Market

Analisa Market: Data Inflasi AS Tinggi, Kok Market Kripto Reli?

Published

on

Market kripto nampak membuat hati investor sedikit senang saat menjelang akhir pekan ini. Pergerakan market aset kripto, terutama Bitcoin kembali reli naik, padahal sempat tertekan oleh data inflasi AS bulan September yang meninggi. Kenapa bisa begitu?

Secara keseluruhan sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar atau big cap melaju tipis ke zona hijau pada perdagangan Jumat (14/10) pukul 13.00 WIB. Misalnya saja, dari pantauan CoinMarketCap, nilai Bitcoin berada di harga US$ 19.792, naik 3,67% dalam 24 jam terakhir.

Altcoin lainnya juga mengalami hal yang sama. Nilai Ethereum (ETH) ikut naik 3,02% ke US$ 1.325 sehari terakhir. XRP, Solana (SOL), dan Dogecoin (DOGE) bahkan naik lebih dari 3%.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengatakan market kripto berhasil rebound akibat kinerja indeks saham AS yang juga menguat. Di samping itu, rupanya indeks dolar AS (DXY) juga pada hari ini melemah.

“Sama seperti yang terjadi di indeks saham AS, performa aset kripto juga bergerak naik, walau sempat tertekan dan turun tajam saat data inflasi AS terbaru dirilis pada Kamis (13/10) kemarin. Awalnya, nilai aset kripto berguguran, tapi akhirnya tertahan setelah investor melihat rebound kencang indeks saham AS,” kata Afid.

Data inflasi AS guncang pasar, Bitcoin dan Ethereum jatuh. Foto: Reuters.

Baca juga: ICCA dan ASPAKRINDO Dorong Tumbuh Kembang Industri Aset Kripto

Menurutnya hal ini sangat wajar karena saat ini banyak investor institusi dan ritel melihat kinerja indeks saham AS untuk melihat gambaran selera risiko investor secara umum, termasuk ke market kripto.

Reli Rentan Tertahan

Meski demikian, reli saat ini diproyeksikan akan terlangsung singkat. Investor masih belum bisa lepas dari bayangan kebijakan moneter The Fed. Setelah perilisan data inflasi AS September yang berada di atas prakiraan, yaitu tercatat 8,2%, tentu akan membuat The Fed serius melakukan pengetatan kebijakan moneternya. 

“Kini, investor semakin yakin The Fed akan menaikkan suku bunganya 75 basis poin dalam pertemuan rapat komite pasar terbuka federal (FOMC) bulan depan. Hanya saja, performa indeks saham AS kembali ke zona hijau setelah pelaku pasar memutuskan buru-buru memborong saham. Alasannya, mereka yakin ke depan akan banyak pelaporan keuangan (earnings season) emiten saham AS sepanjang bulan ini yang akan menunjukkan hasil normatif,” jelas Afid.

Ilustrasi aset kripto

Baca juga: Bappebti: Transaksi BIDR Termasuk Pertukaran Antar Jenis Kripto

Dari sisi analisis teknikal, harga BTC sempat menyentuh US$ 19.835 pada Jumat (14/10) siang, setelah sebelumnya tersungkur dengan harga jual menyentuh US$ 18.319 atau jadi titik terendah dalam tiga pekan terakhir. Harga Bitcoin kembali pullback dan berhasil bergerak naik tinggi setelah menyentuh titik support tersebut. 

Laju pullback Bitcoin masih sangat dinamis dengan level resistance pada level US$ 20.102 yang saat ini menjadi tahanan terdekat apabila harga kembali koreksi. Level support terdekat, di level US$ 19.488, bila kembali terjadi penurunan.

Popular

Exit mobile version