Connect with us

Market

Suku Bunga The Fed Bakal Naik Lagi Sebelum 2023 Berakhir, Nasib BTC?

Published

on

Ilustrasi data inflasi dan Bitcoin. Sumber: Securities.io.

The Fed dilaporkan kembali pertimbangkan kenaikan suku bunga kembali sebelum 2023 berakhir. Hal ini dipicu setelah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengadakan pertemuan pada Rabu (11/10),untuk meninjau angka inflasi karena data PPI AS lebih tinggi dari perkiraan.

Keinginan The Fed ini memberikan sinyal peringatan untuk aset-aset berisiko tinggi, seperti Bitcoin (BTC) dan pasar kripto yang lebih luas bakal berada di bawah tekanan jual lebih lanjut.

FOMC Pertimbangkan Kenaikan Suku Bunga

Sesuai laporan, pejabat Fed sedang mempertimbangkan kenaikan suku bunga satu kali lagi sebelum akhir tahun. Meskipun ada beberapa pendapat yang bertentangan, semua anggota dengan suara bulat sepakat mengenai pentingnya mempertahankan kenaikan suku bunga sampai bukti substansial membuktikan kembalinya inflasi ke tingkat tahunan yang diinginkan sebesar 2%.

Ringkasan pertemuan kebijakan bulan September berbunyi: “Mayoritas peserta menilai bahwa satu kali kenaikan lagi dalam target suku bunga dana federal pada pertemuan mendatang kemungkinan akan tepat, sementara beberapa pihak menilai kemungkinan kenaikan lebih lanjut tidak diperlukan.”

Ilustrasi Bank Sentral AS, The Fed. Foto: Shutterstock.
Ilustrasi Bank Sentral AS, The Fed. Foto: Shutterstock.

Baca juga: Standard Charted Ramal Ethereum Capai Rp 125 Juta pada Tahun 2026

Keputusan pengetatan moneter lebih lanjut dapat memberikan tekanan pada ekuitas dan pasar kripto. Pada hari Kamis (12/10), Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis lebih banyak data Indeks Harga Konsumen (CPI) yang akan memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai tindakan The Fed di masa depan.

Pasar kripto yang lebih luas berada di bawah tekanan dengan harga Bitcoin merosot di bawah US$ 27.000. Pada saat berita ini dimuat, Bitcoin diperdagangkan turun 1,07% dengan harga US$ 26.828 dengan kapitalisasi pasar US$ 523 miliar.

Harga Bitcoin Lesu

Dilaporkan Coingape, Santiment, sebuah platform analitik on-chain, menyatakan bahwa meningkatnya jumlah kontrak berjangka dan opsi Bitcoin yang beredar mungkin menjadi faktor dalam kinerja pasar kripto yang relatif lesu di bulan Oktober.

Advertisement

Secara historis, ketika open interest Bitcoin melampaui US$ 7 miliar, hal ini sering kali menandakan tingkat keserakahan investor. Saat ini, tingkat bunga terbuka berada di US$ 6,19 miliar.

Baca juga: Daftar 28 Altcoin yang Lakukan Token Unlock Pekan Ini

Menurut analis kripto yang dikenal sebagai Altcoin Sherpa, kondisi Bitcoin saat ini menyerupai periode yang ditandai dengan volatilitas yang signifikan, tanpa adanya terobosan yang jelas.

Analis tersebut membandingkan dengan tahun 2019, ketika harga Bitcoin menunjukkan fluktuasi, bergerak di atas dan di bawah EMA 200 hari, disertai dengan lonjakan harga yang sporadis. Altcoin Sherpa mengantisipasi bahwa masa-masa menarik akan tiba pada tahun 2024-2025 dan menyarankan untuk bertahan hingga saat itu.

Semua perhatian akan tertuju pada data makro menjelang minggu ini yang dapat memberikan kejelasan lebih baik ke depannya.


Pastikan kamu hanya melakukan investasi dan trading kripto di platform terpercaya, seperti Tokocrypto. Dengan berbagai fitur yang mumpuni serta ekosistem yang luas, trading kripto jadi lebih mudah.

DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apa pun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas berisiko tinggi.

Advertisement

Popular