Connect with us

Blockchain

Indonesia di Peringkat ke-9 Dunia sebagai Pengguna Dompet Kripto MetaMask

Published

on

dompet kripto metamask

Indonesia berada di peringkat ke-9 dunia sebagai pengguna dompet kripto “sejuta umat”, MetaMask.

Peringkat pertama diduduki oleh Filipina, menyusul di belakang adalah Amerika Serikat dan Vietnam, masing-masing di peringkat ke-3 dan ke-4.

Pada Agustus 2021, 15 negara teratas yang menggunakan MetaMask meliputi: Filipina, Amerika Serikat, Vietnam, Inggris Raya, Cina, India, Rusia, Brasil, Indonesia, Thailand, Turki, Jerman, Prancis, Kanada, dan Spanyol.

Asia adalah wilayah nomor satu dalam hal pertumbuhan pengguna, diikuti oleh Eropa dan Amerika Utara.

“Indonesia kini sebagai 15 negara pengguna terbanyak dompet kripto MetaMask. Indonesia berada di peringkat ke-9. Filipina berada di teratas dan peringkat ke-15 diduduki oleh Spanyol,” sebut ConsenSys dalam keterangannya kepada Redaksi Blockchainmedia.id, Rabu (1/9/2021).

dompet kripto MetaMask

ConsenSys menyebutkan total pengguna aktif bulanan Metamask berkisar 10 juta dalam bertransaksi kripto, termasuk di dalamnya untuk sektor NFT (Non-Fungible Token), token swap, bermain game dan lain sebagainya.

“Dalam satu tahun, pengguna MetaMask naik lebih dari 1800 persen. Per Juli 2020 misalnya pengguna aktif bulan mencapai 545.080. Lalu pada Agustus 2021 menjadi 10.354.279 pengguna,” sebut ConsenSys.

Bagi ConsenSys, peningkatan jumlah pengguna Metamask dari Indonesia, juga mencerminkan peningkatan penggunaan aplikasi DeFi (Decentralized Finance). Indonesia berada di peringkat ke-5 untuk wilayah Asia. Dibandingkan tahun lalu, peningkatanya mencapai 19 kali lipat.

Baca Juga: Bitcoin Tembus US$ 50 Ribu, Lanjut Bullish atau Kembali Landai?

Dompet Kripto Metamask, NFT dan DeFi

ConsenSys mengklaim faktor pendorong meningkatnya pengguna Metamask berkat pertumbuhan ekosistem blockchain Ethereum itu sendiri. Sebagai catatan, ConsenSys adalah perusahaan yang mendukung pembentukan sistem keuangan kripto itu.

“Pertumbuhan eksponensial MetaMask telah mengikuti perkembangan ekosistem Ethereum. Pada tahun 2019, aset kripto senilai US$2 milyar ada di ranah DeFi. Sedangkan saat ini mencapai US$80 miliar.

MetaMask adalah cara utama basis pengguna global berinteraksi dengan aplikasi DeFi, bersama dengan alam semesta luas sekitar 17.000 domain Web3 unik, yang mencakup pasar barang digital langka OpenSea dan game daring berbasis NFT.

Metamask pertama kali dibuat pada September 2016 dan telah menjadi katalis utama dalam adopsi aplikasi terdesentralisasi di Ethereum.

Baca Juga: Bos Cardano: Kami Terbuka Bekerja Sama dengan Solana (SOL)

Peluncuran versi mobile pada September 2020 telah memainkan peran penting dalam membawa pengguna baru dengan cepat dari pasar global seperti Indonesia, Filipina, Vietnam, China, India, Thailand dan Brasil.

Peluncuran token swap di MetaMask mobile pada Maret 2021 juga mempercepat pertumbuhan pengguna secara eksponensial.

“MetaMask mendefinisikan jenis baru dompet kripto, di mana pengguna tidak hanya berinteraksi dengan mata uang, tetapi dengan aplikasi terdesentralisasi, dan kami terus membuat jenis aplikasi baru ini lebih aman dan dapat diakses oleh audiens yang lebih luas,” kata Dan Finlay, Pendiri MetaMask.

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular