Market
Analisa: Market Kripto Terus Sideways Waspada Sentimen Makroekonomi
Performa market kripto sepekan ini terlihat sideways atau datar yang menandakan investor kurang bergairah. Kenaikan suku bunga acuan The Fed masih menjadi hambatan pertumbuhan market kripto.
Sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar atau big cap berada zona hijau pada perdagangan Jumat (4/11) pukul 13.00 WIB. Misalnya saja, dari pantauan CoinMarketCap, nilai Bitcoin berada di harga US$ 20.576, naik 1,10% selama 24 jam terakhir dan naik 1,36% sepekan belakang.
Altcoin lainnya juga mengalami hal yang sama. Nilai Ethereum (ETH) ikut melonjak 1,24% ke US$ 1.567 sehari terakhir dan naik 3,45% seminggu belakang. Di sisi lain, Dogecoin (DOGE) yang sempat tumbuh mengesankan, akhirnya anjlok lebih dari 6% dalam 24 jam terakhir.
Market Cap Kripto Naik
Baca juga: Tokocrypto Dukung Perlindungan Konsumen dan Jamin Keamanan Investor Kripto
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengatakan volatilitas market kripto menjelang akhir pekan ini akibat besarnya sentimen dari ketidakpastian makroekonomi global. Namun, sejumlah investor yang menjadi kaum bullish mulai masuk untuk akumulasi sehingga sedikit mengerakan market kripto naik, namun tetap sideways. Mereka anggap penurunan harga kripto, pasca The Fed menaikan suku bunga acuannya Kamis (3/11) dinihari lalu, menjadi peluang.
“Namun, keseluruhan ekonomi global sedang terkena badai setelah Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan penurunan kecil dalam klaim pengangguran. Kemudian, Bank of England meningkatkan suku bunga dengan ukuran jumbo 75 basis poin, sesuai dengan kenaikan AS baru-baru ini. Dua peristiwa itu membuat investor kurang bergairah untuk masuk ke market kripto,” kata Afid.
Sementara, aset kripto big cap naik, ada beberapa altcoin yang menjadi primadona dalam 24 jam terakhir karena berhasil naik tinggi. Seperti, Loopring (LRC) meroket 23%, OKB naik tinggi sebesar 24%, disusul oleh FTM yang berhasil naik sebesar 18,86%, dan MATIC yang tidak mau ketinggalan dengan kenaikan sebesar 16,54%.
Total kapitalisasi pasar kripto pun berada di posisi hijau, naik tipis sebesar 0,71% dalam 24 jam terakhir. Penutupan total market cap siang ini berada pada level US$ 1,013 triliun.
Fear and Greed Index Bitcoin kembali ditutup pada level 30 dengan kategori Fear. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sentimen pasar kripto masih terlihat masih stabil.
Analisa Bitcoin di November
Baca juga: Indonesia Cermati Skema Perdagangan Karbon Bertenaga Blockchain
Banyak analis menyakini November bisa menjadi bulan yang baik untuk market aset kripto. Indikator hal ini terbukti dengan kembalinya market cap kripto global di titik US$ 1 triliun. Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) pun sempat mencatatkan kenaikan dalam grafik harian di akhir Oktober dan awal November.
“Volume perdagangan saat ini sedikit membaik dan terjadi short liquidation. Meski demikian, kenaikan dan sentimen bullish ini masih terbatas. Aksi harga Bitcoin dan Ethereum masih belum sepenuhnya pulih dan kembali masuk ke dalam fase konsolidasi. Kondisi tersebut diikuti oleh sebagian besar aset di pasar kripto,” jelas Afid.
Perlu diketahui, hampir satu tahun harga Bitcoin sudah turun 70% dari rekor tertinggi sepanjang masanya (ATH), yaitu US$ 69.000, yang tercapai pada bulan November 2021 lalu. Peristiwa langka itu diprediksi akan sulit tercapai dalam waktu dekat.
“Baru-baru ini, Bitcoin memang terlihat mengalami kenaikan 8% dalam rentang waktu mingguan. Namun, kondisi itu membuat aksi harga Bitcoin terbebas dari rangebound momentum yang telah mengungkung pergerakannya selama hampir satu bulan. Untuk BTC mencapai kenaikan harga di bulan ini cukup sulit, terlebih tembus US$ 30.000 dan masih bergerak sempit di rentang US$ 20.000-US$ 23.000,” tutur Afid.
Menurut laporan Matrixport, harga BTC diprediksi dapat memulai relinya dan mencapai US$ 63.000 pada Maret 2024, ketika Bitcoin akan menjalani halving. Proyeksinya BTC dapat mengulangi aksi harga bullish yang terlihat saat menjelang halving di Juli 2016 dan April 2020.