Connect with us

Crypto

Habis ATH, Ethereum Langsung Koreksi, Saatnya Beli?

Published

on

beli ETH

Ethereum baru saja menyentuh harga tertingginya pada sekitar $1.475 menurut data dari Bitstamp. Harga ini resmi mengalahkan harga tertinggi sebelumnya pada Tahun 2018 yang membuat persepsi positif saat ini masih kuat terhadap Ethereum.

Namun setelah menyentuh harga tertinggi pada pukul 07.00 WIB, Ethereum terlihat terkoreksi kembali. Koreksi ini memunculkan pertanyaan “Apakah ETH saat ini layak untuk dibeli?”, yang akan dijawab dalam artikel ini.

Ethereum Koreksi Setelah Sentuh Harga Tertinggi

Walau pekan lalu terdapat $1,5 Miliar Ethereum yang keluar dari bursa akibat tekanan jual yang cukup signifikan, saat ini ETH berhasil menyentuh harga tertinggi baru kembali. Belum diketahui secara jelas apa yang menyebabkan dorongan beli ini akibat terjadi secara perlahan.

Kemungkinan besar dorongan beli ini terjadi akibat transaksi dari investor ritel dan beberapa investor institusional yang mengakumulasi secara perlahan. Akumulasi ini terjadi saat ETH jatuh bersama Bitcoin pada pekan lalu dalam salah satu koreksi pasar crypto terbesar sepanjang masa.

Baca Juga: Inilah 3 Top Cryptocurrency yang Performanya Stabil di 2020

Belum ada publikasi rinci mengenai investor institusional yang melakukan pembelian Ethereum, namun melihat pergerakan sebelumnya, dapat diasumsikan terjadi tekanan beli yang kuat oleh pemain besar akibat apresiasi signifikan.

Namun, setelah menyentuh harga tertinggi barunya, Ethereum terlihat mengalami koreksi yang cukup dalam sejak pukul 08.00 WIB. Koreksi ini terjadi hanya satu jam setelah ETH menyentuh harga tertinggi dan memunculkan pertanyaan apakah saat ini tepat untuk melakukan pembelian.

Kesempatan Beli Terlihat Signifikan, Namun Belum Pasti

Jawaban ini dapat dilihat dari sisi teknikal jika ingin menganalisis dalam jangka pendek. Saat ini, candlestick pergerakan harga Ethereum dalam jangka waktu 1 Jam memperlihatkan adanya pola koreksi.

Advertisement

Pola ini umumnya disebut sebagai bearish harami yang saat ini terus berubah menjadi dark cloud cover. Umumnya pola ini menunjukkan bahwa harga akan terus bergerak turun akibat teori pola candlestick.

Pola ini dilengkapi dengan Indikator RSI yang menunjukkan bahwa harga telah menyentuh zona overbought. Zona ini menandakan bahwa harga mengalami kejenuhan akibat sudah mengalami transaksi beli yang berlebihan.

beli ETH
Grafik Harga Ethereum 1 Jam

Umumnya jika kedua pola tersebut bertemu, ada kemungkinan besar bahwa harga akan turun. Tetapi, penurunan tersebut masih memiliki dua kemungkinan dimana harga dapat mengalami retest atau depresiasi yang lebih dalam.

Melihat harga yang naik sebelumnya dari titik 61,8% Fibonacci yang merupakan rasio emas untuk menandakan apresiasi, kemungkinan besar penurunan hanya koreksi sementara. Sehingga dalam jangka panjang kemungkinan Ethereum untuk naik lebih tinggi masih sangat besar.

Kemungkinan Depresiasi Juga Masih Kuat

Tetapi, melihat grafik pergerakan Ethereum jangka waktu 1 Jam tersebut, potensi depresiasi lebih dalam masih mungkin. Potensi ini ditunjukkan oleh pergerakan sebelumnya saat Ethereum menyentuh All Time High sebelum hari ini.

Saat itu, dapat dilihat bahwa ETH menyentuh harga tertinggi barunya pada sekitar $1.437. Setelah menyentuh harga tersebut, Ethereum mengalami depresiasi yang cukup dalam sekitar 27,5%.

Pada saat itu terdapat beberapa tanda koreksi dan depresiasi yaitu pola candlestick yang bersamaan dengan RSI bergerak ke zona overbought. Pada saat itu, candlestick membentuk pola bearish engulfing bersama dengan RSI yang bergerak ke zona overbought.

Baca juga: Mulai Terkoreksi dari Harga Tertinggi, Ethereum Diprediksi Meroket Lagi

Mengingat saat ini hal yang sama sedang terjadi, investor dan trader harus berhati-hati dan mengutamakan manajemen risiko. Hal ini disebabkan walau apresiasi masih mungkin, koreksi yang berujung pada depresiasi seperti sebelumnya ke batas bawah zona apresiasi jangka panjang masih mungkin.

Advertisement

Oleh karena itu, jika investor atau trader ingin melakukan pembelian, ada baiknya implementasi strategi manajemen risiko seperti dollar cost averaging dapat diterapkan. Strategi ini dianjurkan agar jika setelah membeli ternyata harga turun, masih terdapat dana lain sehingga kerugian dapat diminimalisir.

sumber.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Popular