Finance
Market Gonjang-ganjing, Saat yang Tepatkah untuk Nabung Kripto?
Market kripto tengah gonjang-ganjing dan secara keseluruhan sedang dalam tekanan. Namun, masih ada peluang keuntungan jangka panjang dengan strategi nabung kripto.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengatakan salah satu faktor utama yang menyebabkan market tertekan kali ini dipengaruhi oleh drama yang melibatkan platform exchange, FTX.
Kasus tersebut membuat efek domino yang menyebabkan nilai sejumlah kripto menurun signifikan. Total likuidasi market kripto capai US$ 880 juta dalam 24 jam terakhir dan market cap anjlok ke level US$ 800 triliun.
“Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan harga didorong oleh krisis modal FTX, ditambah dengan ketakutan investor dari kebangkrutan atas gagalnya akuisisi. Kejadian ini tentu saja memberikan pukulan keras bagi para trader yang mengharapkan kondisi pasar kripto akan pulih. Pasalnya, di pekan lalu, pasar kripto sempat terlihat sedikit membaik,” kata Afid.
Baca juga: Binance Batal Akuisisi FTX: Masalah Keuangan Sulit Diatasi
Afid menjelaskan kemungkinan besar selera investor terhadap market kripto akan tetap teredam, dan masih mempertimbangkan untuk menunggu data inflasi AS yang akan rilis Kamis (10/11) malam dan kasus FTX menjadi lebih jelas.
“Walaupun tetap fokus pada kasus FTX, sentimen positif yang bisa menggerakan market bisa datang dari hasil sementara pemilu sela AS. Saat ini dilaporkan sejumlah anggota parlemen pro-kripto telah memenangkan kursi mereka. Sehingga regulasi yang ramah kripto bisa terwujud di AS,” terangnya.
Waktu Tepat Nabung Kripto
Di saat market kripto yang tengah gonjang-ganjing, VP Growth Tokocrypto, Cenmi Mulyanto, menjelaskan masih ada strategi yang bisa dijalankan untuk tetap menciptakan peluang keuntungan di masa depan. Menurutnya dengan konsep nabung kripto di saat market anjlok akan mendapatkan keuntungan membeli aset dengan harga bawah atau ‘diskon.’
“Ketika market anjlok, pergerakan aset kripto cenderung sulit diprediksi. Banyak investor setuju bahwa jalan terbaik ke depan adalah dengan mengadopsi strategi Dollar Cost Averaging (DCA) dan Buy The Dip di mana membeli sejumlah aset kripto di saat pasar mengalami koreksi bearish yang signifikan. Konsep ini bisa disebut sebagai nabung kripto,” terang Cenmi.
Baca juga: Sam Bankman-Fried, CEO FTX Kehilangan 94% Kekayaan dalam Sehari
Menurut Cenmi, hal yang paling penting untuk dipahami adalah ketika market anjlok bukanlah akhir dari segalanya. Kabar baiknya, setidaknya secara historis, penurunan kripto akan selalu diikuti oleh kenaikan kuat yang membuat Bitcoin dan berbagai altcoin lain bisa mencapai kenaikan harga.
Pastikan Riset
Walaupun dengan terjadi penurunan harga atau ‘diskon,’ investor harus selalu melakukan riset dan tidak terbuai dengan iming-iming keuntungan yang cepat. Pelajari kembali berbagai jenis aset kripto yang saat ini tersedia di market atau mencari lebih banyak strategi investasi untuk mengurangi risiko kerugian di masa mendatang.
“Jadi, pastikan investor lakukan analisis mengapa harga turun, dan gali lebih dalam alasannya. Jangan fokus pada jenis-jenis kripto tertentu saja. Strategi nabung kripto bisa jadi peluang keuntungan di market,” ujar Cenmi.
Dari analisis teknikal, Bitcoin terlihat sempat menurun di rentang harga US$ 15.000, lalu kembali berusaha untuk rebound ke US$ 16.700. Ada upaya dari investor untuk membuat level support BTC di harga US$ 15.000 tidak jebol.
-
Market5 days ago
Market Sinyal Harian: Potensi Pergerakan Kripto pada 18 November 2024
-
Market3 days ago
Market Sinyal Harian: Potensi Pergerakan Kripto pada 20 November 2024
-
Event3 days ago
Tokocrypto dan OCBC Luncurkan Kartu Global Debit Spesial
-
Bitcoin News5 days ago
Bitcoin Masih Murah: Potensi Tembus $100.000