Connect with us

Academy

Mengenal Uang: Definisi dan Jenis-Jenisnya

Published

on

Pengertian Uang: Membahas Uang Komoditas, Uang Representatif, dan Uang Fiat. Sumber; Binance Academy.

Uang, dalam konteks peradaban modern, adalah salah satu elemen paling fundamental. Selama ribuan tahun, uang telah menjadi perwujudan nilai, memfasilitasi perdagangan antarindividu, dan memungkinkan individu untuk menyimpan hasil kerja mereka.

Secara umum, uang merujuk pada alat pembayaran barang dan jasa. Seiring berjalannya waktu, berbagai masyarakat di seluruh dunia telah menciptakan berbagai bentuk uang yang berbeda, sehingga sulit untuk mengklasifikasikannya ke dalam satu kategori tunggal.

Dalam artikel ini, kita akan mengidentifikasi dan membahas tiga jenis uang utama, yaitu uang komoditas, uang representatif, dan uang fiat.

Sebelum Adanya Uang: Sistem Barter

Sistem barter adalah praktik menukar barang atau jasa dengan barang atau jasa lainnya. Konsep ini, meskipun sederhana, juga dapat ditemukan pada makhluk hidup lainnya, seperti dalam hubungan simbiosis di alam. Dalam dunia tumbuhan dan hewan, ada bentuk pertukaran yang saling menguntungkan. Contohnya adalah hubungan antara pohon akasia Bullhorn yang memberikan makanan dan perlindungan kepada semut sebagai imbalan perlindungan dari parasit. Begitu pula, zebra dan badak memungkinkan burung pelatuk untuk membersihkan mereka dari kutu sebagai bentuk kerjasama.

Namun, manusia memiliki pemahaman nilai yang lebih kompleks. Jauh sebelum uang seperti yang kita kenal saat ini muncul, manusia sudah mempraktikkan sistem pertukaran barang. Prosesnya tampak sederhana, contohnya jika Anda memiliki mantel dan tetangga Anda memiliki apel. Saat tetangga Anda merasa kedinginan dan Anda lapar, Anda bisa menukarkan mantel Anda dengan 20 apel miliknya. Dalam pertukaran ini, kedua pihak mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan menukar barang yang dimiliki.

Namun, dalam praktiknya, sistem barter tidak selalu semudah itu. Misalnya, Anda mungkin menginginkan lebih banyak apel nanti, tetapi mantel baru tetangga Anda mungkin hanya tahan beberapa tahun. Dia mungkin tidak ingin menukar apel lagi ketika Anda membutuhkan mereka, dan mungkin ingin menggunakan apel yang dia miliki untuk membeli bahan bakar, tetapi penjual bahan bakar alergi terhadap apel. Fenomena ini dikenal sebagai “keselarasan keinginan” dalam ilmu ekonomi. Sistem barter hanya berfungsi ketika setiap pihak memiliki barang atau jasa yang diinginkan oleh pihak lainnya.

Uang Komoditas

Komoditas adalah bahan baku yang memiliki nilai intrinsik atau kegunaan tertentu. Kategori ini mencakup berbagai jenis benda, mulai dari logam berharga seperti emas, perak, dan perunggu hingga bahan konsumsi seperti gandum, kopi, dan beras.

Uang komoditas mengacu pada penggunaan komoditas tersebut sebagai alat tukar. Anda mungkin tidak dapat membeli minyak di toko sekitar Anda dengan menggunakan emas atau perak, tetapi sepanjang sejarah, ada banyak contoh di mana bahan mentah yang berguna dianggap sebagai uang.

Sebagai contoh, pada abad ke-17 di Virginia, tembakau digunakan sebagai alat pembayaran yang sah. Demikian pula, suku-suku asli Amerika menggunakan wampum (manik-manik dari cangkang kerang) dan cangkang cowry sebagai alat pertukaran. Seperti tembakau di Virginia, benda-benda ini diterima sebagai alat pembayaran sah selama beberapa dekade.

Meskipun perdagangan dengan menggunakan komoditas mungkin tampak mirip dengan sistem barter, uang komoditas memiliki peran yang lebih besar sebagai media pertukaran. Dalam hal ini, Anda mengharapkan bahwa komoditas yang digunakan (misalnya, beras) dapat diterima secara luas sebagai alat pembayaran untuk barang dan jasa. Jadi, berbeda dengan sistem barter yang menukar barang dengan barang lainnya, beras menjadi alat yang lebih praktis untuk digunakan dalam berbagai jenis perdagangan.

Oleh karena itu, nilai buku atau barang lainnya dihitung berdasarkan berapa banyak beras yang dapat dibelinya. Anda menerima beras tersebut bukan karena Anda akan memakannya, tetapi karena Anda dapat menukarkannya dengan barang atau jasa lainnya. Ketika jumlah komoditas tersebut melimpah, komoditas tersebut dapat berfungsi sebagai unit pengukur nilai, yang digunakan untuk menentukan harga barang lainnya. Dalam situasi tersebut, Anda dapat menghitung jumlah uang yang dibutuhkan untuk membeli secangkir kopi dalam satuan berat beras.

Logam berharga, seperti emas dan perak, mungkin merupakan bentuk uang komoditas yang paling terkenal. Emas telah bertahan melalui berbagai peradaban sebagai bentuk uang dan bahan industri. Koin emas dan emas batangan saat ini dianggap sebagai penyimpan nilai yang mendasar, dan banyak investor menyimpan kekayaan mereka dalam bentuk logam berharga ini agar dapat mengaksesnya di masa depan. Ada banyak alasan mengapa emas begitu diminati. Namun, komoditas belum sepenuhnya menggantikan uang lainnya dan masih ada bentuk-bentuk uang yang lain.

Uang Representatif

Meskipun uang komoditas mengatasi masalah keselarasan keinginan dalam sistem barter, sistem ini memiliki keterbatasan, terutama dalam hal kemudahan penggunaannya. Bayangkan mencoba melakukan pembelian besar atau transaksi yang signifikan dengan koin logam di era modern. Sebagai contoh, jika Anda ingin membeli bitcoin senilai 8.000 euro, Anda akan perlu membawa sekitar 60 kilogram koin satu euro sebagai pembayaran.

Setelah era uang komoditas, muncullah konsep uang representatif – bentuk uang yang lebih praktis dan portabel yang memiliki dukungan dari komoditas. Uang representatif muncul di berbagai tempat dan waktu di seluruh dunia. Pada dasarnya, uang ini dikeluarkan oleh penerbit pusat yang menghasilkan sertifikat yang dapat ditukarkan dengan sejumlah komoditas tertentu.

Daripada harus membawa sejumlah besar logam berharga, Anda dapat menyimpan selembar kertas yang mewakili kepemilikan komoditas tersebut. Anda dapat mengunjungi penerbitnya dan menukarkan kertas tersebut dengan komoditas asli kapan saja. Atau, Anda dapat memberikannya kepada orang lain sebagai pembayaran, dan mereka dapat menukarkannya sendiri. Prinsip ini mirip dengan yang terjadi dalam konsep stablecoin yang lebih modern.

Beberapa perusahaan swasta mengeluarkan uang representatif, tetapi peran utama dalam menerbitkannya biasanya dilakukan oleh bank sentral. Anda mungkin juga pernah mendengar tentang “standar emas” yang digunakan oleh banyak pemerintah pada masa lalu. Dalam sistem ini, mata uang nasional didukung oleh cadangan emas. Kurang dari satu abad yang lalu, Anda dapat membawa uang kertas ke bank dan menukarkannya dengan emas fisik. Konsep ini mungkin tampak asing jika dibandingkan dengan sistem uang yang berlaku saat ini.

Dalam konteks ekonomi, sistem standar emas memiliki beberapa keunggulan signifikan. Salah satunya adalah bahwa, meskipun pemerintah bisa melakukan campur tangan, mata uang tersebut tidak mudah mengalami inflasi berlebihan. Pemerintah tidak dapat mencetak lebih banyak uang kertas daripada jumlah emas yang mereka miliki, setidaknya dalam teori. Namun, bank-bank dapat dengan mudah (dan seringkali tertarik) untuk menerapkan kebijakan cadangan fraksional, di mana mereka mencetak lebih banyak uang kertas daripada jumlah emas yang mereka simpan.

Sistem standar emas juga memudahkan transaksi dalam skala internasional, karena emas selalu diakui sebagai bentuk nilai yang diterima secara global. Jika ekonomi sebuah negara berpusat pada emas, negara tersebut dapat lebih mudah berdagang dengan sumber daya yang memiliki nilai di pasar global.

Uang Fiat

Uang representatif yang pernah mendominasi dunia perlahan mulai meredup dengan munculnya bentuk uang yang lebih modern dan global, yaitu uang fiat. Istilah “fiat” berasal dari bahasa Latin yang berarti “berdasarkan keputusan,” dan uang fiat diterbitkan oleh pemerintah sebagai alat pembayaran sah. Contoh-contoh uang fiat yang umum digunakan saat ini termasuk Dolar Amerika Serikat, Peso Meksiko, Yen Jepang, dan Rupee India.

Nilai uang fiat sangat bergantung pada kebijakan pemerintah dan bank sentral. Pada dasarnya, uang fiat adalah selembar kertas yang hanya memiliki nilai karena diakui sebagai alat pembayaran sah oleh otoritas pengatur.

Penting untuk dicatat bahwa, meskipun mungkin terlihat sebagai inovasi yang relatif baru, uang fiat dalam bentuk uang kertas sebenarnya memiliki asal-usul yang dapat ditelusuri hingga ke Cina pada abad ke-11. Kemudian, inovasi ini diadopsi di Eropa pada abad ke-17 dan mencapai Amerika beberapa ratus tahun kemudian.

Berbeda dengan bentuk-bentuk uang sebelumnya yang memiliki elemen kelangkaan, mata uang fiat tidak memiliki keterbatasan produksi. Uang kertas dapat dengan mudah diproduksi dari material yang tersedia, tidak seperti komoditas pertanian yang membutuhkan waktu untuk tumbuh atau logam berharga yang harus diekstrak. Keuntungan dari fleksibilitas ini bisa dilihat dari sudut pandang berbeda oleh para pengamat.

Pendukung uang fiat berpendapat bahwa kemampuan untuk mengatur pasokan uang memberikan fleksibilitas lebih besar bagi pemerintah dalam menghadapi krisis keuangan atau mengelola ekonomi secara keseluruhan. Dengan kontrol atas pasar uang dan suku bunga, pemerintah dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan ekonomi negara.

Namun, mata uang fiat juga mendapat kritik, terutama dari perspektif inflasi. Pemilik uang fiat harus mewaspadai fakta bahwa nilai mata uang mereka dapat perlahan tergerus oleh inflasi. Dalam beberapa kasus, kebijakan moneter yang tidak tepat dapat memicu inflasi yang tinggi (bahkan hiperinflasi) yang mengakibatkan depresiasi ekstrem nilai mata uang dan dampak ekonomi serta sosial yang merugikan.

Mata Uang Kripto: Uang Komoditas Digital

Bitcoin adalah salah satu contoh mata uang kripto yang mendapatkan perhatian besar sebagai bentuk uang digital dan “emas digital.” Bitcoin memiliki beberapa karakteristik mirip dengan uang dalam bentuk komoditas, seperti kemampuan untuk ditukar, dibagi, dan mudah dibawa, sehingga menjadikannya media pertukaran yang efisien.

Di sisi lain, Bitcoin juga dihargai karena sifatnya sebagai penyimpan nilai. Beberapa orang melihat Bitcoin sebagai bentuk “emas digital” karena kebijakan pasokannya yang deflasi (atau lebih tepat disebut disinflasi), yang dapat membantu mempertahankan daya belinya seiring waktu. Ini berbeda dengan mata uang fiat yang cenderung mengalami devaluasi seiring intervensi pemerintah dan bank sentral.

Dalam konteks klasifikasi, mata uang kripto seperti Bitcoin cenderung masuk ke dalam kategori uang komoditas. Mereka tidak memiliki dukungan atau penerbitan oleh entitas pemerintah dan nilainya didasarkan pada penilaian pasar bebas.

Kesimpulan

Uang adalah konsep yang telah mengalami banyak perubahan selama ribuan tahun. Mata uang fiat yang kita kenal hari ini mewakili perkembangan terbaru dalam sejarah moneter. Namun, mata uang kripto seperti Bitcoin juga merupakan eksperimen menarik dalam evolusi uang.

Waktu akan memberikan jawaban apakah mata uang kripto akan mampu bersaing dengan mata uang fiat dalam skala global. Ini adalah perkembangan yang menarik untuk diawasi karena dapat membentuk masa depan konsep uang yang lebih lanjut.


Jika kamu ingin mengetahui lebih dalam mengenai aset kripto atau cryptocurrency, bisa baca artikel “Belajar Crypto untuk Pemula Mulai Dari Sini.”

Sumber: Binance Academy Indonesia

Popular