Market
Inflasi AS Mendingin, Bitcoin dan Kripto Bisa Bangkit?
Biro Statistik Tenaga Kerja merilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang menunjukkan bahwa inflasi AS naik 3,1% di bulan November. Hal ini memperkuat keyakinan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan akhir tahunnya.
Pasar keuangan global, khususnya pasar kripto, sangat fluktuatif pada minggu ini, karena spekulasi mengenai data CPI AS. Sementara itu, para investor tetap menunggu pada minggu ini dan mengambil jeda sebelum membuat taruhan lebih lanjut di pasar yang bergejolak.
CPI Inti AS Naik
Data terbaru Departemen Tenaga Kerja menunjukkan kenaikan inflasi AS sebesar 0,1% di bulan November, sejalan dengan antisipasi pasar. Indeks semua item naik 3,1% per tahun, sejalan dengan antisipasi pasar dan turun dari lonjakan 3,2% yang tercatat di bulan Oktober.
Sementara itu, CPI Inti, tidak termasuk pangan dan energi, mengalami kenaikan sebesar 0,3%, sejalan dengan antisipasi pasar. Khususnya, inflasi inti secara tahunan mengalami peningkatan sebesar 4%, yang mencerminkan ekspektasi pasar dari data bulan November.
Investor sangat menantikan data ekonomi ini untuk mengetahui arah perekonomian. Meskipun The Fed berkomitmen terhadap pendekatan berbasis data, penurunan inflasi dan tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja telah menimbulkan spekulasi pasar mengenai potensi perubahan kebijakan.
Baca juga: Harga Avalanche (AVAX) Naik 20% Geser Market Cap Dogecoin
Sementara itu, setelah rilis data CPI, Indeks Dolar AS turun 0,39% menjadi 103,329 pada hari Selasa (12/12). Bersamaan dengan itu, Imbal Hasil Obligasi AS tenor 10 tahun turun 1,76% menjadi 4,194. Perlu dicatat bahwa CME Fed Watch Tool sekarang menunjukkan kemungkinan 98,4% bank sentral akan menghentikan kenaikan suku bunganya pada akhir pertemuan Fed mendatang pada 13 Desember.
Bagaimana Reaksi Bitcoin dan Kripto Lainnya?
Antisipasi dan melonjaknya spekulasi mengenai data CPI AS telah memaksa investor untuk mengambil risiko dalam beberapa hari terakhir. Pasar kripto telah mencatat kenaikan sejak bulan lalu, mengirim kripto utama seperti Bitcoin, dan Ethereum, antara lain, ke level tertinggi tahunannya, sebelum terjadi penurunan harga yang signifikan pada minggu ini.
Namun, dengan menurunnya inflasi, investor mungkin mendapatkan kembali kepercayaan terhadap pasar kripto, yang pada gilirannya dapat memicu potensi reli di pasar. Menurut para ahli, investor institusi juga dapat mengambil peluang penurunan ini sebagai “buy the dip” di tengah kemerosotan harga baru-baru ini.
Pada saat penulisan, pasar kripto global tergelincir 0,29% menjadi US$ 1,57 triliun, dan volume perdagangan 24 jam terakhir naik 5,77% menjadi US$ 79,14 miliar. Selain itu, indeks ketakutan dan keserakahan pasar kripto berada di angka 74, menunjukkan sentimen “keserakahan” di pasar.
Baca juga: Apa Itu First Digital USD (FDUSD)?
Sementara itu, di antara kripto teratas, harga Bitcoin mencatat penurunan 0,34% menjadi US$ 41,934.51 setelah data CPI. Pada saat yang sama, harga Ethereum juga mencatat penurunan sebesar 0,36% menjadi US$ 2,220.28 di tengah sentimen bearish yang menyelimuti pasar. Namun, harga tampaknya mulai bangkit kembali dari penurunan signifikan yang terjadi baru-baru ini.
Selain itu, beberapa kripto besar seperti BNB, Solana, Cardano, dan Avalanche, termasuk di antara 10 kripto teratas berdasarkan kapitalisasi pasar, telah menentang tren pasar saat ini dan tetap berada di wilayah positif.
Harga BNB naik 2.69% pada saat penulisan, sedangkan harga Solana telah naik lebih dari 2% dalam 24 jam terakhir. Secara bersamaan, harga Cardano dan harga Avalanche masing-masing meningkat sekitar 8% dan 10%.
Pastikan kamu hanya melakukan investasi dan trading di platform terpercaya, seperti Tokocrypto. Dengan berbagai fitur yang mumpuni serta ekosistem yang luas, trading jadi lebih mudah.
DISCLAIMER: Setiap keputusan investasi adalah tanggung jawab pribadi Anda. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual kripto. Tokocrypto tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi Anda.