Connect with us

Altcoin News

Pasar Sepekan: Market Kripto Bergerak Labil, Investor Terlihat Ragu

Published

on

Ilustrasi market aset kripto.

Pergerakan market aset kripto dalam seminggu terakhir masih mengalami tekanan. Meski, sempat comeback di tengah pekan, rupanya hal tersebut sulit berlanjut. Pasalnya, investor masih “malu-malu kucing” untuk all-out dalam perdagangan aset kripto. 

Secara keseluruhan sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar atau big cap kembali ke zona merah dalam satu hari terakhir. Misalnya saja, Bitcoin yang kembali diperdagangkan dengan nilai $ 30.070 atau turun 1,28% dalam 24 jam terakhir, seperti terpantau dari situs CoinMarketCap pada Jumat (10/6) pukul 15.00 WIB.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengatakan perdagangan aset kripto Bitcoin kemungkinan besar masih terus akan berada di sekitar level $ 30.000 dalam waktu dekat. Pasalnya, investor masih menunggu laporan inflasi ekonomi AS yang dapat memicu ekspektasi pasar.

“Pergerakan nilai Bitcoin kemungkinan besar masih akan sideways di level $ 30.000. Investor sepertinya masih bakal kurang bergairah masuk ke pasar kripto lantaran wait and see data inflasi AS terbaru dan dampak pengumuman kebijakan moneter Bank Sentral Eropa. Jika inflasi AS masih meradang, maka ada kemungkinan The Fed bakal mengerek suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin pada bulan ini,” kata Afid.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono. Foto: Tokocrypto.

Baca juga: Analisis Nilai Bitcoin yang Kembali Masuk ke Harga $ 30.000

Seperti diketahui, Bank Sentral Eropa telah mengumumkan kenaikan suku bunga acuannya yang pertama dalam lebih dari satu dekade terakhir untuk mengatasi inflasi yang meroket. Kebijakan tersebut bisa jadi sinyal bagi The Fed untuk mengetatkan kebijakan moneternya. Diperkirakan inflasi di AS masih menembus jauh di atas 8%, level tertinggi dalam empat dekade.

“Ketika The Fed mengerek suku bunga acuannya, maka tingkat imbal hasil instrumen berpendapatan tetap bakal meningkat, begitupun dengan nilai dolar AS. Alhasil, aset berisiko jadi dipandang tidak menarik dan menjadi lebih mahal di mata investor,” jelas Afid.

Sentimen Negatif Masih Bayangi Market Kripto

Sentimen negatif juga datang dari Bank Dunia yang memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini dari 4,1% menjadi 2,9% di tengah kekhawatiran inflasi. Sementara itu, dampak dari invasi Rusia ke Ukraina berlanjut dengan harga minyak mentah yang melonjak.

Advertisement

Di samping perkara makroekonomi, stagnannya transaksi perdagangan kripto juga disebabkan oleh keragu-raguan investor soal titik bottom harga aset kripto, sehingga belum melakukan strategi buy the dip. Meski, aset kripto diperdagangkan di rentang harga yang gitu-gitu aja dalam beberapa waktu terakhir, sebagian investor yakin bahwa titik harga saat ini bukanlah titik terendahnya.

“Keraguan ini buat market kripto jadi stagnan. Karenanya, market membutuhkan beberapa katalis baru untuk keluar dari kelesuan ini dan kemungkinan masih butuh waktu untuk market bullish,” pungkas Afid.

ilustrasi membeli bitcoin
Ilustrasi Bitcoin.

Baca juga: Persib Luncurkan Fan Token Kripto Ikuti Jejak AC Milan dan Barcelona FC

Nasib Token Kripto LUNA 2.0 di Indonesia

Pembahasan soal token aset kripto LUNA 2.0 (LUNA) masih terus ramai diperbincangkan. Afid menjelaskan saat ini token jaringan baru Terra, yakni LUNA belum bisa diperdagangkan di Indonesia, karena belum memiliki lisensi dari Bappebti. Oleh karenanya, airdrop sebagai kompensasi bagi investor yang terkena dampak dari keruntuhan jaringan Terra lama belum bisa direalisasikan.

“Airdrop LUNA akan dikirim ke alamat wallet terakhir di yang memiliki LUNC di Tokocrypto. Merekan berhak mendapatkan airdrop, tetapi kita masih dalam kajian untuk LUNA, kalo kita sudah listing LUNA bisa langsung diterima,” jelas Afid.

Melihat perkembangan yang ada saat ini, Afid mengatakan airdrop LUNA 2.0 belum bisa dilakukan di wallet akun Tokocrypto, karena aset kripto tersebut belum terdaftar di Bappebti. LUNA 2.0 masih menjalani pengkajian untuk memenuhi due diligence sebagai aset kripto terdaftar sesuai dengan Peraturan Bappebti No. 7 Tahun 2020 Tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Dapat Diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto.

Untuk pembahasan mengenai perdagangan aset kripto LUNA 2.0 di Indonesia bisa simak di artikel TokoNews di link ini.

Baca juga: Bitcoin Kembali ke Harga $ 31 Ribu, Hati-hati False Breakout

Advertisement

Popular