Connect with us

Market

Risalah The Fed Bikin Market Kripto Tertahan, Kinerja Bitcoin Tak Optimal

Published

on

Ilustrasi market kripto Bitcoin.

Volatilitas pasar kripto kembali meningkat disebabkan oleh The Fed yang baru saja merilis risalah rapat yang kurang menggembirakan. Investor pun masih mencari petunjuk tentang langkah selanjutnya untuk menghadapi kondisi makroekonomi yang belum stabil. Bersamaan dengan kripto, pasar saham AS pun terjadi penurunan kinerja yang tipis.

Tim Riset Tokocrypto menjelaskan laju kenaikan market kripto kembali tertahan setelah investor merespons risalah rapat dari pertemuan terakhir The Fed awal bulan Februari lalu yang dirilis pada Kamis (23/2) dini hari.

“Hasil risalah The Fed tidak memberikan banyak harapan untuk kenaikan Bitcoin (BTC), yang terpantau masih melayang pada kisaran US$ 24.500. Padahal, banyak investor yang berharap kebijakan moneter The Fed bakal lebih dovish dalam pertemuan tersebut. Namun mereka harus dihadapkan pada fakta inflasi serta propek resesi masih tetap ada,” jelas analisisnya.

The Fed Belum Melunak

Ketua The Fed, Jerome Powell. Foto: REUTERS / Yuri Gripas
Ketua The Fed, Jerome Powell. Foto: REUTERS / Yuri Gripas

Baca juga: Bappebti Optimis Pasar Kripto Indonesia Bangkit di Tahun 2023

Secara garis besar, risalah The Fed mengisyaratkan kenaikan suku bunga bisa berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan sebagian besar investor. Kenaikan suku bunga tersebut sebagai bentuk upaya meredam tingkat inflasi AS.

Hal ini juga diperkuat oleh consumer price ondex (CPI) Januari menunjukkan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dan data producer price index (PPI) AS Januari melonjak tak terduga sebesar 0,7% (MoM).

Pasar kripto masih sangat berkorelasi dengan indeks saham AS. Setelah CPI bulan Januari menunjukkan inflasi lebih tinggi dari yang diharapkan dengan kenaikan 0,5%, maka risalah The Fed mengonfirmasi akan terus menaikkan suku bunga selama diperlukan untuk menurunkan inflasi sampai batas stabil.

Di samping itu, kondisi penurunan utama hari ini juga berasal dari kekhawatiran investor atas tindakan penegakan hukum terhadap industri kripto, khusus di Amerika Serikat. Investor masih melihat akan ada kelanjutan peningkatan penegakan peraturan dari US Securities and Exchange Commission (SEC) di masa depan.

Sentimen Negatif

Bitcoin zona merah
Ilustrasi market Bitcoin masuk zona merah. Foto: Getty Images.

Baca juga: Gerak Bitcoin Bentuk Pola Golden Cross, Pertanda Harga BTC Naik?

Faktor penurunan lainnya adalah investor terus membukukan keuntungan saat kinerja harga sejumlah kripto, seperti Bitcoin mengalami kenaikan. Selera investor masih menurun untuk menunggu tanda-tanda bahwa inflasi AS telah sampai puncak, atau agar The Fed memberi sinyal bahwa kenaikan suku bunga berukuran lebih kecil akan segera terjadi.

Selanjutnya, Indeks Dolar (DXY) juga kembali menguat sebesar 0,38%, ditutup pada level 104,496 pada penutupan kandil harian Kamis (23/2) pagi. Penurunan harga pagi ini sedikit berpengaruh pada sentimen pasar kripto. Bitcoin Fear and Greed Index turun tiga poin, ditutup pada level 56 dengan kategori Greed.

“Dari sisi analisis teknikal, volatilitas Bitcoin meningkat akibat tarik ulur dari aksi beli dan jual. Volume perdagangan BTC sedang dalam posisi tekanan jual yang tinggi, namun tak lama setelah risalah Th Fed rilis aksi beli kembali naik. Proyeksinya akan ada peningkatan harga, tapi tidak besar dalam jangka pendek,” jelas Tim Riset Tokocrypto.

Sejauh ini aksi beli masih mampu mendorong kenaikan harga dan mencegah penurunan harga lebih dalam. Sejauh ini, pergerakan harga Bitcoin masih sideways pada area supply US$ 23.988-US$ 25.198. Bitcoin sedang berjuang untuk breakout di area supply tersebut supaya berhasil bounce dan bisa melihat level baru di atas US$ 25.000.

DISCLAIMERBukan saran atau ajakan membeli! Investasi atau perdagangan aset kripto masih berisiko tinggi. Artikel ini hanya berisi informasi yang relevan mengenai aset kripto tertentu.

Popular