Altcoin News
Menebak Sikap Presiden AS Joe Biden Terkait Cryptocurrency
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden dikabarkan sedang mempertimbangkan perintah eksekutif untuk agen federal yang mengharuskan mereka mempelajari industri kripto dan membuat rekomendasi tentang pengawasan cryptocurrency.
Tidak mengherankan bahwa pemerintah AS sekarang memberikan perhatian khusus terhadap kripto. Sikap terhadap mata uang digital seperti Bitcoin di seluruh dunia sangat bervariasi, mulai dari kecurigaan langsung, larangan penambangan kripto di China, hingga negara seperti El Salvador yang menambahkan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.
Meskipun El Salvador masih menggunakan dolar AS, Bitcoin juga digunakan di sana. Bahkan, El Salvador sedang merencanakan cara untuk menambang Bitcoin menggunakan energi dari sumber vulkanik.
Perintah eksekutif dari Presiden Biden itu nantinya akan mencakup Departemen Keuangan, Departemen Perdagangan, Lembaga Sains dan Badan Keamanan Nasional. Selain itu juga meminta agensi untuk mempelajari berbagai macam aspek industri dan memperjelas tanggung jawab yang dimiliki berkaitan dengan industri kripto dan blockchain.
Baca juga: Nasib Tether Usai Didenda 41 Juta Dolar AS oleh CFTC
Potensi kripto di Amerika Serikat
Untuk Amerika Serikat, cryptocurrency seperti Bitcoin, Ethereum, dan mata uang kripto lainnya berpotensi untuk penggunaan ilegal, dan memperdagangkan untuk menghindari kewajiban pajak. Pada tahun 2020, Departemen Keuangan AS mengusulkan aturan baru untuk transaksi kripto, bahwa transfer senilai lebih dari $10.000 wajib hukumnya untuk dilaporkan ke IRS.
Departemen Keuangan AS juga mengatakan bahwa cryptocurrency sudah menimbulkan masalah yang signifikan dengan kemungkinan aktivitas ilegal yang semakin meluas, termasuk penghindaran pajak. Hal ini terjadi karena keuntungan dalam koin seperti Bitcoin akan secara efektif dihitung sebagai pendapatan dan harus dilaporkan pada pengembalian pajak individu atau perusahaan.
Kantor Pengawas Keuangan Mata Uang (OCC), Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) dan Federal Reserve, tiga regulator bank federal telah membentuk “ Sprint Team ” untuk mengoordinasikan gugus tugas mereka terkait kripto pada awal tahun ini.
Baca juga: Bank Spanyol Tertarik Tawarkan Aset Kripto ke Nasabahnya
Gugus tugas yang bekerja untuk Presiden AS Biden juga akan mempertimbangkan laporan yang merekomendasikan Kongres memberlakukan undang-undang dalam membuat peraturan khusus untuk penerbit stablecoin, agar memperlakukan entitas ini sama seperti bank. Federal Reserve dan Bank Sentral AS juga akan merilis laporan tentang stablecoin dan token aset digital yang nilainya dipatok ke aset lain, seperti dolar AS dan mata uang digital bank sentral (CBDC).
Sementara itu, Bank Sentral Eropa mengkonfirmasi awal tahun ini bahwa mereka sedang menjajaki kemungkinan mata uang ‘euro digital‘ sendiri. Mata uang virtual lintas batas yang didasarkan pada klaim langsung terhadap bank sentral itu sendiri. European Central Bank (ECB) menekankan, dengan tujuan meyakinkan pengguna bahwa dana tersebut tidak akan keluar dari pasar.
Penambangan Bitcoin yang Semakin Masif
Saat ini Amerika Serikat menjadi negara penambang Bitcoin terbesar di dunia setelah China melakukan pelarangan terhadap penggunaan Kripto di negaranya.
Pada akhir Agustus 2021, Amerika Serikat sudah menyumbang 35,4 persen tingkat hash global, ukuran kekuatan komputasi yang digunakan untuk menambang mata uang kripto. Menurut sebuah studi oleh Cambridge Center for Alternative Finance hasil tersebut lebih dari dua kali lipat aktivitas yang tercatat sejak bulan April 2021.
Baca juga: Mengenal Cryzen, Platform Trading Kripto yang Bawa Cuan
Lonjakan pangsa kripto di Amerika Serikat telah didorong oleh langkah China yang melakukan pengetatan aturan cryptocurrency guna mengendalikan risiko keuangan. Pada awal Bitcoin diluncurkan tahun 2009, negara Asia adalah basis utama bagi para penambang terbesar yang memanfaatkan listrik murah dari pembangkit listrik tenaga batu bara dan air.
Ada kemungkinan besar bahwa penambangan Bitcoin rahasia masih dilakukan di China, tetapi dialihkan melalui jaringan pribadi virtual yang membuat komputer seolah-olah beroperasi di negara lain. Peningkatan terbaru dalam tingkat hash di Irlandia dan Jerman kemungkinan merupakan hasil dari penambang yang menggunakan VPN atau server proxy.
Di Kazakhstan, tingkat hash sudah mencapai 18,1% pada Agustus 2021, naik dari 8,2% sejak April 2021, sementara di Negara Rusia tumbuh menjadi 11%, dari 6,8% pada periode yang sama.
-
Event8 hours ago
Event Tokocrypto Minggu Ini
-
Bitcoin News4 days ago
Tren Bitcoin 2-6 Desember 2024: Mari Kita TP-TP Lagi By Hoteliercrypto
-
Bitcoin News6 days ago
Mengapa Harga Bitcoin Turun 4% Menjelang $100.000? Prediksi Harga Bitcoin Hari Ini
-
Market7 days ago
Prediksi Kripto Pekan Ini: Aset Berpotensi Melesat