menggemakan:
“Di saat ketidakpastian ekonomi, beberapa investor mungkin melihat Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap sistem keuangan tradisional, yang berpotensi menaikkan harganya.”
5. Halving Bitcoin
Last but not least, AI chatbot mengungkit halving Bitcoin. Dimasukkan ke dalam jaringan Bitcoin sejak dimulainya pada tahun 2009, mereka terjadi di setiap 210.000 blok (kira-kira empat tahun) dan bertujuan untuk mengurangi hadiah blok, sehingga mengurangi kecepatan pembuatan BTC baru.
Tiga halving sebelumnya diikuti oleh kenaikan besar-besaran, dan ChatGPT menegaskan bahwa halving berikutnya – diharapkan terjadi pada bulan April tahun depan – kemungkinan akan mengarah pada pergerakan harga yang sama.
“Secara historis, peristiwa halving bertepatan dengan pasar bull karena berkurangnya pasokan dan potensi peningkatan permintaan memiliki efek positif pada harga Bitcoin.”
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Tokocrypto tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.
Business
Asia Menguasai Pasar Bitcoin dan Kripto, Meninggalkan AS di Belakang!

Kawasan Asia kini menjadi pasar terbesar Bitcoin (BTC) dan aset kripto secara keseluruhan mengalahkan Amerika Serikat (AS). Pasokan Bitcoin yang dipegang oleh entitas di Asia meningkat sebesar 9,9% pada tahun 2023, karena kawasan tersebut mulai memperkenalkan peraturan ramah kripto dan AS memperketat sikap pengaturannya.
Tekanan peraturan AS terus mengengkang industri aset kripto, tren baru mulai terbentuk, sehingga mengubah dinamika permintaan global Bitcoin. Lingkungan politik AS tengah berusaha untuk memperketat regulasi perdagangan dan sektor pertambangan kripto.
Pergeseran ini terbukti membuat perubahan pasokan Bitcoin secara global. Berdasarkan data Glassnode pada tanggal 5 Juni, mengungkapkan perbedaan antara persediaan Bitcoin di AS dan Asia yang dimiliki atau diperdagangkan telah melebar.
Tercatat bahwa entitas Amerika sekarang memiliki Bitcoin 11% lebih sedikit dibandingkan pada Juni 2022. Selain itu, pasokan yang dipegang oleh entitas Asia telah meningkat hampir 10% pada periode yang sama atau year-over-year (YoY).
Asia Jadi Raja Kripto

Baca juga: Mengapa Pasar Kripto dan Bitcoin Naik Hari Ini (7/6)?
Ketertarikan Asia terhadap Bitcoin memicu pertanyaan tentang kemungkinan faktor pendorong di balik perubahan ini.
Seperti yang dilaporkan CryptoSlate, meningkatnya regulasi terkait kripto di AS membuat para trader beralih dari Bitcoin dan Ethereum, ke stablecoin yang dirasa lebih aman. Langkah defensif oleh para trader ini menunjukkan dampak nyata yang dapat ditimbulkan oleh regulasi, atau ancamannya, terhadap perilaku dan keputusan pelaku pasar kripto.
Risiko potensi hukuman dan tindakan keras terkait kepatuhan dapat mendorong permainan yang lebih aman, terkadang dengan biaya investasi hasil tinggi. Sementara pengetatan regulasi membayangi pasar kripto AS, namun di Asia telah mengalami gelombang perubahan peraturan yang lebih positif.
Peningkatan kehadiran kripto pada akhirnya dapat membantu meningkatkan inklusi keuangan di beberapa negara berkembang terpenting di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Setidaknya ada 70% orang Vietnam tidak memiliki rekening bank, demikian pula sekitar 66% orang Indonesia dan 44% orang Filipina.
Mengingat potensi manfaat inklusi keuangan dari aset kripto, diharapkan regulator di negara berkembang Asia Tenggara akan secara bertahap mengambil langkah untuk melegalkan penggunaannya. Area abu-abu tempat kripto beroperasi di negara-negara ini sampai sekarang pada akhirnya akan menjadi semakin hitam dan putih.
Ramah Kripto

Baca juga: Investor Kripto Indonesia Terus Tumbuh Capai 17,25 Juta pada April 2023
Bukti kawasan Asia lebih ramah terhadap kripto terlihat ketika Komisi Sekuritas dan Futures (SFC) Hong Kong telah membuka jalan bagi investor retail untuk melakukan perdagangan aset digital. Hong Kong telah menciptakan lingkungan yang lebih ramah kripto, menandakan lisensi lebih dari delapan perusahaan kripto pada akhir tahun dan mengurangi persyaratan peraturan untuk bursa kripto.
Menanggapi perubahan yang mengakomodasi ini, beberapa entitas kripto, seperti CoinEx , secara strategis memanfaatkan aturan yang ramah di Hong Kong. Sementara itu, Bitget telah berkomitmen untuk menginvestasikan US$ 100 juta untuk mendukung ekosistem Web3 Asia.
Selain itu, meningkatnya spekulasi tentang potensi kepemilikan perbendaharaan Bitcoin di negara Asia Tengah mencerminkan pergeseran sentimen regional terhadap Bitcoin. Sementara, regulator AS telah menindak keras platform perdagangan kripto yang memaksa banyak orang untuk menutup, menangguhkan akun mereka, atau pindah ke luar negeri.
Bitcoin News
Prediksi Crypto Juni 2023: Hal yang Buruk untuk Bitcoin Belum Berakhir?

Prediksi crypto bulan Juni 2023 sangat dinanti, terlebih Bitcoin (BTC) telah mencatat pemulihan penting yang menembus angka US$ 27.000 lagi pada akhir pekan lalu. Ini mengarah ke peningkatan spekulasi bahwa aset memposisikan dirinya untuk keuntungan yang signifikan dalam beberapa minggu mendatang.
Namun, terlepas dari pemulihan Bitcoin yang kuat secara keseluruhan pada tahun 2023, ahli strategi komoditas senior Bloomberg, Mike McGlone, telah menyatakan bahwa yang terburuk untuk BTC mungkin belum berakhir.
Dalam June Cryptos Outlook-nya yang diposting di LinkedIn pada tanggal 2 Juni, ahli strategi kripto itu berpendapat bahwa berbagai faktor menyarankan jalan bergelombang untuk aset digital. Dia menyarankan bahwa Bitcoin dan aset kripto lainnya menemukan diri mereka pada titik kritis, ketika menghadapi kemungkinan resesi Amerika Serikat pertama dalam sejarah, potensi bearish pasar saham , dan peningkatan pengawasan dari bank sentral.
Spekulatif

Baca juga: Daftar Aset Potensial di Bulan Juni 2023, Saatnya Nabung Kripto!
“Cryptos menghadapi resesi AS pertama mereka, potensi pasar (saham) bearish, bank sentral yang (lebih) waspada, dan persaingan suku bunga yang tinggi, dan mereka telah bangkit pada tahun 2023, menunjukkan konsensus yang berpikir bahwa yang terburuk telah berakhir. Kami tidak setuju,” kata McGlone.
McGlone menegaskan bahwa injeksi likuiditas besar-besaran yang dialami dalam beberapa tahun terakhir, yang berpuncak pada All time high (ATH) Bitcoin pada tahun 2021, mencontohkan ekses spekulatif yang menjadi ciri pasar kripto . Dalam pandangannya, ekses ini merupakan indikasi risiko yang berkelanjutan.
Dia lebih jauh menyoroti sinyal deflasi seperti anjloknya harga komoditas, penurunan harga produsen, dan berkurangnya simpanan bank, yang dia yakini sebagai pertanda dampak potensial dari tindakan pengetatan Federal Reserve atau The Fed.
Bitcoin mendapatkan kembali ambang batas US$ 27.000, didorong oleh data ketenagakerjaan dari Amerika Serikat. Secara khusus, tingkat pengangguran AS di bulan Mei melampaui ekspektasi, mencapai 3,7% dibandingkan dengan proyeksi 3,5%.
Bitcoin Naik Lagi ke US$ 27.000

Baca juga: Holder Jangka Pendek Bitcoin Kembali Jual Untung, Sinyal Apa?
Meskipun tingkat partisipasi angkatan kerja tetap tidak berubah, ini menandai tingkat pengangguran tertinggi sejak Oktober 2022. Perekonomian AS yang tangguh menunjukkan kekuatannya dengan menambah 339.000 pekerjaan di bulan Mei.
Memang, seperti yang dilaporkan oleh Finbold, Bitcoin ingin menguji ulang saluran utama yang kemungkinan akan membuka ruang untuk US$ 28.000. Pelaku pasar melihat posisi US$ 28.000 sebagai level dukungan penting untuk mendapatkan kembali US$ 30.000.
Bitcoin diperdagangkan pada US$ 26.840 pada waktu pers, dengan penurunan mingguan sekitar 3,9%. Reklamasi posisi US$ 27.000 telah memicu rasa optimisme dan spekulasi mengenai lintasan masa depan BTC.
Selain mendapatkan dukungan dari pasar tenaga kerja yang kuat, penting untuk mengakui bahwa kekhawatiran yang berkepanjangan tentang inflasi terus mengancam lintasan aset. Itulah prediksi crypto bulan Juni 2023 yang menarik untuk disimak ke depannya.
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Tokocrypto tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.
-
Market Analysis2 weeks ago
Mengapa Pasar Kripto dan Bitcoin Naik Hari Ini (29/5)?
-
Market Analysis3 days ago
Mengapa Pasar Kripto dan Bitcoin Turun Hari Ini (6/6)?
-
Market Analysis1 week ago
Daftar Aset Kripto Potensi Bullish Akhir Mei 2023
-
Market Analysis4 days ago
Daftar Aset Potensial di Bulan Juni 2023, Saatnya Nabung Kripto!
-
Tips & Tricks2 days ago
Pasar Kripto Koreksi: Amankan Investasi dengan Stablecoin
-
Market Analysis4 days ago
Pasar Kripto Disambut Bearish di Awal Juni, Apa Penyebabnya?
-
Business3 days ago
Apple Vision Pro Diklaim Dapat Mengubah Cara Merancang Metaverse
-
Altcoin News1 week ago
Kisah Sukses Trading Meme Coin Dogecoin hingga Pepe