Tentara XRP Waspada: Apakah Ripple Sudah Mencapai Puncaknya?

Ripple (XRP) tengah menikmati masa kejayaannya. Setelah melonjak lebih dari 500% sejak awal tahun dan mencetak rekor baru di atas $3,6 pada Juli 2025, antusiasme investor terhadap token ini memuncak. Namun, apakah ini benar-benar puncak dari perjalanan XRP tahun ini? Atau justru sinyal untuk berhati-hati?

Lonjakan yang Menggembirakan, Tapi…

Pasca pemilu Presiden AS, yang dimenangkan oleh Donald Trump, suasana pasar kripto berubah drastis. Kebijakan yang lebih longgar terhadap kripto mendorong minat investor, dan XRP termasuk salah satu yang paling diuntungkan. Dari posisi terendahnya, token ini mencetak kenaikan spektakuler hingga lima kali lipat.

Namun, muncul pertanyaan: Apakah rally ini akan berlanjut, atau kita justru sedang menyaksikan puncak yang baru saja terbentuk?

Baca juga: Tekanan Bearish Menguat, Akankah XRP Bertahan di Atas $3?

Ketika Media Arus Utama Mulai Memuji

Dalam dunia kripto, kemunculan pujian dari media arus utama sering kali dianggap sebagai sinyal peringatan. Fenomena ini bukan hal baru. Saat nama-nama besar seperti Jim Cramer menyuarakan optimisme terhadap aset kripto tertentu, pasar justru kerap membalik arah—dari bullish ke bearish.

Kasus XRP pun kini masuk ke pola tersebut. Artikel dari USA Today baru-baru ini menyebut XRP sebagai aset utilitas nyata, menyoroti peran positifnya dalam sistem pembayaran lintas negara serta kemungkinan lonjakan harga akibat iklim regulasi yang lebih bersahabat di bawah pemerintahan Trump.

Namun, alih-alih diterima dengan tangan terbuka oleh komunitas kripto, artikel ini justru menuai kontroversi.

Salah Kaprah dan Kecurigaan

Salah satu bagian artikel menyebut bahwa XRP telah “melewati masa pasang surut volatilitas koin meme.” Klaim ini dianggap menyesatkan, karena XRP sejak awal dirancang sebagai token utilitas untuk transfer lintas batas—jauh dari citra “koin meme” seperti Dogecoin atau Shiba Inu.

Meski ada proyek berbasis koin meme yang berjalan di jaringan XRP Ledger, menyamakan XRP sebagai aset dasar dengan token meme dianggap tidak akurat, sebagaimana tidak mungkin mengkategorikan ETH atau BTC sebagai meme hanya karena koin lucu dibangun di atas jaringannya.

Lebih jauh lagi, artikel USA Today tersebut diduga merupakan konten kolaboratif dengan The Motley Fool—sebuah perusahaan media finansial yang menyediakan analisis berbayar. Ironisnya, TMF sendiri tidak memasukkan XRP ke dalam daftar rekomendasi 10 saham terbaiknya, dan tentu saja, XRP bukanlah saham.

Sinyal untuk Berhati-hati?

Dalam dunia kripto, sinyal pasar bisa datang dari mana saja—termasuk dari pujian media. Berdasarkan pola historis, euforia media massa terhadap aset kripto kerap menjadi tanda bahwa harga sudah dekat atau bahkan sudah mencapai puncaknya.

Meskipun belum ada sinyal teknikal yang mengonfirmasi pembalikan tren secara drastis, investor disarankan tetap waspada terhadap potensi koreksi jangka pendek. Kombinasi sentimen media, kesalahan narasi, dan lonjakan harga ekstrem sering kali menjadi resep klasik untuk fase konsolidasi atau bahkan pembalikan tren.

XRP memang tengah menjadi bintang di tengah gejolak pasar kripto global. Namun, seperti biasa dalam dunia investasi: saat euforia merajalela, kehati-hatian justru menjadi kunci. Apakah kita benar-benar sudah mencapai puncak untuk XRP? Atau ini hanya permulaan dari sesuatu yang lebih besar?

Waktu akan menjawab. Sementara itu, pastikan keputusan investasimu tetap didasarkan pada analisis yang cermat, bukan sekadar narasi media.

Baca juga: Tentara XRP Waspada: Apakah Ripple Sudah Mencapai Puncaknya?

Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekaran

DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut.

Konten ini hanya bersifat informasi bukan ajakan menjual atau membeli.