Connect with us

Crypto

ChainFlowers, Seni Merangkai Bunga Secara Digital

Published

on

chain flowers

Jika membahas mengenai rangkaian bunga, tentunya Anda merasa familiar, bukan? Pasalnya, rangkaian bunga masih menjadi pilihan hadiah pada saat merayakan hari-hari besar, seperti anniversary, ulang tahun, hingga kelulusan. Rangkaian bunga memiliki keunikan yang beragam, tergantung dari seni merangkai bunga yang diterapkan. Bahkan, kini sudah ada lho rangkaian bunga digital alias yang di-NFT-kan!

Anda ingin tahu lebih lengkapnya? Eits, sebelum membahas NFT rangkaian bunga, ketahui dulu, yuk, apa itu seni merangkai bunga dan filosofinya berikut ini!

Tentang Seni Merangkai Bunga dan Filosofinya

Seperti namanya, seni merangkai bunga adalah suatu teknik kesenian dalam menata tanaman, khususnya bunga, menjadi satu kesatuan yang indah. Proses perangkaian bunga ini bisa dilakukan di berbagai media, seperti vas, keranjang buket, atau gabus. Umumnya, ahli atau seniman perangkai bunga dikenal dengan sebutan ‘florist’. Sebenarnya, tidak ada kaidah khusus dalam merangkai bunga, sehingga bisa disesuaikan dengan aliran dan gaya seni masing-masing. 

Meski begitu, seni merangkai bunga tidak bisa dipisahkan dari negeri sakura alias negara Jepang, lho. Sebab, popularitas seni merangkai bunga yang kini mendunia diawali dari Jepang, yaitu lewat teknik ‘ikebana’. Istilah ini berasal dari kata ‘ike’ dan ‘bana’, yang berarti ‘hidup’ dan ‘bunga’. Sehingga secara harfiah, ikebana bisa diartikan sebagai kreasi rangkaian bunga yang terlihat ‘hidup’.

Ikebana merupakan seni merangkai bunga yang memanfaatkan berbagai jenis tanaman, tidak hanya jenis bunga saja. Sebab, hasil yang diinginkan dari ikebana adalah rangkaian bunga yang berbeda dari bentuk biasanya, dan ditata rapi layaknya ditanam di tanah. Alhasil, rangkaian bunga menggunakan teknik ikebana biasanya cenderung asimetris dan masih tersisa ruang, tidak seperti rangkaian bunga pada umumnya yang padat.

seni merangkai bunga

Apabila ditelisik lebih dalam, filosofi dari ikebana adalah memfokuskan kepada energi serta keindahan alami dari tumbuhan dan bunga. Tak heran, selain beragam jenis bunga, bahan utama lain yang biasa digunakan oleh ikebana adalah bebatangan dan dedaunan. Pada mula kemunculannya, ikebana digunakan sebagai tanda persembahan oleh penganut agama Buddha. 

Oh, iya, dalam melakukan ikebana, dibutuhkan beberapa alat khusus, seperti gunting dan tang khusus. Tidak jarang juga diperlukan selotip, lem, hingga kawat untuk mempertahankan kekokohan tanaman yang sedang dirangkai. Untuk bahan pelengkapnya antara lain kenzan atau alas untuk menancapkan bunga juga bebatuan sebagai hiasan. Alat-alat tersebut bisa saja berubah, disesuaikan dengan aliran ikebana yang digunakan.

Seiring perkembangan zaman, teknik ikebana akhirnya meluas ke seluruh dunia termasuk di Indonesia, lho. Melansir Harnas, beberapa aliran ikebana yang berkembang di Indonesia antara lain ikenobo, ohara, dan shofukadokai.

Merangkai Bunga Virtual bersama “ChainFlowers”

Perkembangan teknologi khususnya blockchain ternyata membawa seni merangkai bunga ke level yang lebih tinggi, yaitu dalam bentuk NFT. Bagaimana bisa? Hal ini diawali oleh beberapa pelaku seni merangkai bunga yang meluncurkan proyek blockchain bernama“ChainFlowers”. 

ChainFlowers merupakan sebuah platform berbasis blockchain yang mewadahi pertukaran NFT rangkaian bunga. Dengan platform ini, pengguna bisa merangkai bunga, menjual, hingga membeli rangkaian bunga dari pengguna lain. Seperti marketplace NFT pada umumnya, kreator hanya perlu upload atau mint kreasi rangkaian bunga miliknya. Nantinya, kreasi rangkaian bunga yang sudah berbentuk NFT tersebut bisa diakses oleh para kolektor.

Baca juga: Lakukan Strategi Berikut Sebelum Mulai Minting NFT!

Jika dibandingkan dengan rangkaian bunga pada umumnya, kreasi pada ChainFlowers memiliki kelebihan tersendiri yaitu keawetan dari rangkaian bunga yang dihasilkan. Bagaimana tidak, rangkaian bunga yang terdapat pada ChainFlowers seluruhnya berbentuk digital, sehingga meski dibiarkan berhari-hari hingga tahunan, bunga tidak akan layu. Pada ChainFlowers, ada 3 jenis rangkaian bunga yang disediakan, yaitu digital flower arrangement, personalized arrangement, dan holographic arrangement.

funnel chain flowers

Dikarenakan ChainFlowers bisa dikunjungi dan digunakan oleh seluruh pegiat seni merangkai bunga, hal ini tentunya membuka kesempatan bagi para florist hingga pecinta floral arrangement di seluruh dunia untuk saling berkarya dan mengoleksi NFT seni merangkai bunga secara tidak terbatas. 

Selain berperan sebagai marketplace NFT, ChainFlowers juga meluncurkan token CFLO yang bisa digunakan untuk bertransaksi dalam marketplace. Token CFLO ini bergerak di bawah platform ERC-20 dengan total supply berada di angka tetap, yaitu 100 juta token. 

Per Januari 2022, ChainFlowers sedang berada dalam tahap ketiga dari roadmap-nya, yaitu dengan mengembangkan aplikasi mobile yang ditargetkan akan selesai di penghujung Q2 tahun 2022.

Itulah serba-serbi mengenai perjalanan seni merangkai bunga yang kini telah berhasil diadopsi menjadi NFT. Jadi, tidak ada salahnya, lho, bagi para florist berbakat untuk ikut mencoba peruntungan di aset kripto, terlebih lagi NFT. Terbukti dari tingginya animo kolektor rangkaian bunga yang ditunjukkan melalui ChainFlowers.

Untuk permulaan, para florist bisa mencoba minting karya seni merangkai bunga terbaiknya di marketplace NFT dari Indonesia yaitu TokoMall. Caranya adalah dengan mendaftar sebagai kreator. Selain itu, para pecinta rangkaian bunga juga bisa juga, lho, mendaftar sebagai kolektor. 

Tunggu apa lagi? Kunjungi www.tokomall.io sekarang! Jangan lupa bergabung juga dengan komunitas resmi NFT Tokomall.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular