Business
Berkilauan atau Redup? Melihat Update Pengembangan Rupiah Digital
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, telah mengumumkan perkembangan terbaru terkait Central Bank Digital Currency (CBDC) proyek Garuda yang juga dikenal sebagai Rupiah Digital.
Pada sebuah konferensi pers, Rabu (2/8), Perry mengungkapkan bahwa Bank Indonesia telah menerima berbagai saran dari pelaku industri terkait Rupiah Digital pada tanggal 15 Juli 2023. Saat ini, pihak Bank Indonesia sedang melakukan kajian mendalam terhadap saran-saran tersebut.
“Dalam rangka pematangan konsep Central Bank Digital Currency (CBDC), kami baru-baru ini menerima masukan dari industri pada bulan Juli yang lalu. Kami di Bank Indonesia saat ini tengah melaksanakan tahap evaluasi dan penyesuaian,” kata Perry dalam konferensi pers di Gedung Radius Prawiro, Jakarta Pusat, pada hari Rabu (2/8).
Perry mengungkapkan, Bank Indonesia sebagai pihak yang mengembangkan Rupiah Digital hingga kini pihaknya masih menyiapkan proof of concept atau desain awalnya. Adapun dalam persiapannya, Gubernur Bank Indonesia menyoroti rencana pengembangan CBDC di Indonesia ke depan, mulai dari struktur, model bisnis hingga teknologinya.
Masukan dari Industri
Baca juga: PayPal Meluncurkan Stablecoin PYUSD untuk Pembayaran dan Transfer
Proyek Garuda, yang merupakan inisiatif dari Bank Indonesia (BI) dalam mengembangkan Rupiah Digital, telah berhasil menarik perhatian berbagai pihak sejak diumumkan. D3 Labs, sebuah perusahaan yang menghadirkan solusi berbasis teknologi blockchain, bekerja sama erat dengan Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) untuk memberikan kontribusi signifikan pada tahap awal pengembangan Rupiah Digital.
Bank Indonesia telah membuka kesempatan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan pandangan mengenai Consultative Paper (CP) guna mengkaji serta menyempurnakan perancangan pengembangan Rupiah Digital. Dalam CP tersebut, aspek dampak penerbitan Rupiah Digital terhadap sistem pembayaran, stabilitas keuangan, dan kebijakan moneter juga dibahas secara rinci.
Ketua Asosiasi Blockchain Indonesia, Asih Karnengsih, menjelaskan bahwa sejak diperkenalkan pada Januari 2023, Dokumen Konsultasi dari Bank Indonesia telah membuka pintu partisipasi bagi industri blockchain di Indonesia untuk turut serta dalam fase perencanaan awal pengembangan Rupiah Digital. A-B-I dan anggotanya, termasuk D3 Labs, telah bekerja keras untuk memberikan rekomendasi yang berfokus pada efisiensi dan manfaat bagi masyarakat Indonesia.
“Inisiatif ini tidak hanya mengenai teknologi semata, tetapi juga mengenai bagaimana teknologi tersebut dapat diintegrasikan dengan kebutuhan nyata masyarakat Indonesia. Kami memahami pentingnya kolaborasi. Dengan sinergi yang terjalin di antara pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat, kami optimis bahwa pengembangan Rupiah Digital dapat menciptakan solusi yang ideal untuk masa depan,” kata Asih.
Dukungan D3 Labs
Tigran Adiwirya, COO D3 Labs, menyoroti pentingnya partisipasi aktif para pelaku industri dalam mengembangkan Rupiah Digital. Ini menjadi peluang berharga untuk mempercepat pertumbuhan ekosistem blockchain di Indonesia. Selain itu, penerbitan CBDC ini akan memberikan manfaat luas kepada seluruh lapisan masyarakat karena mendorong inklusivitas di sektor keuangan.
“Pengembangan Rupiah Digital diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan transaksi. Teknologi blockchain mampu mendukung inklusi keuangan bagi masyarakat serta memastikan akses yang luas terhadap CBDC tanpa hambatan bagi individu maupun bisnis dalam melakukan transaksi keuangan,” ujar Tigran.
Baca juga: 5 Faktor yang Dapat Mengirim Harga Shiba Inu ke US$ 0,01
Dalam memperkenalkan Rupiah Digital, Tigran menyoroti pentingnya memitigasi risiko-risiko yang mungkin muncul selama proses pengeluaran dan penarikan. Bagaimana menjaga stabilitas keuangan dan menghindari risiko yang dapat diantisipasi?
Mengokohkan Stabilitas Keuangan
Salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan oleh Bank Indonesia adalah menerapkan desain fitur khusus, seperti pembatasan kepemilikan individu terhadap CBDC dan sistem insentif berjenjang, sebagai alat untuk melindungi stabilitas keuangan.
“Dengan pembatasan maksimal kepemilikan CBDC oleh individu, BI dapat menghindari akumulasi berlebihan oleh pihak-pihak tertentu yang berpotensi memicu kepanikan dan penarikan dana besar-besaran. Sementara itu, sistem insentif berjenjang dapat memberikan motivasi bagi pemegang CBDC untuk menjaga stabilitas serta mengurangi potensi penarikan masif yang dapat mengganggu keseluruhan sistem keuangan. Melalui pendekatan ini, BI berupaya menciptakan lingkungan aman dan stabil bagi penggunaan CBDC, sambil mengurangi risiko-risiko yang mungkin timbul dalam ekonomi,” paparnya.
Dengan memperkenalkan Rupiah Digital dengan bijaksana dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, Bank Indonesia dapat menciptakan sistem yang aman, stabil, dan memberi keyakinan kepada masyarakat. Diharapkan dapat menjadi sarana transaksi inovatif dan nyaman bagi semua lapisan masyarakat.
Sebagai kesimpulan, kolaborasi antara D3 Labs, A-B-I, dan seluruh pemangku kepentingan dalam industri blockchain diharapkan akan memperkuat pengembangan Rupiah Digital serta menghasilkan ekosistem yang unggul di Indonesia. Dengan mengintegrasikan teknologi blockchain dengan kebutuhan masyarakat, inisiatif ini berpotensi menciptakan solusi finansial masa depan yang inovatif, efisien, inklusif, dan kompetitif.
-
Academy2 days ago
Apa itu Magic Eden (ME)? Panduan Pemula untuk Airdrop ME Token
-
Altcoin News3 days ago
Harga Pepe Coin Meroket! Whale Borong, Apa yang Sedang Terjadi?
-
Altcoin News1 day ago
4 Kripto yang Harus Dipegang Sebelum Ethereum Memulai Altseason
-
Altcoin News2 days ago
Stablecoin Ripple RLUSD Disetujui Pemerintah, Harga XRP Melonjak