Connect with us

Academy

4 Indikator Swing Trading Terbaik dan Mudah Digunakan Pemula

Published

on

Cara Membaca Bollinger Band untuk Pemula

Indikator teknikal merupakan alat penting dalam swing trading karena membantu trader mengidentifikasi tren, momentum, dan potensi titik masuk atau keluar pasar. 

Bagi pemula, indikator dapat menjadi pemandu yang menyederhanakan analisis teknikal dan mengurangi pengambilan keputusan berdasarkan emosi.

Berikut empat indikator swing trading terbaik yang mudah untuk digunakan pemula.

Baca juga: Perbedaan Swing Trading, Day Trading, dan Scalping: Mana yang Paling Menguntungkan?

Apa itu Swing Trading

Swing trading adalah strategi trading yang bertujuan untuk menangkap momentum pergerakan harga dalam jangka waktu pendek hingga menengah.

Seperti namanya, “swing” berarti mengayun—strategi ini memanfaatkan fluktuasi harga yang naik dan turun seperti gerakan ayunan. Untuk mengidentifikasi titik masuk dan keluar yang optimal, trader menggunakan analisis teknikal, seperti pola grafik, indikator tren, dan level support-resistance.

Baca juga: Apa itu Swing Trading dan Bagaimana Cara Swing Trading Crypto? – Tokocrypto News

Dengan pendekatan ini, swing trader tidak perlu memantau pergerakan harga setiap saat, tetapi tetap bisa mendapatkan keuntungan dari perubahan harga yang signifikan dalam beberapa hari hingga minggu.

Lalu apa itu indikator dalam melakukan swing trading?

Mengenal Maksud Indikator dalam Swing Trading

Indikator swing trading adalah alat bantu analisis teknikal yang digunakan untuk mengevaluasi arah dan kekuatan tren harga. Indikator ini dapat bersifat “leading” (memberi sinyal sebelum tren terjadi) atau “lagging” (mengonfirmasi tren yang sedang berlangsung). 

Fungsi utama indikator ini dalam swing trading adalah untuk menentukan titik entry dan exit, berdasarkan analisis pergerakan harga. Ketika trading, para trader biasanya memanfaatkan kombinasi dari beberapa indikator agar lebih akurat.

Akurasi saat melakukan trading sangat penting. Oleh karena itu, untuk memaksimalkannya memilih bursa dengan pergerakan harga real-time dan spread rendah, seperti Tokocrypto bisa jadi pilihan. Hanya dengan deposit minimal hanya Rp20.000, Tokocrypto menawarkan fasilitas trading dan investasi yang lengkap bagi trader pemula maupun berpengalaman. Klik di sini untuk cobain fiturnya sekarang!

Berikut empat indikator yang biasa digunakan saat melakukan swing trading dan mudah digunakan untuk pemula.

Moving Average (MA)

Moving Average adalah indikator yang merata-ratakan pergerakan harga dalam jangka waktu tertentu untuk memudahkan kamu melihat tren yang sedang terjadi di pasar.

Moving average memiliki dua jenis utama, yaitu: Simple Moving Average (SMA) dan Exponential Moving Average (EMA).

Perbedaan antara SMA dan EMA adalah dari cara menghitungnya. Simple Moving Average (SMA) dihasilkan dari perhitungan jumlah setiap harga penutupan dalam periode tertentu kemudian membaginya dengan jumlah periode tersebut.

Di sisi lain Exponential Moving Average (EMA) memberikan bobot lebih besar pada penutupan harga terbaru. Misalnya, jika kamu menggunakan EMA 20 maka penutupan harga di hari ini akan memberikan bobot besar dibanding penutupan 20 hari kebelakang. Cara penghitungan EMA ini membuat indikator EMA lebih cepat bereaksi terhadap perubahan pasar dibandingkan SMA.

Baca juga: 4 Strategi Trading Dengan Moving Average – Tokocrypto News

Cara penggunaannya:

  • Golden Cross (Sinyal Beli): Jika MA jangka pendek (misalnya 20 hari) menyilang ke atas MA jangka panjang (misalnya 50 hari), itu menandakan tren bullish dan peluang beli.
  • Death Cross (Sinyal Jual): Jika MA jangka pendek menyilang ke bawah MA jangka panjang, itu menandakan tren bearish dan peluang jual.

Contoh penggunaan:

Gambar: Penggunaan Moving Average (MA) ditandai oleh garis hijau dan merah.
Gambar: Penggunaan Moving Average (MA) ditandai oleh garis hijau dan merah.

Dalam chart di atas, garis hijau menandakan pergerakan EMA 9 sedangkan garis merah menandakan pergerakan EMA 21. 

Ketika MA jangka pendek (MA 9) menyilang ke atas MA jangka panjang (MA 21) terlihat momentum harga mengalami kenaikan. Dan begitu juga sebaliknya, ketika MA jangka pendek (MA 9) menyilang ke bawah MA jangka panjang (MA 21) terlihat momentum harga mengalami penurunan.

Relative Strength Index (RSI)

RSI adalah indikator yang dapat kamu gunakan untuk mengukur kekuatan tren dan kemungkinan pembalikan arah. 

Indikator ini bekerja dengan menunjukkan apakah suatu aset sedang dalam kondisi overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual), sehingga dapat membantu kamu dalam menentukan waktu terbaik untuk masuk atau keluar dari pasar.

Cara penggunaannya:

  • Overbought (>70): Harga sudah terlalu tinggi dan berpotensi mengalami koreksi atau penurunan
  • Oversold (<30): Harga sudah terlalu rendah dan berpotensi mengalami pemulihan atau kenaikan.

Contoh penggunaan:

Gambar: Penggunaan RSI ditandai oleh kotak dan garis ungu di bagian bawah.
Gambar: Penggunaan RSI ditandai oleh kotak dan garis ungu di bagian bawah.

Terlihat dalam chart di atas bahwa ketika RSI mendekati angka 70 atau lebih, harga cenderung mengalami koreksi, dan begitu juga sebaliknya. Ketika harga mendekati area 30, harga cenderung mengalami rebound.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Indikator Relative Strength Index (RSI)

MACD (Moving Average Convergence Divergence)

MACD (Moving Average Convergence Divergence) adalah indikator teknikal yang digunakan untuk mengukur momentum dan tren harga saat trading. Indikator ini terdiri dari tiga elemen utama: garis MACD, garis sinyal, dan histogram.

  • Garis MACD: Membantu menentukan momentum naik atau turun (tren pasar) dengan mengurangkan dua Exponential Moving Average (EMA).
  • Garis Sinyal: Sebuah EMA dari garis MACD (biasanya EMA 9-periode). Analisis kombinasi garis sinyal dengan garis MACD dapat membantu mengidentifikasi potensi pembalikan atau titik masuk dan keluar.
  • Histogram: Representasi grafis dari Divergence dan Convergence dari garis MACD. Dalam kata lain, histogram dihitung berdasarkan perbedaan antara dua garis.

Cara penggunaannya:

  • Bullish crossover (MACD naik di atas garis sinyal): Ketika garis MACD melintasi garis sinyal dari bawah ke atas, itu menandakan sinyal beli karena momentum bullish mulai terbentuk.
  • Bearish crossover (MACD turun di bawah garis sinyal): Jika garis MACD melintasi garis sinyal dari atas ke bawah, itu menandakan sinyal jual, menunjukkan potensi tren turun.

Contoh penggunaan:

Gambar: Penggunaan indikator MACD, ditandai oleh garis biru dan oranye di bagian bawah.
Gambar: Penggunaan indikator MACD, ditandai oleh garis biru dan oranye di bagian bawah.

Garis MACD = ditandai dengan pergerakan garis biru, dan Garis sinyal = ditandai dengan pergerakan garis oranye. Terlihat pada saat MACD (biru) pada tanggal 23 Mei melintasi garis sinyal (oranye) dari atas ke bawah, harga mengalami penurunan. Sedangkan ketika MACD (biru) melintasi garis sinyal (oranye) dari bawah ke atas pada tanggal 25 Mei, harga mengalami kenaikan.

Baca juga: Penjelasan Indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD)

Bollinger Bands

Bollinger Bands adalah indikator teknikal yang digunakan untuk mengukur volatilitas pasar dan mengidentifikasi kondisi overbought atau oversold

Indikator ini terdiri dari tiga garis utama: garis tengah (simple moving average/SMA 20-hari), band atas, dan band bawah, yang dihitung berdasarkan deviasi standar dari SMA.

Cara penggunaannya:

  • Jika harga bergerak di dekat band atas, tren bisa dianggap bullish. Namun, jika harga menyentuh band atas bisa menjadi tanda overbought, dan berpotensi koreksi.
  • Jika harga bergerak di dekat band bawah, tren bisa dianggap bearish. Namun, jika harga menyentuh band bawah bisa menjadi tanda oversold, dan berpotensi rebound.

Contoh penggunaan:

Gambar: Penggunaan indikator Bollinger Bands, garis merah untuk band atas, dan garis hijau untuk band bawah.
Gambar: Penggunaan indikator Bollinger Bands, garis merah untuk band atas, dan garis hijau untuk band bawah.

Pada grafik ONDO 4H di atas, terlihat beberapa momen penting dalam penggunaan Bollinger Bands:

  • Lingkaran hijau: Menunjukkan harga menyentuh band bawah yang disertai dengan candle pembalikan arah (bullish reversal). Ini memberikan sinyal beli potensial.
  • Lingkaran merah: Menunjukkan harga menyentuh atau menembus band atas, yang disertai oleh candle merah. Menunjukan bahwa ketika harga menyentuh band atas, indikator ini memberi sinyal potensi pembalikan atau waktu untuk take profit.

Baca juga: Penjelasan Tentang Apa Itu Bollinger Band? – Tokocrypto News

Kesimpulan

Penggunaan indikator teknikal dalam swing trading memberikan keuntungan besar bagi trader. Indikator seperti Moving Average (MA), RSI, MACD, dan Bollinger Bands dapat membantu kamu mengidentifikasi momentum harga, titik pembalikan, serta tingkat overbought dan oversold, sehingga keputusan trading bisa lebih akurat.

Namun, penting untuk tetap memperhatikan faktor lain seperti sentimen pasar dan berita ekonomi untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif.

Untuk mendapatkan update terbaru seputar pasar kripto, dan informasi tentang momentum pergerakan harga yang potensial untuk trading kamu bisa bergabung dengan komunitas Tokocrypto di Telegram. Di sana kamu bebas melakukan diskusi mengenai trading dan aset kripto yang sedang potensial.

Gabung dengan komunitas Tokocrypto melalui tautan berikut: https://t.me/TokocryptoOfficial


Investasi dan trading kripto aman hanya di Tokocrypto. Ikuti Google News Tokonews untuk update berita crypto dan download aplikasi trading bitcoin & crypto sekarang!

DISCLAIMER: Investasi aset kripto mengandung risiko tinggi dan segala keputusan investasi yang diambil oleh Anda berdasarkan rekomendasi, riset dan informasi seluruhnya merupakan tanggung jawab Anda. 

Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko investasi tersebut.

Konten ini hanya bersifat informasi, bukan ajakan menjual atau membeli.

Popular