Pada saat pers, BTC diperdagangkan turun 1.8 persen dalam waktu 24 jam, menduduki Rp 128 juta-an, menurut CoinGecko.
Dalam satu minggu terakhir, BTC diperdagangkan sideways, ranging di harga Rp 128 juta-Rp 133 juta.
Seorang analis di Twitter, Smokey baru-baru ini mencatat bahwa dia bingung kepada orang-orang yang mengatakan bahwa Bitcoin dalam tren bearish (turun).
Dia mengakui bahwa Bitcoin belum menembus level Resistance mingguan di $9.600 (Rp 134 juta-an).
Namun, Bitcoin bisa mengambil kembali level Resistance sebelumnya di $9.111 atau Rp 127 juta (juga level support pada saat ini). Harga dikisaran ini adalah harga penting untuk cryptocurrency utama sejak bulan Mei.
Baca Juga: Harga Bitcoin Memiliki Peluang Mencapai Rp 212 Juta Menjelang Halving
Baca Juga: 20 Peluang Usaha Rumahan Modal Kecil Dan Tips Untuk Memulai 2019
Terlebih lagi, volume pembelian pada level support ini lebih tinggi daripada harga lebih rendah, menandakan bahwa bull berusaha untuk mengambil alih kontrol pasar.
Crypto Dog, analis dengan 167 ribu followers, mempunyai kesimpulan yang sama dengan Smokey. Dia menunjukan dua level Resistance, yang sudah ditembus oleh BTC.
Bukan hanya analis, CEO Binance juga memberikan sentimen positif terhadap BTC.
Changpeng Zhao (CZ), CEO dan pendiri dari exchanger cryptocurrency Binance, berbagi sentimen Bullish ini dalam cuitannya yang menjelaskan bahwa banyaknya orang yang saat ini terlibat dengan Bitcoin membuatnya mudah untuk memprediksi bahwa ia pada akhirnya akan melonjak kembali ke arah tertingginya. Ia mengatakan:
“Prediksi harga itu mudah. Sulit untuk menjadi benar tentang waktunya. Kita akan mencapai $ 16.000 segera. 1,4 miliar orang [tengah] mengerjakannya saat kita berbicara.”
Meskipun prospek makro untuk Bitcoin tampaknya memang Bullish, penting untuk dicatat bahwa kemana arahnya dalam beberapa minggu dan bulan mendatang kemungkinan akan ditentukan oleh bagaimana tanggapannya terhadap rentang perdagangan saat ini. Kita lihat saja ya!