Connect with us

Market

Market Awal Pekan: Investor Kripto Berharap ‘Uptober’ Terulang

Published

on

Ilustrasi Bitcoin.

Memasuki awal Oktober, pergerakan market kripto tak kunjung menguat. Padahal banyak investor berharap akan terulang kembali fenomena ‘uptober’, bulan yang baik untuk market kripto secara keseluruhan.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, melihat market kripto terlihat masih belum kuat untuk melaju ke zona hijau pada Senin (3/10) pagi. Secara teknikal, penyebab market kripto turun berguguran disebabkan oleh Bitcoin yang gagal menembus level psikologis US$ 20.000 di akhir pekan.

“Hal tersebut mengindikasikan bahwa ada sebagian investor yang siap untuk melakukan aksi jual di kisaran level tersebut. Di samping itu, padahal bulan ini digadang-gadang menjadi periode terbaik untuk market bullish, sehingga ada istilah uptober,” kata Afid.

Sebelum akhir pekan lalu, market kripto memang sempat reli yang ditimbulkan oleh pelemahan indeks Dolar AS (DXY). Kemudian, investor juga mulai melakukan aksi borong di akhir September, demi mengoleksi portofolio mereka di akhir kuartal III tahun ini.

Investor sengaja melancarkan aksi akumulasi, karena yakin bulan ini akan kembali mengulangi fenomena tahunan yang disebut ‘uptober,’ yakni kondisi ketika harga aset kripto kompak reli kencang di Oktober, setelah terpukul di September lalu.

Menurut Bitcoin Monthly Retuns, harga BTC selalu naik di bulan Oktober dalam kurung waktu tiga tahun terakhir (2019-2021). Tertinggi nilai BTC sempat melonjak 39,93% pada tahun lalu dan itu mendorongnya untuk mencapai all-time high (ATH) pada November 2021 lalu.

Grafik Bitcoin Monthly Returns.
Grafik Bitcoin Monthly Returns.

Baca juga: Kasus Transfer 3.313 BTC Jadi Sorotan Pasca Do Kwon Mau Ditangkap

Kripto Belum Naik

Namun baru memasuki bulan Oktober, market kripto belum langsung panas, investor masih wait and see untuk terus melakukan akumulasi.

“Kuat dugaan, tingginya investor melakukan aksi jual di akhir pekan, disebabkan oleh pergerakan pasar saham AS yang juga berkinerja buruk. Alhasil investor kurang bergairah dan meninggalkan aset berisiko,” terang Afid.

Di samping itu, investor juga mempertimbangkan prospek makroekonomi yang kelabu, sebelum menentukan sikap di pasar kripto. Perlu diketahui Biro Analisis Ekonomi AS pada Kamis (30/9) melaporkan pertumbuhan ekonomi AS kuartal II 2022 sebesar -0,6% secara tahunan.

Artinya, ekonomi AS resmi melanjutkan kontraksi setelah sebelumnya mencatat pertumbuhan ekonomi -1,6% di kuartal I. Secara teori, AS sejatinya sudah masuk ke fase resesi ekonomi, karena pertumbuhan minus dalam dua kuartal berturut-turut.

Ilustrasi market aset kripto.
Ilustrasi market aset kripto.

Baca juga: Ketua The Fed Jerome Powell: Serukan Peraturan Kripto yang Tepat

Sentimen Negatif

Di sisi lain, sentimen negatif dari ekosistem kripto juga mendorong investor kurang semangat seperti, Coinbase dan Solana yang mengalami gangguan sistem pada akhir pekan lalu. Serta kabar exchange, WazirX memberhentikan 40% karyawannya sebagai langkah efisiensi.

Pergerakan Bitcoin dari sisi teknikal, terlihat masih belum berhasil menembus downtrend line-nya di rentang waktu hariannya (daily time frame).

“Kondisi ini tercermin dari harga BTC yang kembali terpental kembali setelah memasuki level US$ 20.000. Melihat hal tersebut, BTC bisa melakukan retest kembali ke level US$ 20.000 dengan support terkuat di US$ 18.825,” jelas Afid.

Sementara itu, Ethereum terlihat sideways dan bergerak di bawah 20-day EMA setelah menemukan lantai penurunannya di level US$ 1.220. ETH bisa melakukan retest kembali ke level US$ 1.356 dengan support terkuat di US$ 1.180.

Popular